Image default
Buku Kejawen Peristiwa

Martabat Tujuh

Firman Allah Surat Al Muminu-n ayat17:

Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). Dan Aku tidaklah lengah terhadap ciptaan (Ku).

Ilmu tarekat menerangkan bahwa ketujuh alam itu adalah:

1. Alam Ahadiat,
2. Alam Wahdat,
3. Alam Wahidat,
4. Alam Arwah,
5. Alam Ajsam,
6. Alam Misal dan
7. Alam Insan Kamil.

 

Terbukti bahwa dunia ini diisi dengan Tujuh Hari, hakikatnya yaitu alam yang di atas, tegasnya alam yang tujuh itu adalah perjalanan “Allah-Muhammad-Adam”. Oleh sebab itu wajib diketahui oleh kita.
Bila kita ingin menelusuri jalan kembali ke Asal, sedangkan kita tidak mengetahui dari sekarang jalan-jalannya dan barang-barangnya, pasti kita akan tersesat, tidak akan bisa kembali lagi ke Asal. Karena kita tidak menemui lagi jalan ketika kita turun dari Ahirat ke Alam Dunia.

Tingkat I – Alam Ahadiat

Alam ini adalah alam sebelum Allah SWT menciptakan alam semesta, atau arasy, kursi, bumi dan langit, surga dan neraka. Disebut alam “Sajatining Suwung” (Kesunyian Sejati).

Martabat Yang Maha Suci, Dzat laesa kamislihi, Dzat yang tiada umpamanya.
Pada alam inilah timbulnya kalimat “ashadu” atau “tasdied”.

Dari manakah timbulnya “ashadu” ini, dan apa yang menjadikan kalimat tersebut dan apa maksudnya?

Maka seperti apakah sehingga tiada umpamanya?
Apakah karena Maha Kuasa?
Atau karena Maha Agung?
Atau karena Maha Esa?

Jika karena Maha Kuasa, sedangkan pada masa itu belum ada ciptaan-Nya, karena yang disebut Kuasa itu harus ada bukti dahulu ciptaannya, sedangkan di Alam Ahadiat itu jangankan manusia, Ahirat dan Dunia pun belum ada.

Jika karena Maha Agung, sedangkan pada masa itu belum ada yang hina di Alam Ahadiat tadi, ada sebutan Agung bila sesudah ada yang dihinakan.
Jika karena Maha Esa, sedangkan pada masa itu cuma ada satu, sedangkan ada satu itu setelah ada yang banyak.

Bagaimana pengertiannya?
Dalil Dzat laesa kamislihi berlaku?

Beginilah, jika setuju, sebabnya Alam Ahadiat disebut alam Dzat laesa kamislihi artinya dzat yang tiada umpamanya, karena terlalu Suci, artinya bersih tidak ada sifat-sifat-Nya begitu pula nama-Nya.

 

Maka akan diumpamakan dengan apa jika tidak ada sifatnya?

Firman Allah Surat Al Qashash ayat 75:
Dan Aku datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Aku berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.

Maka disaksikan pula oleh dalil yang Maha Suci yaitu billa haefin, artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak gelap tidak pula terang. Billa makanin, artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah. Begitulah keterangannya.

Tidak dapat ditunjukan di mana adanya, karena terburu oleh tidak dan bukan. Karena terhalang oleh bukti.

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan daripada-Nya, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan daripada-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Q.S. Ali Imra-n, 3:18]

 

Apa sebabnya Allah menciptakan Alam Ahadiat?

Karena sifat Allah yang pemurah dan penyayang, Rahman dan Rahim. Sifat Rahman dan Rahim hanya dapat dinyatakan dengan AMAL, amal itu adalah GERAKAN/PERBUATAN.

Manusia baru bisa disebut mempunyai sifat MURAH bila ia mau memberi dengan hati yang rela dan ikhlas.

Memberi dalam artian “memberikan hak sendiri terhadap sesuatu hal yang dimilikinya untuk menjadi milik yang menerima”.
Melepaskan hak terhadap sesuatu hal merupakan “amal lahir dan batin”, karena hal yang demikian mengandung gerakan untuk menyampaikan atau melahirkan sesuatu hal dengan rela (lahir) dan ikhlas (batin).

Manusia baru disebut mempunyai sifat KASIH-SAYANG seumpamanya ia mencari dan memelihara hubungan erat dengan “kekasihnya”.

Mencari dan memelihara HUBUNGAN (TALI) berarti juga AMAL yang memerlukan suatu gerakan.
Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya dimohonkan bergerak untuk mencipta. Alam yang semula kosong dan gelap-gulita, pada suatu saat memperlihatkan suatu cahaya bulat yang bersinar, dari sana menjelma menjadi semesta alam, di mana secara bertahap diisi dengan “perhiasan-Nya”.
Surat Ya-si-n ayat 82 berbunyi:
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Allah menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
“Jadilah!” maka terjadilah ia.

Tingkat II – Alam Wahdat
——————————————
Alam ketika segala sesuatu belum terjadi dan belum menjadi wujud. Ibaratnya sebuah pohon di mana akar, daun, batang, bunga dan buahnya masih berada dalam sebuah biji.

Martabat Sifat-Nya Yang Maha Suci, jadi di Alam Wahdat yang Dzat laesa kamislihi tadi menjadi Dzat Sifat, rupanya Terang Benderang, yaitu yang disebut Johar Awal. Johar artinya Terang, Awal artinya Pertama, artinya yang Terdahulu Ada sebelum Bumi dan Langit apalagi manusia ada.

Johar Awal inilah yang disebut Hakekat Muhammad. Johar awal itu adalah Nur, Cahaya Yang Maha Suci, para Wali menyebutnya Segara Kehidupan atau Sajatining Sahadat (Sahadat Sejati), karena terpadunya antara Dzat dan Sifat atau Allah dan Muhammad pada Hakikatnya. Alam ini oleh sebagian ahli Tarekat disebut SAJATINING KUBUR, atau KUBUR SAJATI.

Menurut bahasan ulama terkenal Ibn Al-‘Arabi dalam kitab “Futuha”, halaman 151-155 menerangkan demikian:
Meanifestasi Tuhan yang pertama adalah berupa awan (embun) atau al-‘ama alhaba, yang digambarkan juga sebagai “nafas Tuhan”, yang ada pada pangkuan-Nya, sebelum ada apa-apa yang dijadikan. Awan tersebut belum nyata atau menjadi wujud, tapi juga tidak bisa “tidak ada”, jadi suasana dari kemungkinan untuk ada.

Awan ini dianggap sebagai unsur NEGATIF ketika Tuhan melaksanakan ciptaan-Nya, sedangkan Nur Ilahi yang bersinar itu adalah unsur POSITIF. Oleh karena ada persenyawaan antara unsur Negatif dan unsur Positif, maka jadilah semua kenyataan yang mengisi seluruh alam semesta”
Sebanyak-banyaknya jenis bentuk (wujud) yang tampak, tidak dapat digambarkan oleh ungkapan bahasa, segala suatu asalnya SATU, yanitu DZAT ALLAH.

Pada Surat Lukman ayat 27 diterangkan demikian:
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Jangankan yang sudah menjadi wujud, yang belum jadi pun, yang masih berada di alam angan-angan, alam cita-cita manusia, Allah pasti mengetahuinya.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Allah berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al Baqarah, 2:29)
Angan-angan ini pasti keketahui Allah SWT, angan-angan ini disebut angan-angan abadi yang berada di Alam Wahdat, diketahui-Nya selama berabad-abad sebelum keluar menjadi kenyataan. Angan-angan ini adalah SARI daripada kenyataan, atau disebut juga SIR.

Tiada satu hal pun yang lepas dan bebas dari hadirat Ilahi, tidak ada satupun yang lolos dari pengaruh-Nya atau berada di luar pengaruh-Nya, baik yang sudah tercipta maupun yang belum.

Semua kejadian terjadi dari pada angan-angan, oleh sebab itu angan-angan tadi dianggap seperti KENYATAAN SEJATI, semua gambaran yang berada dalam angan-angan disebut A’jan Tabita atau sari-pati yang pasti.

Surat Al An’am ayat 59 berbunyi demikian:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah sendiri, dan Allah mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).

 

Kitab Centini menerangkan alam angan-angan demikian:
“Tuhan itu seperti Ki Dalang, bersembunyi di dalam kegaibanhairat-Nya. Dia menggerakan tanpa wayang, ceritranya selesai pada saatnya pagelaran wayang akan dimulai. Ki Dalang menerima upahnya sebelum ada undangan pada saat keadaan sepi, kosong terdengarnya suara gamelan diikuti oleh kegaduhan”

Keterangan dari paradoks-paradoks di atas demikian:
Sebelum alam semesta beserta isinya diciptakan, Allah sudah mengatur segala sesuatunya dalam “Intelek-Nya” (Lohmahfuz), semua cerita dan lakon sudah disusun rapih, semua sudah digelarkan sebelum wayang datang, semua sudah dikisahkan sebelum manusia berada di alam dunia.
” dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).”
Pada tempat yang begitu sepi dan kosong, belum ada manifestasi materi, yang bisa tersaksi adalah kegaduhan alam angan-angan, kesibukan yang sama kenyataannya dengan di dunia.

Dan begitu wayang nampak di jagad raya, maka cerita dan lakonnya yang akan digelar di alam angan-angan tadi TIDAK BISA DIRUBAH.
Angan-angan Allah dapat menjelma dengan keadaan menurut dua jalan, langsung dan tidak langsung.

Surat Al Baqarah ayat 255:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Keadaan-keadaan yang jadi dengan tidak langsung dari angan-angan dan nantinya jadi kenyataan yaitu semua keadaan yang dicipta oleh manusia.
Sebelum ciptaan manusia dibentuk dan menjelma seperti kenyataan, maka ciptaan-ciptaan itu merupakan angan-angan yang bersembunyi di dalam alam angan-angan.

Angan-angan yang cocok dan seimbang dengan kehendaknya, diterima oleh “pancaindera batin” manusia, dan setelah meliwati BUDHI masuk ke Pusat AKAL yang akhirnya menjadi anasir PIKIRAN, dan ditambahkan kepada anasir-anasir pikiran yang terjadi dari tangkapan “pancaindra-lahir”, dengan demikian manusia menciptakan sesuatu hal.

Jelasnya, LOGIKA yang formil, proses berpikir itu tunduk kepada hukum-hukum pikir, antara lain:
a. hukum persamaan,
b. hukum perlawanan,
c. hukum dasar mencukupi.

Seandainya kita menganalisa proses berpikir yang paling sederhana, misalnya kita melihat sebuah KURSI, maka kursi tadi menjadi obyek pemikiran kita.
GAMBAR KURSI setelah meliwati penglihatan mata, masuk ke “pusat penglihatan”, baru kita dapat melihat kursi dimaksud.
KURSI yang “sebenarnya” dan “GAMBAR KURSI” di dalam “pusat penglihatan” – otak merupakan DUA KENYATAAN yang sangat berbeda.
KURSI yang disaksikan kita, yang dibuat dari kayu dan GAMBAR KURSI yang ada di dalam otak, disusun dari DAYA ELEKTRIK HIDUP (bio-electron).
KURSI yang sebenarnya tersaksi oleh kita, terlihat dan bisa diraba, dengan GAMBAR KURSI yang ada di dalam otak adalah DUA KENYATAAN yang bertentangan, yang pertama berupa benda (materi, konkrit) dan yang kedua merupakan ruh (abstract).

