Image default
Berita Utama Peristiwa

Fenomena gelombang Panas Indonesia

 

Oleh : Imam S Ahmad Bashori Al-Muhajir Moh Ardi
Editor Munichatus Sa’adah SPsi
Comunication & Mass Serving Beurau Indonesia

Fenomena gelombang panas yang melanda sejumlah negara di benua Eropa dipastikan tidak terjadi di Indonesia, kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG), Herizal.

“Di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena cuaca yang dikenal dengan gelombang panas tersebut. Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad.

Herizal mengatakan Badan Meteorologi Dunia melaporkan kejadian gelombang panas di wilayah Amerika Utara yang memecahkan beberapa rekor suhu tertinggi, seperti di wilayah British Columbia Kanada setinggi 49,6 derajat Celcius dan 47,7 derajat Celcius di Phoenix Arizona pada pertengahan bulan Juni 2021 telah berdampak luas pada kehidupan manusia maupun ekosistem.

Pada pekan pertama Agustus 2021, kata Herizal, sedang berlangsung kejadian gelombang panas di Eropa yang diprediksi bisa mencapai suhu 40 hingga 45 derajat Celcius di wilayah Eropa Selatan.

Gelombang panas atau dikenal dengan “heatwave” merupakan fenomena cuaca dimana suhu udara panas terjadi lebih tinggi 5 derajat Celcius dari rata-rata suhu maksimum harian di wilayah setempat, dan berlangsung selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.

Herizal mengatakan fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Amerika, Eropa dan Australia, dan terjadi pada wilayah yang memiliki massa daratan yang luas.

Secara dinamika atmosfer, situasi itu dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah yang disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak pada wilayah yang luas, misalnya saat terbentuknya sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan bertahan cukup lama.

“Secara geografis, wilayah Indonesia berada di wilayah ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi”,  katanya.

Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki karakteristik perubahan cuaca yang cepat. “Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, dapat dikatakan bahwa wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena cuaca yang dikenal dengan gelombang panas,” katanya.

Herizal mengatakan, “umumnya gelombang panas terjadi di wilayah tropis, yang disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif menguat pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial”.

Berdasarkan siklus tahunan,  posisi semu matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU) pada Maret sampai pertengahan September.

“Pada periode ini angin timuran yang identik dengan musim kemarau terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia”, katanya.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum pada 30 Juli 2021 tercatat antara 24,0-35,5 derajat Celcius.

“Suhu maksimum sekitar 24 derajat Celcius terjadi di bagian tengah Papua dan maksimum mencapai 35,5 derajat Celcius terjadi di Kalimarau, Berau”, katanya.

Kondisi suhu maksimum dengan kisaran tersebut, masih berada pada kondisi normal, dimana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau awan di suatu wilayah.

Sampai akhir Juli 2021, sebagian besar wilayah Indonesia atau lebih dari 73 persen zona musim berada pada musim kemarau.

“Walaupun hujan secara sporadis masih berpeluang terjadi di sebagian wilayah, secara umum situasi awan akan cukup rendah pada siang hari.

Herizal mengimbau masyarakat tetap mengantisipasi perubahan cuaca dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga, serta lingkungan.

 

Suhu panas Indonesia bukan dari Heatwave

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan suhu panas yang terasa di sejumlah wilayah Indonesia bukan diakibatkan dari heatwave atau gelombang panas.

“Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial”,  ujar Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Guswanto menjelaskan menurut WMO (World Meteorological Organization) , gelombang panas atau dikenal dengan “heatwave” merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celsius atau 9 derajat Fanreheit atau lebih.

Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika.

Secara dinamika atmosfer hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, seperti misalnya ada sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan terjadi cukup lama.

Sedangkan secara geografis wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi.

“Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat. Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan gelombang panas atau Heatwave”, ujar Guswanto.

Pada pertengahan Mei 2021, posisi semu matahari sudah berada di Belahan Bumi Utara (BBU) di sekitar 19 derajat Lintang Utara, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa di wilayah Indonesia selatan ekuator akan menjelang periode angin timuran yang identik dengan musim kemarau.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum tanggal 16 Mei 2021 tercatat berkisar antara 33-35,2 derajat Celsius dengan suhu maksimun 35,2 derajat Celsius terjadi di Surabaya.

Kondisi suhu maksimum dengan kisaran tersebut masih berada kondisi normal, dimana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau tingkat perawanan di suatu wilayah.

“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki awal musim kemarau dimana tingkat perawanan akan cukup rendah pada siang hari, sehingga masyarakat diimbau dan diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas atau kondisi terik pada siang hari dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga, serta lingkungan,” kata Guswanto.