Oleh karena itu proses berpikir ini tunduk kepada “hukum perlawanan”.
GAMBAR KURSI yang di dalam otak tadi, pada saatnya akan masuk ke dalam alat-pikir kita yang sifatnya adalah Batin, yaitu BUDHI (ratio), seperti juga “daya elektris hidup” (bio-electron) yang terdiri dari elektron-elektron bebas.
BUDHI yaitu alat-berpikir kita yang metaphisis (di atas tenaga akal), karenanya ke-beradaanya pun di alam metaphisis, di antaranya alam angan-angan yang terdiri dari electron-electron bebas dan menjadi ANGAN-ANGAN ALLAH.
KURSI yang dibuat dari kayu, SEBELUM dibikin oleh tukang kau, yang memiliki niat membuat kursi, lebih dahulu mempunyai ide (ANGAN-ANGAN), dari hal kursi yang akan dibuat olehnya, baik dari mulai kayunya, modelnya, warnanya dan sebagainya,
Oleh karena manusia menerima ANGAN-ANGAN dari Alam Angan-angan, maka yang dimaksud itu memiliki GAMBAR di dalam Alam Angan-angan.
Jadi Gambar Kursi yang memasuki otak terus menuju Budhi, bertemu dengan GAMBARNYA SENDIRI di Alam Angan-angan yang tida berbeda di dalam HAKEKATNYA: KEDUANYA terdiri dari electron-electron hidup. Dalam hal ini pemikiran kita tunduk kepada “hukum persamaan”.
Tetapi sebelum “hukum persamaan” ini berjumpa dengan ISBAT-nya ketika berjumpa antara pemikiran mengenai Gambar Kursi dan Angan-angan dari hal Kursi, masih dalam Alam Angan-angan, harus terlebih dahulu ada DASAR yang melengkapi, yaitu persesuaian antara Gambar Kursi dalam Budhi dengan Gambar Kursi di Alam Angan-angan. Untuk saling mendekatkan yang akhirnya akan “mahabbah” (awor) kedua-duanya menjadi SATU, menurut hukum resonansi, karena hakekatnya sama benarnya. Pemikiran ini tunduk kepada hukum-dasar-mencukupi.

Kursi yang dibuat dari kayu dan dihadapi oleh kita, untuk kita merupakan suatu HAL atau THESE.
Setelah Kursi ini di dalam otak kita menjadi Gambar Kursi, maka Gambar Kursi ini berlawanan sekali pada HAKEKATNYA dengan kursi yang dihadapi. Perbedaan ini disebut ANTITHESE.
Baru setelah Gambar Kursi masuk kedalam Budhi maka berlaku “hukum persamaan” dengan Angan-angan kita. Mengenai kursi yang ada dalam Alam Angan-angan dan Gambar Kursi timbul persesuaian maka disebut SYNTHESE.
Demikianlah sedikit uraian mengenai Alam Wahdat atau Alam Angan-angan dari sudut pandang LOGIKA.

Tingkat III – Alam Wahidiat
——————————————–
Martabat Asma Yang Maha Suci, kejadian dari Johar Awal dan Alam Wahdat tadi maka timbullah cahaya dan menjelma menjadi empat sinar, yaitu:

1. Narun Warna Merah
2. Hawaun Warna Kuning
3. Maun Warna Putih
4. Turobun Warna Hitam

Jadi keempat sinar itu yang disebut NUR MUHAMMAD, sedangkan Muhammadnya adalah Johar Awal, benda Nur Muhammad Cahaya Empat itu disebunya Hakekat Adam, yaitu Asma Yang Maha Suci.

• Cahaya Merah menjadi Hakekat Lafadz Alif.
• Cahaya Kuning jadi Hakekat Lafadz Lam awal.
• Cahaya Putih menjadi Hakekat Lafadz Lam ahir.
• Cahaya Hitam menjadi Hakekat Lafadz Ha.
• Johar Awal menjadi hakekat Lafads Tasdid.

Sariatnya menjadi simbolisasi lafadz ALLAH, jadi Sinar (Cahaya) tadi yang menjadikan bibit terbentuknya tujuh Bumi tujuh Langit dengan segala isinya, begitu pula Agama berasal dari situ. Alam ini disebut juga Alam Tunggal Sejati, atau Sajatining Tunggal.

Surat Al Baqarah ayat 117:
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Allah berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Allah hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia.

Di atas dinyatakan bahwa Nur Muhammad terdiri dari empat sinar Merah, Kuning, Putih dan hitam. Bagaimana menurut Ilmu Tarekat hubungannya dengan gerakan Shalat.

a. Merah – unsur api. Zat pembakar yang mempunyai rasa panas, wataknya selalu menuju ke atas, tidak ada puncak api yang menuju ke bawah. Warna merah malambangkan nafsu Amarah, tidak mau diungguli, selalu tegak. Simbol hurufnya adalah “Alif”, dalam pelaksanaan sholat adalah “Takbiratul Ikhram”

b. Kuning – unsur angin. Unsur kimia N (nitrogen). Tabiat angin adalah berkelok-kelok dan halus. Sinar kuning melambangkan nafsu Sufiah, berdomisili pada mata. Manusia yang terpengaruhi oleh nafsu ini tidak memiliki pendirian, mudah terpengaruh oleh ceritera orang lain. Simbol hurufnya adalam LAM awal, pada gerakan shalat adalah gerakan “ruku”.

c. Putih – unsur air. Inilah unsur kimia H (hydrogen). Tabiatnya dingin, wataknya ingin selalu menuju tempat yang rendah. Warna putih melambangkan nafsu Lauwamah yang berdomisili pada lidah. Bila manusia terpengaruh oleh nafsu ini tidak ingin berhenti berbicara. Simbol hurufnya adalah LAM akhir, pada gerakan shalat adalah “sujud”.

d. Hitam – unsur bumi. Menurut ilmu pengetahuan adalah zat arang atau carbon (C), tabiatnya “diam”. Wataknya kekal dan kokoh. Warna hitam melambangkan nafsu Muthmainah yang membawa kepada kesabaran dan keagamaan. Berdomisili pada hati. Manusia yang terpengaruh oleh nafsu ini tidak banyak berbicara, banyak diam. Simbol hurufnya adalah HA, pada gerakan shalat adalah sikap “Tuma’ninah”.

Pada Alam inilah mulai timbulnya kalimah MUHAMMAD, yang mempunyai arti YANG TERPUJI, pada Alam Wahidat di mana terciptanya BUMI, LANGIT, MATAHARI, BULAN DAN BINTANG-BINTANG beserta segala isinya.
Siapakah yang dapat meniru membuat seperti alam semesta tadi? Apakah penciptaan itu adalah YANG TERPUJI? Yang penjelmaannya karena mempunyai sifat RAHMAN dan RAHIM.

Pada Alam ini pula terciptanya agama yaitu:
1. Keberadaan Sahadat yaitu karena adanya Johar Awal.
2. Keberadaan Shalat yaitu karena adanya Sinar Merah.
3. Adanya Zakat yaitu karena adanya Sinar Kuning.
4. Adanya Puasa yaitu karena adanya Sinar Putih.
5. Adanya Ibadah Haji yaitu karena adanya Sinar Hitam.

Jelaslah bahwa semua berasal dari Asma Allah, Hakekatnya Nur Muhammad dengan Empat Sinar, kelima Johar Awal.

SHALAT LAMBANG WUJUD MANUSIA
Sesungguhnya sholat itu adalah wujud dari manusia yang sejati,gambarannya adalah sebagai berikut:

1. Yang menjadi Badannya manusia didalam Sholat adalah Niat
Segala amal perbuatan didahului dengan Niat,wujud dari niat tersebut berupa gerak dari badan/anggota tubuh manusia.Dan niat yang sebenarnya adalah INGAT dan mengingatkan kembali pada diri kita bahwa segala gerak tubuh dan nafas ini milik Allah,dan saatnya diri secara keseluruhan manunggal Rasa,manunggal rupa,manunggal wujud dan manunggal hidup dengan dzat yang Maha Tunggal.

2. Yang menjadi Aqalnya manusia didalam Sholat adalah Takbiratul Ihrom.
Didalam Takbir adalah ma’rifatnya seorang hamba dan sejatinya mengetahui dengan aqal dihati (Fuad) dan aqal dikepalanya bahwa hidup itu adalah Allah dan Muhammad adalah badan/gerak prilaku manusia.

3. Yang menjadi Kepalanya manusia didalam sholat adalah Doa Al-Fatihah
Maksudnya adalah sebagai pembuka dan syahnya perilaku badan memasuki alam kefanaan/mi’raj ,dengan menyatukan segala kehendak,rasa kepada kehendak dan rasa yang Tunggal,saat membaca surah Al- Fatihah, manusia mensyukuri nikmat karunia-Nya (ALHAMDULILLAHIRRABBIL’ALAMIIN) ,dimana saat pertama ruh masuk kejasad berawal dari kepala,sehingga menghidupkan anggota dari kepala yang meliputi aqal dan alat inderawi .
Kebaikan ataupun dosa,berawal dari rangsangan yang ada dikepala manusia meliputi aqal dan alat inderawinya,sehingga menimbulkan dampak perilaku pada anggota tubuh yang lainnya.

Verai Lain
Pemahaman Martabat 7

Di Alam Lahut
1)ZAT senata-mata belum tajalli nama Allah . ZAT MUTLAK < WAJIBAL UJUD> LAISAKAMISHLIHI SYAIUN. MAHA SUCI ZAT. WUJUD HAKIKI
( mertabat ketuhanan )
Di alam jabarut ( mertabat ketuhanan ) – Kenyataan Pertama ,
SIFAT BG ZATNYA juga dikenali :
1) Hakikat Muhammad/NUR Muhammad (bukan Nabi saw sbb belum zahir nabi di alam nyata)
2) Sifat tak bercerai dengan Zat.
3) A’yan Tsabitah .
(Martabat ketuhanan)
Di Alam malakut
ASMA” dan AF”AL bagi ZATNYA
1) hakikat Insan – kenytaan kedua .
(Martabat ketuhanan)
TIga martabat di atas belum ada masa, ruang , bentuk
____________________________________________________________
Di alam arwah…( mertabat kehambaan)
1) ruh quddus,rabbani(bg nabi saw ) Insan Kamil Wa Mukamil. bapak sekelian RUH.
2) Ruh Ammar Rabbi . Terbit sekelian Ruh para Nabi dan para mukmin
3) Tempat Tajalli 7 sifat maani dan 7 ma’nawiyyah Allah.
Jauhar – (perkara halus yang tidak boleh dikerat dan dibelah)
Perhimpunan segala Ruh belum ada perceraian.
Di alam misal
1) Alam warna – sini le mula pemecahan warna.. 7 warna
yang mana jadi manusia, yang mana jadi binatang,yang mana jadi jin , bla bla bla tu semua alam misalan, dimisalkan segala perkara
Mulanya perceraian tiap-tiap Ruh
Aradh (sifat makhluk yang baharu spt, kecil , putih , hitam, dll tidak boleh berdiri dengan sendirinya.
Di Alam Ajsam
1) dikumpulkan nafs nafs
2)Adam mula menamakan asma asma – Nama kita.
3)dan lahirlah zuriat zuriat bagi adam yang kemudiannya membuat lakon dimukabumi
Di Alam Insan
kemudian barulah dibalut dengan Hijab ke7, iaini alam Insan
Alam insan ni kita baruler pakai gene mak bapak kita
Tubuh Nabi Adam (bapak sekelian Tubuh)- Tanah Api Air Angin
Tubuh sekelian Nabi dan Aulia’ (para wali)
Tubuh Nabi Muhammad yg zahir – keinsanan Muhammad. Zahir Muhammad
Tubuh anak cucu Adam/Tubuh kita – Wazi (benih dari ibu) Mani(benih dari bapa) Maknikam (jadi nutfah – embryo)
Juz’iyah (Sesuatu yg berhubung-hubung spt kaki, tangan dan lain2)

Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 00.06 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Senin, 21 Maret 2016
Secara tertulis Alloh berdialog dgn kita dan secara tersirat Alloh hendak menyampaikan suatu Mukjizat KeagunganNYA

DALAM 7 SAP KUNDALINI CAKRA
3 tunggal alam pramono djati
Kekosongan dan.petunjuk Nya
DAN 9 PINTU NAGA YG ADA PADA DIRI KITA UTK DIKEMAS MENUJU SATU (1 )TUJUAN (7) al kahfi ayat 17

Kisah Ashabul Kahfi (أصحاب الكهف) merupakan suatu kisah benar mengenai 7 orang pemuda yang tertidur di dalam sebuah gua.

Di dalam Al-Quran, dari ayat 9 hingga 26; Surah Al-Kahfi, diceritakan kisah beberapa orang pemuda beriman yang telah melarikan diri ke sebuah gua dan bagaimana Allah سبحانه وتعالى tidurkan mereka selama 309 tahun.

Allah سبحانه وتعالى berfirman;

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا ﴿٩

“Adakah kamu menyangka (wahai Muhammad), bahwa kisah ‘Ashabul Kahfi’ (penghuni gua) dan ‘Ar-Raqiim’ termasuk antara tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?” (Surah Al-Kahfi; Ayat 9)

Dimanakah Terletaknya Gua Ashabul Kahfi…..???

Perkataan ‘Ar-Raqim’ juga disebut di dalam Al-Quran dan Ahli Tafsir menafsirkan ‘Ar-Raqim’ sebagai #nama_anjing dan ada menyatakannya sebagai batu bersurat.

Secara filosofi ini adalah letak dari 9 pintu naga yaitu lubang lubang pada indriya kita, makanya diletakkan pada ayat 9 sbg petunjuk yg nyata

Namun begitu berdasarkan ayat 17 surah al-Kahfi, dapat kita ketahui kedudukan sebenar pintu gua yang menjadi tempat persembunyian ketujuh-tujuh pemuda tersebut berada di #sebelah_utara.

Dan sebelah Utara adalah kedudukan Pusat tirtha Mikail yaitu sifat pembagi rejeki mulia.
Dan.dalam istilah lain adalah Wisnu
Air Kehidupan Suci Maul Hayat.
Dan
Mataharipun sbg pusat energy
Disampaikan juga
Matahari condong ke kanan adalah condong kepada martabat baik otak kanan intuisi ilahiyah….dan membenamkan atau mengendalikan keburukan dgn.tenggelam disebelah kiri……dan disinilah akan ada petunjuk yg nyata, dgn kodrat dan irodatnya

Firman Allah سبحانه وتعالى;

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّـهِۗ مَن يَهْدِ اللَّـهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا ﴿١٧

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya.” (Surah Al-Kahfi; Ayat 17)

Pengesahan keberimanan pemuda-pemuda ini dinyatakan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam firmanNya;

نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ﴿١٣

“Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar; Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka hidayah petunjuk.” (Surah Al-Kahfi; Ayat 13)

Ayat 13 satu mendapati tiga
Yaitu alam uluhiyah atau alam.pramono djati. Segitiga emas diri

Allah سبحانه وتعالى berfirman dan menceritakan peristiwa mereka berhujjah;

وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَن نَّدْعُوَ مِن دُونِهِ إِلَـٰهًاۖ لَّقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا ﴿١٤﴾ هَـٰؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ آلِهَةًۖ لَّوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِم بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍۖ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا ﴿١٥

“Dan Kami telah meneguhkan hati mereka sewaktu mereka berdiri (di hadapan raja) lalu mereka berkata (membentangkan dan menegaskan tauhid): “Tuhan kami adalah Tuhan (yang mencipta dan mentadbirkan) langit dan bumi; kami tidak sekali-kali akan menyembah Tuhan selain Dia, sesungguhnya jika kami menyembah yang lainnya bermakna kami memperkatakan dan mengakui sesuatu yang amat jauh dari kebenaran.
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah).
Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah سبحانه وتعالى?” (Surah Al-Kahfi; Ayat 14-15)

Gua petunjuk ada diayat 14 dan 15
Satu Empat dan Satu Lima
Satu empat = 5 ( 4 sanak 1 pancer)
Satu lima = 6 ( 5 warna 1 titik ) panembahan djati

309 thn
3 = tritunggal alam
Fana, baqo’, rohso
0 = laa ilaha ilallohi = kosong
9 = tertutupnya 9 lubang indria
Masukilah
Posisi Alam Uluhiyah = 3
Menuju Suwung = 0
Menutup pintu naga = 9
…inilah RAHSA adalah petunjuk
1 satu 7 tujuan
Menuju tauhid mengesahkan Alloh swt.secara transenden / spiritual

Dan penterjemahan ini adalah #KHUSUS_BAGI_DIRIKU_SAJA
YG SANGAT CINTA SEKONYONG KODER DGN SANG MAHA PENCIPTAKU…….
TANPA MENGAJAK YG LAIN

Martabat pengendalian 7 Nafsu dalam diriku pribadi utk menuju pembiasan derajat insan kamil
Biarlah aku sendiri menjadi anjing yg setia bagi Tuhanku Yg Mulia.

Aku tak mengajak siapapun…..!!!!
Aku hanya ingin menuju KemuliaanNya saja.
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 18.03 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Rabu, 09 Maret 2016
Makna Filosofis
Gerhana.Matahari
================
Tritunggal
Matahari, Bulan, Bumi
Sumber Cahaya adalah Matahari.
….

….
Matahari simbol Cahaya Tuhan
Bulan simbol Percikan Cahaya Nya
Bumi simbol Jasad Manusia
….
Jika kita ambil filosofi alam semesta, akan nampak bagaimana peran Tuhan dan posisiNya dalam diri kita masing-masing.

Kita ambil saja bahwa sosok matahari itu (sebagaimana karakternya yang bercahaya) adalah simbolisasi dari sosok Tuhan.

Sedangkan bulan adalah symbol utusanNya dan bumi adalah symbol jasad manusia yang gelap gulita.

Matahari dengan cahayanya dapat memberikan kehidupan dan sekaligus membinasakan.

Sedangkan bulan dapat memberikan penerangan ketika bumi gelap gulita karena “ditinggalkan” cahaya matahari pada saat malam.
Sosok bulan itu tidak bercahaya.

Ia seperti bercahaya karena mendapat pantulan cahaya matahari. Karena itu, cahaya bulan dapat disaksikan dan sekaligus penerang gelapnya bumi.

Ketika bulan berada pada garis lurus di antara matahari dan bumi itu bermakna bahwa sang Rasul telah lebur bersama Tuhan.

Sosok bulan tenggelam di dalam cahaya matahari menyebabkan bumi sebagai sosok manusia menjadi gelap gulita.

Sebagaimana simbolisasi Rasul di atas, bahwa kehadiran Tuhan dalam diri manusia merupakan gradasi cahayaNya sehingga membuat manusia menjadi hidup.

Rasul dijuluki juga sebagai Nurul Awwal (Cahaya pertama), al-Badru (purnama), Syamsyun (matahari), Nurun fauqa nuurin (Cahaya di atas cahaya), dll.

Selain sebagai bulan, cahaya Rasul juga disebut sebagai matahari karena cahayanya yang juga berasal dari matahari.

Jadi, ia dikatakan Rasul (Utusan Tuhan) karena cahayanya tidak berdiri sendiri, tetapi pantulan dari cahaya Tuhan.

Dengan demikian, Rasul itu adalah sebuah pantulan “wajah” Tuhan, alias cerminNya. Ia berada dalam diri manusia hingga detik ini.

Dalam makna ini, Rasul tidak pernah mengalami kematian sepanjang kehidupan manusia dan sepanjang Tuhan berkehendak untuk “melihat” DiriNya sendiri seperti bercermin.

Makna spiritual dari gerhana matahari adalah semacam panggilan Tuhan kepada UtusanNya.

Atau dalam makna lain merupakan naiknya spiritual manusia ke hadhirat Tuhan.

Dalam istilah spiritual sufi, peristiwa itu disebut dengan tajalli (Tuhan “turun”) di satu sisi, atau taraqqi (ruhani manusia naik) di sisi lain.

Tajalli dan taraqqi merupakan fenomena spiritual manusia yang mengakibatkan totalitas cahaya sekaligus totalitas kegelapan.

Totalitas cahaya adalah sebuah kesadaran yang naik ke sidratul muntaha dan membuat sirna segala bentuk, rupa dan warna. Sirnanya segala bentuk, rupa dan warna adalah realitas kegelapan bagi manusia.

Atas dasar ini, peristiwa mi’raj nya Nabi Muhammad SAW sebagai fenomena tajalli dan taraqqi tidak bisa dijelaskan secara detil, kecuali hanya berupa penjelasan symbol-symbol spiritual dengan apa yang disebut sebagai tujuh lapis langit dan perjumpaannya kepada para nabi di setiap langit.

Karena itu, Nabi SAW sendiri telah memproklamirkan bahwa dirinya Ummiy (tidak bisa baca tulis).

#Ummi adalah ungkapan totalitas kegelapan kemanusiaannya sebagai makhluk yang bermaksud ketiadaan.

Sedangkan spiritual Nabi SAW adalah totalitas cahaya.

Pernyataan ummi merupakan realitas kepasrahan total kepada Tuhan.

Bahwa ketiadaan jasadnya Nabi yang disadari sebagai ketiadaan itu adalah sebuah statemen bahwa sosok Tuhan telah bertajalli di muka bumi.

Semacam penegasan bahwa Tuhan turun ke bumi dan menjelma sebagai manusia.

Demikian kira-kira bahasa gamblangnya.

Trus, kalau begitu, gerhana matahari itu bermakna spiritual manusia itu sebenarnya telah mengalami kenaikan atau grafiknya meningkat? Heheheheeee…., tergantung.

Itu kan cuma tanda bahwa Tuhan telah memberikan tanda-tanda di alam semesta agar manusia mau berpikir, merenung dan menghamba kepadaNya secara total.

Bahwa ada manusia di zaman ini yang memang diangkat oleh Tuhan ke sidratul muntaha hingga ia tidak berjarak.

Dalam terminology Buddha ada Dewi Kwan Im yang duduk di atas pohon teratai.

Kwan Im adalah penjelmaan Buddha Welas Asih di Asia Timur.

Kwan Im sendiri adalah dialek Hokkian dan hakka yang dipergunakan mayoritas komunitas Tionghoa di Indonesia.

Nama lengkap dari Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa Sanskerta, Avalokiteśvara.

Pohon teratai adalah filosofi kegelapan dan cahaya. Akar pohon teratai tenggelam di dalam air sebagai symbol kegelapan dan daunnya berada di atas permukaan air, mendongak ke langit sebagai symbol cahaya.

Dewi Kwan Im duduk di atas pohon teratai bermakna bahwa ia telah berada pada totalitas cahaya sebagai penjelmaan Buddha itu sendiri yang menerima totalitas cahaya Tuhan.

Dirinya adalah jelmaan Tuhan (tajalli) di muka bumi.

Sama halnya dengan cerita pewayangan di atas, Betara Kala menelan matahari setelah minum air keabadian (tirta amerta).

Lesung yang ditumbuk-tumbuk adalah symbol agar matahari dimuntahkan olehnya.

Badannya adalah sosok kegelapan yang ditumbuk-tumbuk oleh manusia agar kebagian cahaya matahari yang diharapkan muntah dari mulut Betara kala.

Sebuah symbol Utusan Tuhan dalam bentuk cahaya yang membuat kehidupan dunia menjadi tertata.

Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan shalat kusufisy-syamsy adalah bentuk kepedulian agar umatnya juga kebagian cahayaNya yang sudah nyata dalam diri RasulNya.

Sebuah kecintaan yang dipersonifikasi lewat gerhana matahari dengan cara mengajak umatnya untuk berada dalam majelis AGUNG CAHAYA KEMULIAAN TUHAN YME.
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 21.57 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Senin, 07 Maret 2016
SHOLAT DALAM PANDANGAN AHLI SUFI
========

1. Takbirotul Ihram
========
Di sini maksudnya, berpisah dari Alam Mulki dan fanalah hamba. ketika mengucapkan ‘Allohu Akbar’.

Hanya sifat ‘yang menyembah’ saja yang tinggal sebagai penzohiran. wujud Alloh ‘Yang Disembah’. Ia bergerak dengan gerak Alloh. Ia berkata-kata dengan kata-kata Alloh. Takluknya dalam rahasia Titik bagi Alif – ‘Tiada’. Seperti kata Abu Yazid Busthomi, “Ariftu Robbi bi Robbi’. (Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku).

2. Membaca Fatihah
========
Ketika membaca Fatihah, terbukalah Pintu Alam Malakut bagi ‘yang menyembah’. Dia menyaksikan kalimat Alloh melalui penyingkapan (syuhud) akan firman Alloh; “Maliki yaw middin” di dalam Kerajaan Alloh Ta’ala.

Dari takluknya ‘Tiada’ ia menjadi Titik dari NurNya (Nur Muhammadi) .