 

Matahari terbit dari Utara

Matahari terbit dari utara viral di media sosial. Fenomena itu terjadi di Kabupaten Jeneponto dan sempat diabadikan oleh warga setempat.

Kejadian aneh ini dikaitkan oleh warga dengan tanda hari kiamat. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan.

Kaharuddin, Prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar mengatakan benda-benda langit yang dapat kita amati dari tempat kita di bumi, baik yang nampak pada siang maupun malam hari, semuanya bergerak secara teratur dari arah timur ke barat.

Setiap benda langit tersebut akan terbit dan tenggelam pada posisi tertentu di bumi. Di mana posisi terbit dan tenggelamnya kemudian berubah ke arah tertentu secara gradual. Dan kembali lagi ke posisi semula pada waktu tertentu.

Seolah-olah semua benda langit tersebut, termasuk matahari dan bulan, beredar mengelilingi bumi. Peristiwa pergerakan benda langit tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi kepentingan hidup manusia. Sebagai penanda waktu untuk memulai suatu kegiatan tertentu.

Seiring dengan perkembangan peradaban dan keilmuan manusia, berbagai macam teori pergerakan benda langit pun dikemukakan.

Dalam sejarah keilmuan astronomi, terdapat 3 teori pergerakan benda langit yang pernah dikemukakan oleh para astronom terdahulu. Yakni teori egosentris, geosentris, dan heliosentris.

Teori egosentris beranggapan bahwa manusia merupakan pusat dari peredaran benda-benda langit. Teori geosentris, teori ini mengatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya.

Sedangkan teori heliosentris menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya. Bumi beserta planet-planet lainnya secara bersamaan beredar mengelilingi Matahari pada orbit-orbit tertentu yang berbentuk bulat.

Dari teori heliosentris, dijelaskan bahwa matahari merupakan pusat peredaran benda-benda langit di dalam tata surya kita. Planet bumi selain berputar pada porosnya, bersama dengan bulan bergerak mengitari matahari melalui lintasannya berbentuk elips.

Sedangkan bulan pada saat yang bersamaan berputar pada porosnya sambil mengitari bumi. Pergerakan-pergerakan tersebut ketika diamati dari bumi terlihat sebagai pergerakan yang bersifat semu.

Gerak semu inilah yang sejak lama telah banyak dimanfaatkan oleh manusia khususnya dalam perhitungan waktu. Dalam keilmuan falak, pergerakan-pergerakan tersebut sangat penting. Karena beberapa perintah ibadah dalam Islam, waktu pelaksanaannya sangat terkait dengan posisi dan pergerakan matahari, bumi, dan bulan tersebut.

 

Pergerakan Matahari

Disebutkan bahwa matahari merupakan pusat tata surya kita. Bumi, planet dan benda langit yang berada di jangkauan gravitasi matahari, akan bergerak bersamaan mengelilingi matahari. Pada saat yang bersamaan matahari juga terus bergerak di alam semesta ini bersamaan bintang-bintang lainnya.

Dalam keilmuan astronomi gerak matahari dibagi menjadi dua macam, yakni gerak hakiki dan gerak semu. Gerak hakiki matahari, merupakan gerak sebenarnya yang dimiliki matahari. Yakni, rotasi matahari dan gerak matahari di antara gugusan bintang di alam semesta dalam mengitari pusat galaksi bima sakti.

matahari-terbit-dari-utara-bmkg
Fenomena Gerak Semu Matahari, Juni 2021 /

Sedangkan gerak semu matahari, jika kita amati di permukaan bumi seolah-olah matahari bergerak dari timur ke barat mengelilingi bumi.

Secara umum gerak semu matahari dapat dibagi menjadi dua, yakni gerak semu harian dan gerak semu tahunan. Gerak semu harian adalah fenomena bergeraknya benda-benda langit dari timur ke barat saat tampak dari bumi.

Contohnya adalah matahari yang terbit di timur di pagi hari, lalu tampak bergerak ke barat hingga terbenam saat sore hari.

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya.

Hal ini terjadi karena bumi berevolusi mengelilingi matahari dengan poros yang miring sehingga bagian kutub utara dan kadang kutub selatan bumi akan condong ke matahari.

Fenomena ini menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya).

Titik paling utara dalam gerak semu matahari ini disebut titik balik utara yang terjadi di tanggal 21 Juni. Sebaliknya, titik balik selatan terjadi ketika matahari mencapai titik paling selatannya, yaitu pada tanggal 22 Desember.

Terkait video matahari terbit dari utara di Kabupaten Jeneponto yang banyak beredar di sosial media maka itu disebabkan oleh gerak semu tahunan matahari.