Dengan Nur Muhammad inilah ‘yang menyembah’ mengenal dirinya ‘man arofa nafsahu’ – sebagai ‘Ruh-Nya’ yang pernah dihimpunkan di Alam Lahut semasa Adam baru sempurna kejadiannya, yakni ketika Jibril menepuk tulang sulbi Adam, maka keluarlah semua ruh anak cucu Adam dari tulang sulbi Adam itu.
Adapun ‘Ruh-Nya’ itu pada hakikatnya adalah satu jua, yaitu daripada Sirulloh.Ruh anak cucu Adam itu hanyalah bayangan (menumpang) dari Ruh-Nya.Tanpa hadirnya Nur Muhamad, ‘yang menyembah’ tak mungkin bisa berhadap di depan Alloh Ta’ala. Dengan perwujudan Nur Muhammad inilah maka ‘yang menyembah’ …. “ Kepada Engkaulah kami sembah dan kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau berikan ni’mat, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.”. Maka di Amin kan akhir Fatihah itu oleh para malaikat dari setiap 7 lapis langit, yaitu dari: Alam Mulki, Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Bahut, Alam Lahut, Alam Ahut dan yang tertinggi Alam Al-Insan yang di sinilah kemuncaknya Sholat itu. Adapun maksud ‘jalan yang lurus’ bagi kalangan sufi ialah Mi’roj. Sebagaimana sabda Nabi SAW; “Sholat itu adalah mi’roj bagi mukmin”. Tujuan Mi’roj itu ialah Penyatuan, yakni kembalinya ‘yang menyembah’ kepada ‘Yang Disembah’.

3. Rukuk
========

Takluknya kepada huruf ‘Lam’ terzohirnya dari Alif – ‘yang menyembah’ menampakkan ‘Yang Disembah’.

Alif adalah Kanzun Mahfiyyan (Yang Tersembunyi). Yang Tersembunyi ingin dikenali maka dizohirkan Lam sebagai tabirnya. Sabda Nabi SAW, “Dirikanlah sholat seolah-olah kau melihat Alloh”.Para Arif Billah telah berkata bahwa “Siapa yang kenal dirinya, kenallah Tuhannya.” ‘Yang menyembah’ dinatijahkan seperti ‘angin’, manakala tatkala ‘yang menyembah’ pada posisi berdiri tadi, natijahnya adalah ‘api’ – fana dalam wujud. Api itu sifatnya membakar – yakni melenyapkan keakuan diri. Pada tahap ‘rukuk’ ini, ‘yang menyembah’ berada dalam suatu tarikan yang tersangat kuat dari Nur Muhammad. Justru itulah ia dinatijahkan kepada angin (tunduk dan menderu). ‘Yang menyembah’ ditarik masuk ke dalam Alam Jabarut dan berpisah dari Alam Malakut. Justru itulah kata para Arif Bilah , “Barangsiapa mencari Tuhan di luar dirinya, niscaya akan sesat.”. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ melepas qolbunya dan yang tinggal padanya adalah Roh-Nya yang akan naik ke lapisan yang lebih tinggi untuk kembali kepada Tuhan. Alam Jabarut yang menghubungkan Perbendaharaan Wujud (batas larangan yang tak bisa ditembus melainkan kepada Nur Muhammad) di antara yang ‘maujud’ – ‘yang menyembah’. ‘Yang menyembah’ mengenal dirinya di Alam Jabarut, maka tersingkaplah baginya seluas-luasnya wujud Alloh tanpa tabir bahwa ‘yang menyembah’ telah bersatu dengan ‘Yang Disembah’ sebagaimana adanya di dalam Misykat itu ialah Cahaya-Nya. (Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ). Maka bertasbihlah ‘yang menyembah’, “Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dengan sifat kepujiannya”
Jika difahami ayat itu, maka pengertian bersatu dengan ‘Yang Disembah’ yang dimaksudkan di sini bukanlah mengambil kefahaman ‘Hulul’ sebagaimana yg diyakini oleh Mansur Al-Hallaj. Yang lebih ditekankan di sini ialah Wahdatusy-Syuhud (Kesaksian Penyatuan).

4. I’tidal
========

‘Yang menyembah’ adalah yang dibangkitkan – ‘Yang menyembah’ masuk dalam ‘Pintu Kematian.’ “Matikanlan dirimu sebelum mati”. Di sini juga artinya ‘waqof’ (sementara) dalam Sholat.

5. Sujud Awal
============

Takluknya kepada huruf ‘Lam’ – juga huruf ‘Mim’.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku dizohirkan ke dunia dalam keadaan sujud”. ‘Yang menyembah’ dinatijahkan kepada air. Air adalah sumber kejadian Alam Mulki. Arasy Tuhan berada di atas air. Maka ‘yang menyembah’ dinatijahkan kepada air, karena di sinilah ‘yang menyembah’ sampai di Alam Bahut. Alam Bahut adalah Pembatasan Terakhir Segala Penzohiran, Ungkapan Syeikh Akbar Ibnu Arobi; Syajarotul – Kaun (Pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut – Sidrotul Muntaha. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ adalah Ruh-Nya yang di dalam Sirr. Sabda Nabi Muhammad SAW ketika mi’roj baginda melihat Wajah Alloh, “Aku tidak tahu di mana aku berada”. Pada tahap ini juga ‘yang menyembah’ menyerap kepada ‘Yang Disembah’ seolah-olah ‘yang menyembah’ itulah ‘Yang Disembah,’ ‘Yang Disembah’ itulah ‘yang menyembah, – yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana fil sifat dan lebur dalam fana fil zat – ‘Melihat Alloh dengan Alloh’ – maka ‘yang menyembah’ diberikan pengetahuanNya – Anal Haq (Akulah Yang Benar’).
Dari sisi tahap ini, lihatlah kepada ‘Basmalla’. Hanya ‘Ba’ dalam Basmallah saja yang tercantum dengan Alif. Sabda Nabi SAW; “Seluruh kitab Al-Qur’an itu terkandung dalam Al-Fatehah. Dan seluruh Al-Fatehah itu terkandung dalam Basmallah. Dan Basmallah terkandung dalam huruf ‘Ba’. Dan rahasia ‘Ba’ itu adalah Titik di bawahnya” Inilah yang dimaksudkan oleh Syekh Ibnu ‘Arobi Wujud Kesatuan – Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah ‘yang menyembah’, “Maha suci Tuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya.”

6. Duduk diantara 2 Sujud
======================

Takluknya pada huruf ‘Ha’ besar dan juga ‘Ha’ kecil (maksudnya selepas huruf Jim). ‘Yang Menyembah’ telah dikurniai ‘Baqo’ setelah fana fil sifat dan fana fil zat. Dengan dikurniai ‘Baqo’, barulah ‘yang menyembah’ dapat memasuki Perbendaharaan Rahasia Tuhan – Ilahiyat – pada sujud yang akhir nanti, sebagaimana diistilahkan oleh para Arif Billah melalui tiga tahapan, Yaitu ; ( Ahadiat, – Wahdat, – Wahadiat ). Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Lahut – Alam Tiada, yang tiada sesuatu pun yang tercipta, tiada awal dan akhir, ‘yang menyembah’ menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan, dan disinilah awalnya Diri yang kemudiannya dizohirkan sebagai Adam. Di kalangan sufi, ia juga diistilahkan ‘Negeri ‘Adami’. Diri (‘yang menyembah’) dinisbahkan kepada air yakni Air Mutlak, inilah asal-usul manusia dari alam tiada ‘La’.
Pada tahap ini juga ‘yang menyembah’ adalah di dalam Sirr-Nya – Ruh-Nya dalam keghoiban Nur Muhammad. Haqiqot Ruh-Nya adalah Nur Muhammad. Di sinilah ia bermunajat; “ Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku.”

7. Sujud Akhir
=============

Takluknya pada rahsia huruf ‘Ha’ –
yang tak kelihatan atau bunyi diujungnya ‘Hu’ dan juga huruf ‘Mim’.

Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Ahut’ pada nisbahnya air yang di bawah ‘Arasy Tuhan . Yang tinggal pada ‘yang menyembah’ adalah Sirulloh. Di dalam Sirr, inilah Aku. Kata Ahli Sufi, ‘Air dalam gelas, tak dapat dibedakan lagi. Air itulah gelas. Gelas itulah air.” ‘Yang menyembah’ itulah ‘Yang Disembah’ dalam gedung makrifat, bukan dalam gedung syari’at, gedung thoriqot dan gedung haqiqot. Pahamkanlah ini ‘Yang menyembah’ tidak bisa menjadi ‘Yang Disembah’ dalam arti haqiqot. Ini hanya pada makrifat semata-mata. Ingatlah, bukan faham hamba yang bertukar menjadi Tuhan. Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ‘ombak’- ombak hanya pada nama yang diberikan padahal itu air yang beriak dan menggelora.
Pada sujud akhir inilah, ‘yang menyembah’ memasuki Wilayah Ilahiyat:
· Ahadiat – Zat Mutlak atau Zat wajibal wujud
· Wahdat – Zat Yang Maha Esa
· Wahadiat – ILAH – Zat yang maha kaya daripada tiap-tiap sesuatu yang lain dan sesuatu yang lain memerlukannya.
Zat ingin dikenali sebagai Kanzun Mahfiyyan. Di sinilah terbitnya ungkapan ‘Kun’ jadilah maka jadilah ia.

8. Duduk Tahiyat Akhir
=========

Takluknya pada huruf Dal. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Al-Insan, dinisbahkan kepada tanah ketika ia duduk – dalam kesempurnaan. Dia yang mengenal dan Dialah yang dikenal pada akhirnya. Dialah yang turun dan naik dalam mi’roj. “Rahasia Insan RahasiaKu, RahasiaKu Rahasia Insan”.
Di Alam Insan, ‘yang menyembah’ diliputi dengan Wujud, Ilmu, Nur dan Syuhud, maka Zat adalah rahasianya, Sifat adalah ruhnya, Asma’ adalah qolbunya dan Af’al adalah tubuhnya. Di sinilah ia mengucapkan Selamat sejahtera (tahiyat) ke atas Nabi dan rahmat Alloh dan keberkatan-Nya. Juga kepada hamba-hamba yang solihin sekaliannya. Dialah yang menyaksi dan dialah yang bersaksi tiada Tuhan melainkan Alloh dan Muhammad adalah utusan Allah swt.

9. Salam
=========
“Salamun qowlam mir-robbir- rohiim”.
Inilah salam ahli syurga. Syurga inilah yang dinikmati oleh ‘yang menyembah’, yakni syurga yang di dalamnya tanpa bidadari, sungai, buah-buahan dan pepohonan. Di syurga inilah ‘yang menyembah’ terlena memandang Wajah Alloh.
Perlu kita renungi ini adalah sutu konsep atau pandangan dari para Arif Bilah yang pemahamannya sudah jauh dari manusia awam, yang perlu kita tekankan sholat (sujud) adalah salah satu rahasia diri kita, jadi tidak perlu diungkapakan dengan kata-kata bagaimana aku sholat (sujud), cukuplah untuk diri kita pribadi,. (semuanya jadi kosong). tapi jika kita berkholwat silahkan berbicara sebebas – bebasnya.
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 17.30 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Jumat, 04 Maret 2016
Kosmologi Borobudur sesuai dgn tingkatan religius
KOSMOLOGI BOROBUDUR
DGN 4 TINGKATAN
===================
Leluhur Nusantara membuat monumen menakjubkan yaitu Borobudur bertujuan agar anak cucu Nusantara mengerti dan memahami penyatuan dirinya dgn Tuhan Sang Penciptanya.

Tauhid adalah terposisikan hati dan perasaan.yg hampa namun pikiran tetap berkarya cipta bijak bajik, dan hati tidak terhanyut oleh berbagai urusan.yg telah silakukan selama didunia….sehingga hati tetap Sunia dan Hampa

KAMADHATU= SYARIAT
kehidupan yg terikat dgn Nafsu duniawi dan.memerlukan cara cara atau tatanan #syariat_religi agar mampu diauto sugesti jiwanya agar mampu terbina dan terdidik secara religius utk naik ke tangga rupadhatu.

RUPADHATU=THORIQOT
Kehidupan yg sudah mampu mengendalikan hawa nafsu namun terikat dengan rupa dan bentuk metode atau jalan ajaran yaitu #thorikot utk naik ke tangga arupadhatu

ARUPADHATU= HAKIKAT
Kehidupan yg sdh tdk terbelenggu dgn rupa dan bentuk serta kemasan ajaran karena semua hal sdh dikupas menuju makna atau #HAKIKAT dan posisi ini masih belum.sempurna, belum lebur seperti Bima yg bertemu dgn Dewa Ruci masih ada 2 bagian dan sbg anak tangga utk menuju ke Utama.

UTAMA=MAKRIFAT dan Tauhid Dat
Kehidupan yg lebur dgn penciptanya dan didalam stupa ada patung adibudha yg belum rampung dgn maksud penyatuan #makrifat atau kenal diri kenal Tuhannya selalu berevolusi dlm peleburan Utama ini adalah Posisi Fana Fi Syeh.

Lebur Djati Suwung ing Batin hananging makaryo cipto ngabekti Hurip memayu Hayuning Bawono
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 21.38 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Rabu, 02 Maret 2016
Pendidikan Holistik Apakah Perlu..??
HOLISTIK ……????
============
Pendidikan Holistik Perlu dilakukan kepada anak anak.kita sejak dini dalam.rangka utk menumbuhkan kesadaran ( awareness ) thd dirinya dan tanggung jawab sebagai manusia secara menyeluruh dlm tatanan sosialnya.

1. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran

2. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya).

3. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif.

4. Pembelajaran berkewajiban menumbuh kembangkan potensi kecerdasan ganda (multiple intelligences).

5. Menyadarkan anak akan keterkaitannya dengan komunitas sekitarnya

6. Mengajak anak menyadari hubungannya dengan bumi dan ciptaan Allah selain manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis.

7. Kurikulumnya memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa.

8. Menghantarkan anak untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif

9. Pembelajaran yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala

10. Pembelajaran yang merupakan sebuah proses kreatif dan artistic
Diambil dari artikel online Djauharah Bawazir 2008.

Artikel Online menyebutkan aplikasi pendekatan holistik menurut Woofolk, A (1993) dalam pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Wawasan pengetahuan yang mendalam ( insight ) yaitu bahwa wawasan memegang peranan penting dalam perilaku.

2. Pembelajaran yang bermakna ( meaning ful learning ) yaitu kebermaknaan unsur – unsur yang terkait dalam suatu objek atau peristiwa akan menunjanng pembentukan insight dalam proses pembelajaran

3. Perilaku bertujuan ( purposive behavior ) yaitu bahwa hakikatnya perilaku itu terarah pada suatu tujuan

4. Prinsip ruang hidup ( life space ) menyatakan bahwa perilaku individu mempunyai keterkaitan dengan lingkungan atau medan dimana ia berada. Prinsip ini mengaplikasikan adanya padanan dan akitan antara proses pembelajaran dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungan

5. Transfer dalam pembelajaran yaitu pemindahan pola – pola perilaku dari suatu situasi pembelajaran tertentu kepada situaasi lain. Transfer akan terjadi apabila anak menangkap prinsip – prinsip pokok dari suatu masalah dan memnemukan generalisasi kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 06.34 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
KETUHANAN YME
MAKAN ISINYA BUANG BUNGKUSNYA
===========================
Sang Maha Pencipta adalah ISI dari berbagai ragam ajaran yg merupakan kemasan.

Pelajaran pelajaran Ketuhanan YME adalah Satu Sumber Kekuasaan Alam Semesta.

Dia adalah Dat Hidup Abadi
Dia memiliki Karakter Mulia

….

Dat Hidup Abadinya tak terdefinisikan.oleh akal fikiran kesejatianNya adalah KEHAMPAAN SUNIA YG ABADI
YG SERING DIKEMAS DGN BERAGAM BAHASA =

ALLOH SWT
BRAHMAN
BAPA ALLAH
SANGHA
TAO
HAYYU
YEHUWA
Sang Hyang Widi wasa
…dan lain lain


KARAKTERNYA MULIA
BERNAMA
BERSIFAT
BERPRILAKU
Karakter inipun disebut dgn beragam bahasa =

Nur Muhammad
Jiwa atman
KRISTUS
Ruhul qudus
Adi Budha
Nuraini
… dan lain lain

Karakternya secara teologis disebut juga kepribadian
Kepribadian Dat Hidup Abadi
Yg terletak pada 3 Alam


ALAM ROHSO
ALAM BAQO
ALAM FANA

ALAM WISNU
ALAM SIWA
ALAM BRAHMA

ALAM BAPA ALLAH
ALAM PUTRA
ALAM ROH KUDUS

ALAM SANGHA
ALAM BUDHA
ALAM DHARMA

KETIGA ALAM INI SEGITIGA SAMA SISI MERUPAKAN ALAM SEGITIGA EMAS MENUJU ALAM TUHAN YME YAITU ALAM SUWUNG LEWANG LEWUNG.
ALAM PENYAKSIAN TRANSENDEN PSIKIS BATINIYAH….
MENUJU
PETUNJUK CAHAYA MULIA ATAU KESADARAN (awareness) diri pribadi bahwa Diri Kita Adalah Citra NUA sendiri untuk membiaskan kemuliaanNYA DALAM RANGKA HAYYU MEMAYU HAYUNING BAWONO….
HIDUP MEMELIHARA HIDUP ALAM SEMESTA.

SEMUA MENUJU KPD SATU SUMBER YAITU
SANG MAHA PENCIPTA MELALUI KESADARAN BUDI DAYA MULIA dengan varian istilah lagi

Akhlaqul karimah
finest attitude
Perbuatan bajik.bijak
Adiluhung
Dharma budha
Budhi Daya luhur
…. Dll
…sebagai jalan penebusan Diri menuju Hampa

Tauhid
Moksa
Sempurna
Perfection
..dll
….
Merdekakan istilah makan isinya buang bungkusnya
Pahami ISINYA DALAM SENYAPNYA HATI …. Buang bungkusnya dalam.arti hindari saling silang thd kemasan yg memang beragam utk menunjukkan KEMAHAKAYAAN ALLOH SWT

Salam Cinta Ikhlas
Salam Cinta Hampa
Berbuat dgn kasih sayang namun.terasa hampa itulah kesejatian frekwensinya

Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 06.16 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Selasa, 01 Maret 2016
SHOLAT DAIM……???

SHOLAT DAAIM ?
============

103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.an-nisa’

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,Al-mukminun

MEMELIHARA SHALAT
================
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.al-mukminun
22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
23. yang mereka itu tetap mengerjakan

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya[1603],
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604]. Al-ma’un

[1603]
Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

[1604] Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat

Istilah salat daim tidak dijumpai dalam kepustakaan Islam yang muktabar (terkenal).

Salat daim, seperti diungkapkan dalam surah al-Ma’arij ayat 23 yang artinya: “Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya,” mengandung pengertian “salat yang dilakukan”, yaitu salat yang dilakukan terus-menerus dalam waktu-waktu yang telah ditentukan.

Salat daim terdapat dalam kepustakaan Jawa.

Tidak seperti salat lima waktu dan salat sunah (nawafil), salat daim tidak terikat dengan waktu, tanpa rukuk, dan tanpa sujud.

Sebutan lengkap untuk salat ini adalah #salat_daim_mulat_salira, yaitu zikir yang kekal dan mawas diri.

Mawas diri di sini berarti selalu ingat atau eling kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Makna Sholat
===========
Salat berarti doa, memohon rahmat, dan memohon ampun (istigfar).

Adapun daim berarti kekal atau tetap.

Salat daim berarti doa yang kekal dan tetap.

Dalam hal ini Muhammad Mustafa al-Maragi menyebutnya sebagai: “Orang-orang yang senantiasa menjaga salat mereka menurut waktu-waktu yang telah ditentukan, tanpa terpengaruh berbagai kesibukan mereka.”

Dalam buku Salat Daim Mulat Salira karya Bratakesawa dijelaskan:

“Salat daim ialah sembahyang yang tetap, yang selalu dilaksanakan, atau sembahyang yang tidak pernah ditinggalkan, mawas diri, dan mawas aku (melihat dengan teliti akan diri sendiri atau dirinya dalam arti yang seutuhnya).

Melakukan ini amat penting bagi kita yang mencari ilmu hakikat.

Dan melakukan yang demikian inilah yang disebut dengan salat daim mulat sarira.”

Tentang salat daim ini dijelaskan oleh Ranggawarsita, yaitu “saya berniat salat daim untuk selama hidupku, berdirinya adalah hidupku, rukuknya adalah penglihatanku, iktidalnya adalah pendengaranku, sujudnya adalah penciumanku, bacaan ayat adalah ucapanku, duduknya adalah imanku, pujiannya adalah keluar masuknya nafasku, zikirnya adalah ingatanku, kiblatnya adalah renunganku, fardu menjalankan yang wajib lantaran kodratku sendiri.

Disitu lalu pasrah kepada Dat hidup kita pribadi . jangan ragu-ragu lagi, karena yang demikian itu telah berdiri Dat, sifat dan perbuatan kita ini sudah menjadi Al-Qur’an sejati, sebagai tanda hakikat semua salat.

”Lebih lanjut ia menjelaskan, “Itulah salat daim, yakni salat yang sejati, ia tanpa di antarai waktu, tidak mempunyai hitungan rakaat, mereka ini bisa disebut salat sambil bekerja, melakukan pekerjaan sambil salat, duduk dengan berdiri, berdiri dengan duduk, lari dengan berhenti, membisu dengan berceritera, bepergian dengan tidur, tidur dengan jaga.

Seperti itulah ibaratnya, sebab hakikat salat daim tanpa sujud dan rukuk, yakni hanya berada dalam rasa hidup kita.”

Hakekat Sholat
============
Mengenai hal shalat tentu berbagai cara dan methode dalam prakteknya seseuai dengan tingkat pemahaman ilmu serta keimanannya, karena seperti disebutkan diatas bahwa shalat adalah do’a.

Demikian pula seperti tulisan diatas “Sedemikian pentingnya shalat lima waktu ini sehingga untuk mewajibkannya pun Allah secara khusus memanggil Nabi Muhammad SAW melalui mu’jizat Isra Mi’raj”.

Justru inilah kuncinya shalat, yaitu pertemuan dengan Tuhan tanpa hijab di sidratul muntaha, yang disebut ashlatu mi’rajul mu’min, dan shalat seperti ini mempunyai tata cara yang berlainan dengan shalat umumnya lima waktu.

Shalat lainnya adalah seperti halnya #ashalatu_imaduddin, shalat adalah tiangnya agama, dalam pemahaman tatacara umum adalah shalat lima waktu.

Selanjutnya #ashalatu_adzikri, yakni memeliharaan ingatan kepada kepada Tuhan, dalam pandangan umum adalah memalihara dzikir baik lisan, fikiran dan hati disetiap saat, seperti halnya dzikir nafas.

Demikian pula #shalat_wustha (pertengahan) seperti yang ditafsirkan oleh para ulama adalah shalat ashar, padahal hakikatnya tidak selalu menjurus kepada sholat yang lima waktu, namun ada tata caranya tersendiri.

Jika salat dalam arti syariat religi lebih menekankan aspek perilaku lahiriah dalam bentuk berbagai ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, maka salat dalam arti tasawuf mengambil bentuk perilaku salat dimaksud yang dibarengi dengan khusyuk, hadir hati, dan selalu ingat kepada Allah SWT.

Shalat yang demikian menuntut pelakunya untuk menghadapkan sepenuh hatinya kepada Allah SWT yang dapat menumbuhkan rasa hormat, segan, dan takut serta kagum akan kebesaran, keagungan, dan kekuasaan-Nya.

Shalat daim mulat sarira akan lebih mudah dipahami dengan pendekatan makna salat menurut tasawuf dari pada dengan syariat, meski tidak sepenuhnya sama.

Namun demikian para ulama tasawuf, seperti at-Tusi, al-Qusyairi, al-Gazali, dan as-Sukandari, menghendaki keterpaduan pengamalan salat menurut syariat dan tasawuf serta keterpaduan syarat rukun salat secara lahiriah dengan penghayatan kedalaman makna batiniah.