Matahari tetap terbit di timur dan akan terbenam di barat. Namun pada saat sekarang posisi matahari sedang menuju pada titik balik utara pada tanggal 21 Juni nanti. Pada tanggal 21 Juni posisi matahari bergeser sejauh 23,5 derajat dari ekuator ke arah utara.

Kemudian bergerak kembali ke arah ekuator di tanggal 23 September dan menuju ke titik balik selatan di tanggal 22 Desember nanti sejauh 23,5 derajat dari ekuator ke arah selatan. Dan bergerak kembali ke arah ekuator di tanggal 21 Maret. Gerak semu ini akan terjadi setiap tahunnya.

 

Dampak dari Gerak Semu Tahunan Matahari

Pada saat matahari seolah bergerak ke arah utara, maka belahan bumi di utara tentu akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak yang mengakibatkan munculnya musim semi atau musim panas di utara.

Sedangkan bagian bumi sebelah selatan akan kekurangan sinar matahari sehingga munculah musim gugur ataupun musim dingin di belahan bumi selatan.

Begitu pula dengan sebaliknya, jika matahari seolah bergerak ke selatan bumi, maka bagian selatan bumi yang akan mendapat banyak sinar matahari dan bagian utara tidak mendapat sinar yang cukup.

Sama halnya dengan negara-negara di belahan bumi utara dan selatan, negara yang berada di kawasan tropis juga akan mengalami pergantian musim akibat gerak semu tahunan matahari.

Namun bedanya negara beriklim tropis tentu tidak mengalami 4 musim, melainkan hanya memiliki 2 musim. Akibat adanya pengaruh dari angin muson akibat revolusi bumi.

 

Gerak semu tahunan matahari

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena Bumi mengelilingi matahari (revolusi) dengan poros yang miring sehingga yang condong ke matahari kadang kutub utara dan kadang kutub selatan Bumi. Fenomena ini menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari) serta pergantian musim di belahan Bumi utara dan selatan. Saat bagian utara Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas di negeri empat musim. Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi.

Gerak semu tahunan matahari terjadi karena Bumi mengelilingi matahari dengan poros miring.

Kejadian ketika matahari mencapai titik paling utaranya dalam gerak semu ini disebut titik balik utara yang terjadi antara antara 20–22 Juni. Sebaliknya, titik balik selatan terjadi ketika matahari mencapai titik paling selatannya, yaitu antara 20–23 Desember. Titik tengah di antara keduanya disebut ekuinoks.

Fenomena ini juga dapat digunakan umat Islam untuk menemukan arah kiblat melalui bayangan karena matahari melewati posisi lintang Ka’bah dua kali setahun sehingga arah bayangan pada titik kulminasi di Ka’bah pada dua hari tersebut akan menunjukkan arah kiblat. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun, yaitu 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Standar Arab Saudi (WSAS) (09.18 UTC) dan 16 Juli pukul 12.27 WSAS (09.27 UTC).[1]

 

Gerak semu harian matahari

Gerak semu harian adalah fenomena bergeraknya benda-benda langit (termasuk matahari dan bintang-bintang) dari timur ke barat saat tampak dari bumi. Contohnya adalah matahari yang terbit di timur di pagi hari, lalu tampak bergerak ke barat hingga terbenam saat senja. Benda-benda langit tersebut tampak bergerak akibat rotasi bumi atau berputarnya bumi pada porosnya.

Rotasi bumi menyebabkan benda-benda langit seperti matahari tampak bergerak dari timur ke barat.

Ingin Berkontribusi?

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

Baca juga :

Baca juga :

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

Baca juga (bisa di-klik) :

 

Seluruh gambar dibawah ini bisa diklik untuk mendapatkan peluang dan  manfaat

SILAHKAN KLIK GAMBAR-GAMBAR DIBAWAH INI UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI/MANFAAT LAINNYA



Ganti lewat pengaturan, kecamatan, cek data dasar Jumlah KK & Anggota Keluarga di Desa Anda. Sudahkah sesuai jumlahnya atau desa anda ada/tidak ada dalam daftar Kementerian Dalam Negeri, Dirjen bina pemerintahan desa ?

Baca juga:


Bursa kerja :

Unduh Pedoman Pembelajaran pada Semester Genap TA 2020/2021 di sini.

Unduh FAQ Panduan Pembelajaran Semester Genap 2020-2021 di sini.

Unduh Salinan SKB PTM di sini.