Bahwasanya diceritakan dari Abdullah Bin Umar r.a, katanya adalah kamu berduduk pada suatu orang kelak ke hadapan Rasulullah SAW, minta belajar ilmu Jibril a.s, daripada ilmu yang sempurna dunia dan akhirat, yaitu membiasakan dari hakikat didalam shalat lima waktu yaitu wajib bagi kita untuk mengetahuinya. Yang harus mereka ketahui pertama kali hakikat shalat ini supaya sempurna kamu menyembah Allah, bermula hakikatnya didalam shalat itu atas 4 (empat) perkara :

1. BERDIRI (IHRAM).
2. RUKU’ (MUNAJAH).
3. SUJUD (MI’RAJ).
4. DUDUK (TABDIL).

Adapun hakikatnya :
================
1. BERDIRI ( IHRAM)
itu karena huruf ALIF asalnya dari API, bukan api pelita dan bukan pula api bara.

Adapun artinya API itu bersifat JALALULLAH, yang artinya sifat KEBESARAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• KUAT.
• LEMAH.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga, karena hamba itu tidak mempunyai KUAT dan LEMAH karena hamba itu di-KUAT-kan dan di-LEMAH-kan oleh ALLAH, bukannya kudrat dan iradat Allah itu lemah.

Adapun kepada hakikatnya yang sifat lemah itu shalat pada sifat kita yang baharu ini. Adapun yang dihilangkan tatkala BERDIRI itu adalah pada segala AP’AL (perbuatan) hamba yang baharu.

2. RUKU’ (MUNAJAH)
itu karena huruf LAM Awal, asalnya dari ANGIN, bukannya angin barat dan bukan pula angin timur.

Adapun artinya ANGIN itu bersifat JAMALULLAH yang artinya sifat KEELOKAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• TUA.
• MUDA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak mempunyai TUA dan MUDA. Adapun yang dihilangkan tatkala RUKU’ itu adalah pada segala ASMA (nama) hamba yang baharu.

3. SUJUD (MI’RAJ)
itu karena huruf LAM Akhir, asalnya dari AIR, bukannya air laut dan bukan pula air sungai.

Adapun artinya AIR itu bersifat QAHAR ALLAH yang artinya sifat KEKERASAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara :

• HIDUP.
• MATI.

Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga.

Adapun hamba itu tidak pun mempunyai HIDUP dan MATI.

Adapun yang dihilangkan tatkala SUJUD itu adalah pada segala NYAWA (sifat) hamba yang baharu.

4. DUDUK (TABDIL)
itu karena huruf HA, asalnya dari TANAH, bukannya pasir dan bukan pula tanah lumpur.

Adapun artinya TANAH itu bersifat KAMALULLAH yang artinya sifat KESEMPURNAAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• ADA.
• TIADA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak ADA dan TIADA.

Adapun yang dihilangkan tatkala DUDUK itu adalah pada segala WUJUD/ZAT hamba yang baharu, karena hamba itu wujudnya ADAM yang artinya hamba tiada mempunyai wujud apapun karena hamba itu diadakan/maujud, hidupnya hamba itu di-hidupkan, matinya hamba itu di-matikan dan kuatnya hamba itu di-kuatkan.
Itulah hakikatnya shalat.

Barangsiapa shalat tidak tahu akan hakikat yang empat tersebut diatas, shalatnya hukumnya KAFIR JIN dan NASRANI, artinya KAFIR KEPADA ALLAH, ISLAM KEPADA MANUSIA, yang berarti KAFIR BATHIN, ISLAM ZHAHIR, hidup separuh HEWAN, bukannya hewan kerbau atau sapi.

Tuntutan mereka berbicara ini wajib atas kamu. Jangan shalat itu menyembah berhala !!!.

Sholat Daaim ?
Di dalam praktek tasawuf, shalat merupakan bagian dari muraqabah (kontemplasi) terhadap Tuhan.

Muraqabah itu meresapkan kesadaran bahwa Allah memonitor gerak-gerik kita baik lahir maupun bathin.

Muraqabah hakikat shalat itu dengan cara menghadapkan wajah jiwa kita ke hadirat Allah SWT yang telah menjadikan hakikatnya shalat.

Shalat yang terdiri dari beberapa rukun yang bersifat perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Shalat sangat penting dalam tasawuf, sebagaimana disabdakan oleh nabi SAW ”Shalat adalah kenaikan (mi’raj) orang-orang Mukmin (menuju Allah)”.

Nabi Muhammad juga bersabda, ”Hanya dalam shalat saja seorang hamba bisa dekat dengan Allah.”

Shalat menghubungkan sang hamba dengan Tuhan, dan mengisi jiwanya dengan cahaya-cahaya yang memancar darinya.

Hubungan halus Sang Salik dengan Tuhan, rahasianya kedudukan tinggi dan kemuliaannya, pun dapat dirasakan dalam shalat.

Itulah sebabnya Allah menyebut sang salik sebagai hamba-Nya (abduhu).

Kehambaan (‘abdiyah) ini dicapai dalam shalat.

Shalat adalah anugerah khusus kepada manusia yang diberikan Allah melalui Nabi-Nya guna mengenang peristiwa mi’raj beliau, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran.

Dalilnya adalah :
“Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang ditetapkan waktunya” (QS. Al nisa’:103)

Al-Qur’an menganjurkan banyak berzikir di luar salat. Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.62:10)

Selanjutnya shalat daim yang penuh kontroversi dalam pandangan umum, karena umum hanya mengenal shalat lima waktu.

Shalat daim atau disebut “asholatu daimulhaq” adalah shalat diam(tetap) tanpa gerakan, dilakukan terus menerus sepanjang hidup, disebut pula shalat abadi karena menuju alam keabadian yakni #orbit_Tuhan.

Mereka yang mampu sholat daim adalah mereka yang tidak akan berkeluh kesah dalam hidupnya dan senantiasa mendapat kebaikan sebagaimana disampaikan Q.S 70 : 19-22.

Nah, sholat daim ini modelnya seperti apa?

Ah.. tentu saja tidak bisa dibeberkan disini karena sholat daim adalah “oleh-oleh” dari hasil pencarian spiritual manusia.

Tidak bisa diceritakan ke semua orang kecuali mereka yang telah memiliki kematangan spiritual.

Sholat daim adalah sholatnya orang ‘arif yang telah mengenal Allah.

Ini adalah sholatnya para Nabi, Rasul, dan orang-orang ‘arif.

Ilmu ini memang tidak banyak diketahui orang awam.

Lantas bagaimana dengan sholat lima waktu?

Nah sholat lima waktu sebenarnya adalah jumlah minimal saja yang harus dikerjakan manusia untuk mengingat Allah.

Pada hakekatnya kita malah harus terus menerus untuk mengingat Allah sebagaimana firman-Nya :

Dan ingatlah kepada Allah diwaktu petang dan pagi
(Q.S Ar-Ruum (30) : 17)

Dan sebutlah nama Tuhanmu pada pagi dan petang.
(Q.S Al-Insaan (76) : 25)

“Sholat daim adalah prilaku eling marang Gusti Allah terus menerus dalam setiap kondisi dan bahasa kitab keringnya adalah Ulil Albab …… yaitu
QS.(3) : 191.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Pandangan Gusdur
==============
Shalat-shalat khusus seperti: mi’rajul mu’min, wustha, daimulhaq, adalah shalat dalam etika dan tatacara tersendiri dengan kalimat dzikir tertentu yang arahnya menuju kepada kedudukan(martabat Tuhan), dan adanya shalat yang terbagi lima waktu-17 rakaat adalah merupakan uraian(pedaran) dari shalat-shalat khusus tsb yang terdapat dalam ayat Alqur’an(wustha, daim, mi’raj), dan ayat tsb termasuk pada ayat mutasyabihat yang hanya bisa di tafsirkan dengan nahwu sharaf dan ilmu alat dalam tata bahasa Alquran pada tingkat tertentu, sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Menurut Sunan Bonang,
==================
Shalat Daim itu hanya duduk, diam, hening, pasrah pada kehendak GUSTI ALLAH.
Raden Mas Syahid tidak disuruh untuk dzikir ataupun melakukan ritual apapun.

Apa rahasia dibalik duduk diam tersebut?
Cobalah Anda duduk dan berdiam diri.
Maka hawa nafsu Anda akan berbicara sendiri.
Ia akan melaporkan hal-hal yang bersifat duniawi pada diri Anda.

Hal itu semata-mata terjadi karena hawa nafsu kita mengajak kita untuk terus terikat dengan segala hal yang berbau dunia.

Namun demikian, janganlah merasa cukup puas hanya dengan sholat lima waktu.

Tingkatkanlah agar kita mampu melakukan sholat daim.

Mari kita simak kembali ungkapan Sunan Bonang yang tertulis dalam Suluk Wujil :

Utaming sarira puniki
Angawruhana jatining salat
Sembah lawan pujine
Jatining salat iku
Dudu ngisa tuwin magerib
Sembahyang araneka
Wenange puniku
Lamun aranana salat
Pan minangka kekembaning salat daim
Ingaran tata krama

#Artinya :
========
“Unggulnya diri itu mengetahui hakekat sholat, sembah dan pujian. Sholat yang sebenarnya bukan mengerjakan isya atau magrib.
Itu namanya sembahyang, apabila disebut sholat maka itu hanya hiasan dari sholat daim.
Hanyalah tata krama”

Dari ajaran Sunan Bonang diatas, maka kita bisa memahami bahwa sholat lima waktu adalah sholat hiasan dari sholat daim.

Sholat lima waktu ganjarannya adalah masuk surga dan terhindar neraka.
Tentu yang mendapat surga pun adalah mereka yang mampu menegakan sholat yaitu dengan sholat tersebut, ia mampu mencegah dirinya dari berbuat keji dan mungkar.

Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga:

SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING.

(Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.)

Syekh Siti Jenar mengajarkan dua macam bentuk shalat, yang disebut shalat tarek dan shalat daim.

Shalat tarek adalah shalat thariqah, diatas sedikit dari syari’at.

Shalat tarek diperuntukkan bagi orang yang belum mampu untuk sampai pada tingkatan Manunggaling Kawula Gusti, sedang shalat daim merupakan shalat yang tiada putus sebagai efek dari kemanunggalannya.

Sehingga shalat daim merupakan hasil dari pengalaman batin atau pengalaman spiritual.

Ketika seseorang belum sanggup melakukan hal itu, karena masih adanya hijab batin, maka yang harus dilakukan adalah shalat tarek.

Shalat tarek masih terbatas dengan adanya lima waktu shalat, sedang shalat daim adalah shalat yang tiada putus sepanjang hayat, teraplikasi dalam keseluruhan tindakan keseharian ( penambahan , mungkin efeknya adalah berbentuk suci hati, suci ucap, suci pikiran ); pemaduan hati, nalar, dan tindakan ragawi.

Salat daim tersebut menurut mereka merupakan bentuk pengembaraan ahli kerohanian dalam mencari Tuhan.

Untuk menemui Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Sempurna, maka dalam pencarian itu seseorang harus suci secara lahir dan batin. Karena itu ia harus menghidupkan hati dan perasaannya untuk selalu ingat dan berzikir kepada Tuhan.

Hal ini bisa dicapai dengan cara salat daim dalam arti tasawuf, yaitu “ ingat dan zikir yang terus-menerus”.

Dengan demikian salat daim ini tidak dalam arti salat fardu lima waktu dan salat sunah, melainkan lebih sesuai jika diartikan zikir secara sufi yang terus-menerus.
Al-Qur’an menganjurkan banyak berzikir di luar salat.

Dalam hubungan ini Allah SWT berfirman:
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.62:10)
Ini berarti bila salat daim itu dilakukan seorang muslim dalam arti zikir, tidak lantas ia bebas dari tugas melaksanakan salat fardu lima waktu sebagai kewajiban yang tak dapat ia tinggalkan. Setiap muslim wajib melaksanakan salat lima waktu secara aktif, rajin, baik, dan benar.

Disamping itu ia perlu berzikir kepada Allah SWT kapan dan di mana pun, baik melalui salat fardu atau sunah dengan tata aturan yang baku, maupun di luar salat dengan cara-cara yang tidak diatur secara baku.