MODUL PEMBELAJARAN SMA TAHUN 2020/2021

Kemdikbud melalui Direktorat SMA telah menyusun Modul Pembelajaran SMA tahun 2020 semua mata pelajaran untuk siswa SMA Kelas X, XI dan XII yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan belajar dari rumah. Silakan Anda unduh pada link di bawah ini:
Modul Pembelajaran SMA Lengkap
PPKN Unduh disini
Bhs Indonesia Unduh disini
Matematika Unduh disini
Sejarah Indonesia Unduh disini
Bhs Inggris Unduh disini
Seni Budaya Unduh disini
Penjasorkes Unduh disini
PKWU Unduh disini
Biologi Unduh disini
Fisika Unduh disini
Kimia Unduh disini
Sejarah Peminatan Unduh disini
Sosiologi Unduh disini
Geografi Unduh disini
Ekonomi Unduh disini

Pelayanan dan penjelasan informasi pelaksanaan Seleksi CPNS 2021 melalui:

a. Menu Helpdesk pada https://sscasn.bkn.go.id;
b. Panitia seleksi pada :
– https://cpns.kemenkumham.go.id
– https://rekrutmen.kejaksaan.go.id
– https://ropeg.menlhk.go.id
– https://cpns.pertanian.go.id
– https://cpns.kemendikbud.go.id
– Sub Direktorat Liaison Direktorat Kerja Sama Internasional, dan Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri.

Situs Terkait




Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19

Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19
Kontroversi.or.id – Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan R.I memberikan paparan terkait “Pedoman Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi COVID-19”.Pedoman ini terdiri dari :• BAB 1 PENDAHULUAN
• BAB 2 EPIDEMIOLOGI CORONA VIRUS (COVID-19)
• BAB 3 PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAYANAN
IMUNISASI COVID-19
• BAB 4 PELAKSANAAN PELAYANAN IMUNISASI COVID19
• BAB 5 SURVEILANS KIPI
• BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan Operasional Vaksinasi Covid-19

  •  Survei : Readiness dan Acceptence Study (sedang berlangsung)
  •  Persiapan dan Koordinasi
  •  Penetapan Permenkes Vaksinasi Covid-19
  •  Penyusunan Pedoman teknis
  •  Advokasi Sosialisasi Mobilisasi
  •  Peningkatan Kapasitas SDM, Sarana (logistic)
  •  Peningkatan Jejaring Pelayanan
  •  Sistim Informasi Manajemen
  •  Penyusunan Mikroplanning
  •  PelaksanaanVaksinasi
  •  Supervisi, Bimbingan teknis, monitoring
  •  Evaluasi Rapid ConvinienceAssesment/Survey cakupan, Post introduction Evaluation, Review Pelaksanaan

Pelaksanaan pemberian vaksinasi

1. Dosis administrasi : diberikan 2 (dua) dosis/orang dengan jarak minimal 14 hari, sehingga dapat membentuk kekebalan

2. Pemberi layanan imunisasi COVID-19 adalah dokter, perawat dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta maupun akademi/institusi Pendidikan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), TNI dan Polri dalam jejaring Public Private Mix (PPM)

3. Teknis dan tempat pelaksanaan pemberian imunisasi, berdasarkan kajian ITAGI:

a. Kelompok usia produktif berusia 18 – 59 tahun, dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah baik puskesmas, posbindu maupun RSUD/RSUP, kerjasama dengan klinik, klinik kantor/perusahaan, rumah sakit swasta, bidan praktek swasta dan lain – lain, termasuk pos – pos pelayanan imunisasi di tempat – tempat strategis

b. Kelompok penduduk dengan kormorbid berusia 18 – 59 tahun yang masih aktif/produktif sebaiknya dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas dan Rumah Sakit), klinik dan rumah sakit swasta.

Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19

Memerlukan waktu 15 menit/orang

  1. Pendaftaran
  2. Pengukuran (tekanan darah, rapid test kolestrol, gula darah, dll)
  3. Edukasi tentang Imunisasi COVID-19
  4. Anamnesa (siapkan list daftar pertanyaan)
  5. Penyuntikan
  6. Informasi jadwal imunisasi selanjutnya

Catatan :

  • Pelayanan posbindu 5 jam/hari
  • Waktu pelayanan 15 menit
  • 15 menit x 20 orang sehingga diperlukan 300 menit atau 5 jam.
 

Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19

PELAYANAN IMUNISASI COVID-19 DI POS IMUNISASI (Posyandu, Posbindu, Sekolah dan Pos pos yang ditentukan)

  1. Ruang/tenda/tempat yang cukup besar, sirkulasi udara yang baik. Bila ada kipas angin, letakkan di belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga kesehatan ke sasaran imunisasi;
  2. Bersihkan ruang/tempat pelayanan imunisasi sebelum dan sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
  3. Fasilitas mencuci tangan pakaisabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
  4. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
  5. Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani orang sehat;
  6. Jika memungkinkan sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah. Sasaran dan pengantar keluar dan masuk bergantian;
  7. Tempat/ruang tunggu sebelum dan sesudah imunisasi terpisah. Tempat duduk dengan jarak aman antar tempat duduk 1 – 2 meter. Sesudah imunisasi sasaran menunggu selama 30 menit.
” alt=”” />

Contoh Pengaturan Ruang/ Tempat Pelayanan Imunisasi

Dalam pedomen teknis ini dipaparkan pula TIMELINE PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN PELAYANAN IMUNISASI COVID-19, serta hasil survei yang dilakukan Kemenkes.

  1. Diperlukan pelaksanaan survei persepsi masyarakat untuk vaksin COVID-19 (mempertimbangkan vaccine hesistancy di Indonesia)
  2. Country readiness assesment dalam rangka menilai kesiapan pelaksanaan pemberian imunisasi COVID-19 yang ditinjau dari berbagai aspek mulai dari tahap mikroplanning, pelaksanaan dan
    monev
  3. Pembentukan kelompok kerja tingkat nasional, provinsi/kab/kota dalam rangka koordinasi, harmonisasi pelaksanaan imunisasi COVID-19
  4. Pelaksanaan Cost Effectivess Analysis (CEA) imunisasi COVID-19, apabila imunisasi COVID-19 akan masuk sebagai Program Imunisasi Nasional
  5. Antispasi Komunikasi Risiko pelaksanaan baik isu halal-haram, kelompok antivaksin
  6. Penguatan SDM melalui pelatihan dengan BPSDM dan Sistim Informasi kolaborasi dengan Pusdatin

Kesimpulan

  •  Grand Design Operasional Imunisasi disusun berdasarkan ketersediaan vaksin yang faktanya sampai saat ini cukup dinamis.
  •  Logistik coldchain diperkirakan memadai melihat ketersediaan vaksin yang bertahap, demikian pula jumlah dan rasioVaksinator
  •  Pelaksanaan tetap mempertimbangkan pelaksanaan imunisasi rutin yang saat ini cakupannya masih rendah.
  •  Penetapan Permenkes tentang PelaksanaanVaksinasi COVID-19, jabaran teknis dari Perpres.
  •  Perlu beberapa skema : imunisasi sebagai program, imunisasi pilihan skema sektor swasta, maupun sebagai bagian dari asuransi kesehatan
  •  Pencanangan imunisasi COVID-19 oleh Kepala Negara dalam rangka
  • mobilisasi komitmen pemerintah daerah



Slide Pendaftaran IKRAP

AD/ART

PERATURAN ORGANISASI

DOKUMEN KERJASAMA

SURAT KEPUTUSAN

DOKUMEN ORGANISASI

PROGRAM / APLIKASI

RoIP

ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

PERATURAN ORGANISASI
PO – Bantuan Komunikasi (Bankom)
PO – Seragam
PO – Pelaksaan Musyawarah & Rapat Kerja
PO – Pancar Ulang
PO – Pembentukan Institusi Baru
PO – Administrasi & Kesekretariatan
PO – Formulir IKRAP
PO – Formulir KTA
PO – Format Database Anggota

DOKUMEN KERJA SAMA
MOU RAPI – MENTERI SOSIAL RI
MOU RAPI – DEPARTEMEN KESEHATAN RI
MOU RAPI – RCTI
MOU RAPI – KEMENKES RI (2012)

DOKUMEN LAIN
SK PENGDA 2016-2021
SK PENGPROV 2013-2017
Phone Alphabetical
Kode 10/Ten Code
Lirik Mars RAPI
Visi/Misi RAPI, Alphabetical, Kode 10
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (.mp3)
Mars RAPI (.mp3)
Panduan Kegiatan NET RAPI Provinsi Jawa Timur
Audio ID RF-LINK ITKP

PROGRAM / APLIKASI
Aplikasi ITKP RAPI
Aplikasi Callbook RAPI JATIM Versi Android
Aplikasi Callbook RAPI JATIM Versi Offline (Desktop PC)



There is no ads to display, Please add some

Related posts

Sidang Perkara Sengketa Lahan Kertomenanggal IX Hadirkan Saksi Ahli & Protokoler Notaris Erly Soehandjoyo

Penulis Kontroversi

PT Smelting Bantu 12.500 APD Ke Pemkab Gresik

Penulis Kontroversi

Bupati Yuhronur Jelaskan PPKM Level 3 Tak Lagi Zona Orange dan Merah

admin

Leave a Comment