Cara yang disebut belakangan inilah salat daim dalam arti tasawuf, dalam bentuk zikir, ingat, eling atau renungan rohaniah lainnya yang dapat dilakukan secara bebas tanpa ikatan aturan yang baku.
……
Penjelasan yg panjang sampai mata beleken nek mbaca disingkat sama orang jawa dgn kalimat
#ELING_Lan_WASPODO
🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
Diposting oleh BENARKAH BRAWIJAYA V MASUK ISLAM..??! di 07.30 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Sembahyang
HAKIKAT 4 MACAM SEMBAH
=========================

#Sembah_raga (syariat)
Dalam tradisi Islam, ia dikenal sebagai shalat 5 waktu yang didahului dengan pensucian diri dengan air.

Manfaat yang paling nyata dari sembah raga adalah badan yang menjadi segar, pikiran menjadi jernih, dan itu kemudian menjadi landasan tumbuhnya hati yang damai.

Hanya di hati yang damailah, kelembutan dan keagungan bisa dirasakan kehadirannya.

#Sembah_kalbu_cipta (tharikat)
“Nantinya, sembah kalbu itu, jika berkesinambungan juga menjadi olah spiritual.
Olah (spiritual) tingkat tinggi yang dimiliki Raja.

Tujuan ajaran ilmu ini; untuk memahami yang mengasuh diri (guru sejati/pancer).”

Itu diwujudkan melalui cara berikut: “Bersucinya tidak menggunakan air; Hanya menahan nafsu di hati; Dimulai dari perilaku yang tertata, teliti dan hati-hati (eling dan waspada);
Teguh, sabar dan tekun, semua menjadi watak dasar.

Teladan bagi sikap waspada.”
Lebih jauh, menyangkut Sembah Kalbu itu digambarkan fenomena-fenomena yang akan terjadi: “Dalam penglihatan yang sejati. Menggapai sasaran dengan tata cara yang benar.

Biarpun sederhana tata lakunya dibutuhkan konsentrasi.

Sampai terbiasa mendengar suara sayup-sayup dalam keheningan. Itulah, terbukanya alam lain, bila telah mencapai seperti itu.

Bagaimana cara agar sembah kalbu ini menemui tujuannya?

Dijelaskan sebagai berikut: “Saratnya sabar segala tingkah laku.
Berhasilnya dengan cara membangun kesadaran, mengheningkan cipta, pusatkan fikiran kepada energi Tuhan.

Dengan hilangnya rasa sayup-sayup, di situlah keadilan Tuhan terjadi. (jiwa memasuki alam gaib rahasia Tuhan).

Gugurnya jika menuruti kemauan jasad (nafsu).

Tidak suka dengan indahnya kehendak rasa sejati.

Jika merasakan keinginan yang tidak-tidak akan gagal.

Maka awas dan ingat lah dengan yang membuat gagal tujuan.”

#Sembah_Jiwa_Roh (hakikat)
“Sembah ketiga yang sebenarnya diperuntukkan kepada Hyang sukma (jiwa).

Hayatilah dalam kehidupan sehari-hari.

Usahakan agar mencapai sembah jiwa ini anakku! Sungguh lebih penting, yang disebut sebagai ujung jalan spiritual.

Tingkah laku olah batin, yakni menjaga kesucian dengan awas dan selalu ingat akan alam nan abadi kelak.

Cara menjaganya dengan menguasai, mengambil, mengikat, merangkul erat tiga jagad yang dikuasai.

Jagad besar tergulung oleh jagad kecil,Pertebal keyakinanmu anakku ! Akan kilaunya alam tersebut.

Tenggelamnya rasa melalui suasana “remang berkabut”.

Mendapat firasat dalam alam yang menghanyutkan.
Sebenarnya hal itu kenyataan, anakku !
Sejatinya jika tidak ingat, sungguh tak bisa “larut”.
Jalan keluarnya dari luyut (batas antara lahir dan batin).
Tetap sabar mengikuti “alam yang menghanyutkan”.
Asal hati-hati dan waspada yang menuntaskan tidak lain hanyalah diri pribadinya yang tampak terlihat di situ.
Tetapi jangan salah mengerti, di situ ada cahaya sejati. Ialah cahaya pembimbing, energi penghidup akal budi.
Bersinar lebih terang dan cemerlang, tampak bagaikan bintang.
Yaitu membukanya pintu hati, terbukanya yang kuasa-menguasai (antara cahaya/nur dengan jiwa/roh).
Cahaya itu sudah kau (roh) kuasai. Tapi kau (roh) juga dikuasai oleh cahaya yang seperti bintang cemerlang.”

#Sembah_Rasa'(makrifat)
“Sembah rasa terasalah hakekat kehidupan.
Terjadinya sudah tanpa petunjuk, hanya dengan kesentosaan batin.”

Pada tingkatan ini, maka rahasia ketuhanan: “Demikian itu sebagai ketetapan hati. Yang membuka penghalang/tabir antara insan dan Tuhan, tersimpan dalam rahasia, terletak di dalam batin. Rasa hidup itu dengan cara manunggal dalam satu wujud, wujud Tuhan meliputi alam semesta, bagaikan rasa manis dengan madu. Begitulah ungkapannya.”

Sembah pada tingkat keempat ini diwujudkan melalui tatacara sebagai berikut:

“ Melaksanakan petuah itu harus kokoh budipekertinya. Teguh serta sabar, tawakal lapang dada. Menerima dan ikhlas apa adanya sikapnya dapat dipercaya. Mengerti “sangkan paraning dumadi”.

Segala tindak tanduk dilakukan ala kadarnya. Memberi maaf atas kesalahan sesama, menghindari perbuatan tercela, (dan) watak angkara yang besar.

Sehingga tahu baik dan buruk, demikian itu sebagai ketetapan hati.”

Demikianlah, sembahyang atau Sembah Hyang bisa kita pahami sebagai sebuah kegiatan yang menggulung perilaku hidup mulia pada satu momen agar bisa bertemu dengan Tuhan, lalu pada saat yang sama, buah dari pertemuan dengan Tuhan itu kita buktikan melalui perilaku mulia kepada sesama makhluk.

Terakhir..ada sebuah nasihat penting dari mursyid saya, “Jangan sekali-kali kamu menganggap rendah mereka tidak shalat (seperti kamu)!”

Untuk link aplikasi Kontroversi bisa klik link berikut ini https://bit.ly/2UXs6Cf
Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 38,03% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia secara umum belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal, padahal literasi keuangan merupakan keterampilan yang penting dalam rangka pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan individu, perlindungan konsumen, dan peningkatan inklusi keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki komitmen tinggi dalam mendorong peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional. Hal ini tercermin pada Pilar 2 Kerangka Struktural Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021 – 2025 yaitu Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan terdapat program ‘Memperluas Akses Keuangan dan Meningkatkan Literasi Keuangan Masyarakat’. Pilar 2 tersebut selanjutnya menjadi salah satu acuan penyusunan arah strategis peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan yang dituangkan dalam Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 – 2025.

Arah strategis dalam SNLKI 2021 – 2025 disusun dengan mempertimbangkan keberlanjutan beberapa program strategis SNLKI 2013 dan SNLKI (Revisit 2017), hasil SNLIK tahun 2019, analisis SWOT dan evaluasi strategi untuk meningkatkan literasi keuangan, rekomendasi dari berbagai pihak serta implementasi kebijakan literasi keuangan di negara lain.

Untuk kesinambungan, arah strategi dalam SNLKI 2021 – 2025 disusun berdasarkan 3 pilar program strategis SNLKI (Revisit 2017) yaitu Cakap Keuangan, Sikap dan Perilaku Keuangan yang Bijak, serta Akses Keuangan. Ketiga program strategis yang menjadi dasar dari SNLKI ini disusun atas beberapa hal. Pertama, konsep dasar literasi keuangan bukan hanya didasarkan pada tiga aspek literasi keuangan yaitu pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, melainkan meliputi pula aspek sikap dan perilaku. Kedua, dalam kenyataannya, literasi keuangan sangat berkaitan erat dengan inklusi keuangan sehingga perlu adanya keselarasan dan kesinambungan antara kegiatan literasi keuangan dan inklusi keuangan. Ketiga, pencapaian strategi literasi dan inklusi keuangan lebih efisien dilakukan secara bersama-sama sehingga tujuan pencapaian keuangan untuk memperluas akses masyarakat ke sektor jasa keuangan dapat dilakukan dengan lebih optimal.

Untuk link aplikasi Kontroversi bisa klik link berikut ini https://bit.ly/2UXs6Cf

 

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

Ingin Berkontribusi?

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

Independensi adalah Ruh Kontroversi. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Kontroversi selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.

Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.

Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontroversi akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.

Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.

Anda bosan baca berita biasa?
Kami persembahkan untuk Anda produk jurnalisme kontroversi terbaik. Kami memberi Anda artikel premium yang komprehensif dari sisi praktis maupun akademis, dan diriset secara mendalam.

7. Formulir Penetapan WP Non Efektif.xls 52 KB
8. Formulir Pengaktifan Kembali WP Non Efektif.xlsx

 

Produk  Hukum NU

AMALIYAH NU

BUKU DAN KITAB

SEJARAH

  1. Ilmu Sejarah
  2. Pengantar Ilmu Sejarah
  3. Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik  Di Mata Indonesianis
  4. Mansia dan Sejarah
  5. Tatanan orde baru
    1. Bung Karno Pejambung Lidah Rakjat Indonesia
    2. Pesan Dakwah M.Natsir
    3. Kata Mutiara Bung Karno
    4. Riwayat Perjuangan K.H. Abdul Halim (Majalengka)
    5. Jalan Juang Ulama Muda : K.H. Wahid Hasyim
    6. Jalan Kehidupan M. Natsir
    7. Peran Besar Bung Kecil : Biografi Sutan Syahrir
    8. Kisah Hidup Dipa Nusantara Aidit (D.N. Aidit)
    9. Misteri Letkol Untung : Yang Terbaik Lalu Terbalik
    10. Meluruskan Sejarah Kartosoewirjo Bersama Irfan S Awwas (Audio)
    11. M.Natsir Di Panggung Sejarah Republik – Lukman Hakim (Editor)
    12. Riwayat Soeharto di Majalah Tempo
    13. [HOT] Edisi Khusus Majalah Tempo 14 Oktober 2013 : RAHASIA-RAHASIA ALI MOERTOPO
    14. Babad Tanah Jawi
    15. Sejarah Kerajaan Tatar Sunda (Kumpulan Tulisan Pangeran Wangsakerta)
    16. Sejarah Kerajaan Banten
    17. Kebangkitan Pemuda
    18. Hikayat Tanah Hindia
    19. Jaman Bergerak di Hindia Belanda : Mozaik Bacaan Kaum Pergerakan Tempo Doeloe
    20. ETOS POSTMODERN
    21. Catatan Sejarah
    22. Transformasi Sosial dan Gerakan Islam di Indonesia
    23. Mendajung Antara Dua Karang, Drs. Mohammad Hatta, Sidang BPKNP 2 September 1948
    24. Sejarah Perkembangan Pemurnian Islam di Indonesia oleh HAMKA (1958)
    25. Negara Islam Indonesia : Fakta Sejarah dan Perkembangannya
    26. Sejarah Perjuangan Umat Islam
    27. Daur Ulang Militan di Indonesia
    28. Tipologi Gerakan Sempalan di Indonesia
    29. Peran Tarekat Dalam Islamisasi Indonesia
    30. Sejarah Pasca Kemerdekaan (.ppt)
    31. Lajur Kanan Sebuah Jalan Dinamika Pemikiran dan Aksi Bintang Bulan (Studi Kasus Gerakan Darul Islam 1940 – 1962)
    32. Bencana Ummat Islam Indonesia tahun 1980-2000
    33. Catatan Hitam Lima Presiden
    34. A Short History of Indonesia : The Unlikely Nation (Bahasa Inggris)
    35. Sejarah, Ideologi Dan Karakter Gerakan Islam Politik Di Indonesia
    36. Daftar Isi Intel oh Intel
    37. Pengantar Intel oh Intel
    38. Intel oh Intel Jilid Satu
    39. Intel oh Intel Jilid Dua

     

Wawasan Islam

  1. Proses Revolusi Islam ; Sayyid Abul A’la Al-Maududi
  2. Agama Islam dan Politik
  3. Gerakan Sempalan di Indonesia
  4. Orang Nusantara Naik Haji
  5. Komunisme Musuh Islam Sepanjang Sejarah
  6. Asas-asas Islam
  7. Beberapa Studi Tentang Islam
  8. Cara Hidup Islam
  9. Dasar-dasar Islam
  10. Beberapa Pelajaran Dalam Amal Islami
  11. Empat Istilah Dalam Al-Qur’an
  12. Menuju Madinatul Munawwarah
  13. Hand Book Imarah Islam Indonesia
  14. Perang Salib Vs Perang Sabil : Abdul Qadir Djaelani
  15. Intelijen Nabi
  16. Sirah Nabawiyah – Said Ramadhan Al-Buti
  17. Karen Amstrong – Sejarah Tuhan
  18. Ibn Katsir – Tafsir Ibn Katsir juz 1 [35.4 MB |download], juz 2 [19.6 MB |download], juz 3 [13.4 MB |download], juz 4 [15.6 MB |download], juz 5 [16.7 MB |download], juz 6 [23.3 MB |download], juz 7 [18.5 MB |download], juz 8 [15.7 MB |download], juz 9 [17.9 MB |download]
  19. Halumma Ila Mardhatillah, Ibnu Bahasan, Maramedia Publishing, 2010
  20. Terjemah Ta’alim Muta’allim Karya Syaikh Az-Zarnuji
Militer/Polisi
  1. Hukum peradilan militer
  2. Hukum acara peradilan
  3. Minimum Essential. Force (MEF)
  4. Sistem Peradilan Pidana Terpadu

 

Kampus Bitcoin (bisa diklik)

 

Zionisme dan Konspirasi
  1. Global Conspiracy
  2. Kabbalah dan Ksatria Templar
  3. Doktrin Zionisme
  4. Freemansory Mistis Files
  5. Strategi Kaum Pagan Menuju The New World Order
  6. Zionisme Gerakan Menaklukan Dunia
  7. Serba Singkat Tentang Rotary Club
  8. Jaringan Gelap Freemasonry
  9. Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia, Herry Nurdi
  10. Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764 – 1962 (Full Versi)
  11. Talmud Kitab Hitam Yahudi
  12. The Diary Of Dajjal
  13. Freemasonry in Indonesia from Radermacher to Soekanto 1762-1961
  14. Knights Templar, Knights of Christ
  15. Kebangkitan Freemason di Indonesia; di Balik Kerusakan Agama-agama

 

TAREKAT MASON BEBAS
  1. Bagian kesatu (12,2 Mb)
  2. Bagian kedua (13,8 Mb)
  3. Bagian ketiga (6,73 Mb)
  4. Bagian ke-empat (27,2 Mb)
  5. Bagian kelima (30,6 Mb)
  6. Bagian ke-enam (7,98 Mb)
Komunisme di Indonesia
  1. Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian Pertama
  2. Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian Kedua
  3. Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian  Ketiga
  4. Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian Keempat
  5. Misteri Supersemar “Detak Files”
  6. Kitab Merah : Kumpulan Kisah Tokoh G30SPKI
  7. Kesaksianku Tentang G30S Dr. H. Soebandrio
  8. BUKU | THESIS oleh : Tan Malaka
  9. Sarekat Islam Dan Gerakan Kiri Di Semarang
  10. Amir Syarifudin Antara Negara dan Revolusi
  11. Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

 

DISCLAIMER: Komentar yang tampil sepenuhnya menjadi tanggungjawab pengirim, dan bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi Kontroversi.or.id. Redaksi berhak menghapus dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.

 

Independensi adalah Ruh Kontroversi. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Kontroversi selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.

Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.

Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontroversi akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.

Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.

 

Ruang ASN
Baca juga :

Baca juga :

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

Baca juga (bisa di-klik) :

Seluruh gambar dibawah ini bisa diklik untuk mendapatkan peluang dan  manfaat

SILAHKAN KLIK GAMBAR-GAMBAR DIBAWAH INI UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI/MANFAAT LAINNYA



Ganti lewat pengaturan, kecamatan, cek data dasar Jumlah KK & Anggota Keluarga di Desa Anda. Sudahkah sesuai jumlahnya atau desa anda ada/tidak ada dalam daftar Kementerian Dalam Negeri, Dirjen bina pemerintahan desa ?

Baca juga:

Bursa kerja :

Unduh Pedoman Pembelajaran pada Semester Genap TA 2020/2021 di sini.

Unduh FAQ Panduan Pembelajaran Semester Genap 2020-2021 di sini.

Unduh Salinan SKB PTM di sini.

MODUL PEMBELAJARAN SMA TAHUN 2020/2021

Kemdikbud melalui Direktorat SMA telah menyusun Modul Pembelajaran SMA tahun 2020 semua mata pelajaran untuk siswa SMA Kelas X, XI dan XII yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan belajar dari rumah. Silakan Anda unduh pada link di bawah ini:
Modul Pembelajaran SMA Lengkap
PPKN Unduh disini
Bhs Indonesia Unduh disini
Matematika Unduh disini
Sejarah Indonesia Unduh disini
Bhs Inggris Unduh disini
Seni Budaya Unduh disini
Penjasorkes Unduh disini
PKWU Unduh disini
Biologi Unduh disini
Fisika Unduh disini
Kimia Unduh disini
Sejarah Peminatan Unduh disini
Sosiologi Unduh disini
Geografi Unduh disini
Ekonomi Unduh disini

Pelayanan dan penjelasan informasi pelaksanaan Seleksi CPNS 2021 melalui:

a. Menu Helpdesk pada https://sscasn.bkn.go.id;
b. Panitia seleksi pada :
– https://cpns.kemenkumham.go.id
– https://rekrutmen.kejaksaan.go.id
– https://ropeg.menlhk.go.id
– https://cpns.pertanian.go.id
– https://cpns.kemendikbud.go.id
– Sub Direktorat Liaison Direktorat Kerja Sama Internasional, dan Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri.

Situs Terkait




Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19

Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19
Kontroversi.or.id – Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan R.I memberikan paparan terkait “Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19”.Pedoman ini terdiri dari :• BAB 1 PENDAHULUAN
• BAB 2 EPIDEMIOLOGI CORONA VIRUS (COVID-19)
• BAB 3 PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAYANAN
IMUNISASI COVID-19
• BAB 4 PELAKSANAAN PELAYANAN IMUNISASI COVID19
• BAB 5 SURVEILANS KIPI
• BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan Operasional Vaksinasi Covid-19

  •  Survei : Readiness dan Acceptence Study (sedang berlangsung)
  •  Persiapan dan Koordinasi
  •  Penetapan Permenkes Vaksinasi Covid-19
  •  Penyusunan Pedoman teknis
  •  Advokasi Sosialisasi Mobilisasi
  •  Peningkatan Kapasitas SDM, Sarana (logistic)
  •  Peningkatan Jejaring Pelayanan
  •  Sistim Informasi Manajemen
  •  Penyusunan Mikroplanning
  •  PelaksanaanVaksinasi
  •  Supervisi, Bimbingan teknis, monitoring
  •  Evaluasi Rapid ConvinienceAssesment/Survey cakupan, Post introduction Evaluation, Review Pelaksanaan

Pelaksanaan pemberian vaksinasi

1. Dosis administrasi : diberikan 2 (dua) dosis/orang dengan jarak minimal 14 hari, sehingga dapat membentuk kekebalan

2. Pemberi layanan imunisasi COVID-19 adalah dokter, perawat dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta maupun akademi/institusi Pendidikan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), TNI dan Polri dalam jejaring Public Private Mix (PPM)

3. Teknis dan tempat pelaksanaan pemberian imunisasi, berdasarkan kajian ITAGI:

a. Kelompok usia produktif berusia 18 – 59 tahun, dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah baik puskesmas, posbindu maupun RSUD/RSUP, kerjasama dengan klinik, klinik kantor/perusahaan, rumah sakit swasta, bidan praktek swasta dan lain – lain, termasuk pos – pos pelayanan imunisasi di tempat – tempat strategis

b. Kelompok penduduk dengan kormorbid berusia 18 – 59 tahun yang masih aktif/produktif sebaiknya dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas dan Rumah Sakit), klinik dan rumah sakit swasta.

Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19

Memerlukan waktu 15 menit/orang

  1. Pendaftaran
  2. Pengukuran (tekanan darah, rapid test kolestrol, gula darah, dll)
  3. Edukasi tentang Imunisasi COVID-19
  4. Anamnesa (siapkan list daftar pertanyaan)
  5. Penyuntikan
  6. Informasi jadwal imunisasi selanjutnya

Catatan :

  • Pelayanan posbindu 5 jam/hari
  • Waktu pelayanan 15 menit
  • 15 menit x 20 orang sehingga diperlukan 300 menit atau 5 jam.

Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19

PELAYANAN IMUNISASI COVID-19 DI POS IMUNISASI (Posyandu, Posbindu, Sekolah dan Pos pos yang ditentukan)

  1. Ruang/tenda/tempat yang cukup besar, sirkulasi udara yang baik. Bila ada kipas angin, letakkan di belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga kesehatan ke sasaran imunisasi;
  2. Bersihkan ruang/tempat pelayanan imunisasi sebelum dan sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
  3. Fasilitas mencuci tangan pakaisabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
  4. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
  5. Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani orang sehat;
  6. Jika memungkinkan sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah. Sasaran dan pengantar keluar dan masuk bergantian;
  7. Tempat/ruang tunggu sebelum dan sesudah imunisasi terpisah. Tempat duduk dengan jarak aman antar tempat duduk 1 – 2 meter. Sesudah imunisasi sasaran menunggu selama 30 menit.
” alt=”” />

Contoh Pengaturan Ruang/ Tempat Pelayanan Imunisasi

Dalam pedomen teknis ini dipaparkan pula TIMELINE PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN PELAYANAN IMUNISASI COVID-19, serta hasil survei yang dilakukan Kemenkes.

  1. Diperlukan pelaksanaan survei persepsi masyarakat untuk vaksin COVID-19 (mempertimbangkan vaccine hesistancy di Indonesia)
  2. Country readiness assesment dalam rangka menilai kesiapan pelaksanaan pemberian imunisasi COVID-19 yang ditinjau dari berbagai aspek mulai dari tahap mikroplanning, pelaksanaan dan
    monev
  3. Pembentukan kelompok kerja tingkat nasional, provinsi/kab/kota dalam rangka koordinasi, harmonisasi pelaksanaan imunisasi COVID-19
  4. Pelaksanaan Cost Effectivess Analysis (CEA) imunisasi COVID-19, apabila imunisasi COVID-19 akan masuk sebagai Program Imunisasi Nasional
  5. Antispasi Komunikasi Risiko pelaksanaan baik isu halal-haram, kelompok antivaksin
  6. Penguatan SDM melalui pelatihan dengan BPSDM dan Sistim Informasi kolaborasi dengan Pusdatin

Kesimpulan

  •  Grand Design Operasional Imunisasi disusun berdasarkan ketersediaan vaksin yang faktanya sampai saat ini cukup dinamis.
  •  Logistik coldchain diperkirakan memadai melihat ketersediaan vaksin yang bertahap, demikian pula jumlah dan rasioVaksinator
  •  Pelaksanaan tetap mempertimbangkan pelaksanaan imunisasi rutin yang saat ini cakupannya masih rendah.
  •  Penetapan Permenkes tentang PelaksanaanVaksinasi COVID-19, jabaran teknis dari Perpres.
  •  Perlu beberapa skema : imunisasi sebagai program, imunisasi pilihan skema sektor swasta, maupun sebagai bagian dari asuransi kesehatan
  •  Pencanangan imunisasi COVID-19 oleh Kepala Negara dalam rangka
  • mobilisasi komitmen pemerintah daerah



  • Banner Hoax

 

Boleh share dan copy paste

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya,
namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu Insya Allah.

Redaksi mengundang daftar login menulis sendiri dalam program jurnalisme warga kontroversi.or.id pojok kanan atas untuk mendapatkan akses tayang sendiri

 

Untuk link aplikasi Kontroversi bisa klik link berikut ini https://bit.ly/2UXs6Cf sembari menunggu persetujuan google play store untuk aplikasi android


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Fakta-Fakta Seputar Asian Games 2018

Penulis Kontroversi

Khofifah Ajak Warga Jatim Tanam Cemara Udang untuk Cegah Abrasi

Penulis Kontroversi

Realisasi KUR 2018 Capai Rp. 79,2 Triliun

Penulis Kontroversi

Leave a Comment