Oleh: Imam S Ahmad Bashori Moh Ardi
Pada daftar login menulis sendiri pojok kanan atas kontroversi
Comunication & Mass Serving Beurau Indonesia
Sosok Tim Berners-Lee
Sir Tim Berners-Lee OM, KBE, FRS, FREng, FRSA |
|
---|---|
Lahir | Timothy John Berners-Lee 8 Juni 1955[1] London, Inggris |
Tempat tinggal | Inggris dan Amerika[2] |
Kebangsaan | Britania |
Almamater | Universitas Queen, Oxford |
Pekerjaan | Ilmuwan komputer |
Tempat kerja |
|
Dikenal atas |
|
Gelar | Profesor |
Suami/istri | Rosemary Leith |
Orang tua |
|
Penghargaan | |
Situs web | www |
Konsep Hypertext
Pada 1980, ketika masih seorang kontraktor bebas di CERN, Berners-Lee mengajukan sebuah proyek yang berbasiskan konsep hiperteks (hypertext) untuk memfasilitasi pembagian dan pembaharuan informasi di antara para peneliti. Dengan bantuan dari Robert Cailliau dia menciptakan sistem prototipe bernama Enquire.
Setelah meninggalkan CERN untuk bekerja di John Poole’s Image Computer Systems Ltd, dia kembali pada 1984 sebagai seorang rekan peneliti. Dia menggunakan ide yang mirip yang telah dia gunakan pada Enquire untuk menciptakan World Wide Web, di mana dia mendesain dan membangun browser yang pertama (bernama WorldWideWeb dan dikembangkan dalam NeXTSTEP) dan server web pertama yang bernama httpd.
Situs web pertama yang dibuat Berners-Lee (dan oleh karena itu ia juga merupakan situs web pertama) beralamat di http://info.cern.ch/ (telah diarsip) dan dimasukkan online untuk pertama kalinya pada 6 Agustus 1991.
Pada 1994, Berners-Lee mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) di Massachusetts Institute of Technology.
Hingga kini, Berners-Lee masih tetap rendah hati dan tidak berkeinginan untuk mendapatkan status populer. Banyak yang masih tidak mengetahui kekuatan karya pria ini, World Wide Web.
Salah satu kontribusi terbesarnya dalam memajukan World Wide Web adalah dengan tidak mempatenkannya sehingga masih dapat digunakan secara bebas.
Pada 16 Juli 2004 dia diberi gelar kehormatan KBE oleh Ratu Elizabeth II sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.
Biografi
Latar Belakang
Pada tahun 1989, saat bekerja di di CERN, Laboratorium Fisika Partikel Eropa di Jenewa, Swiss, Tim Berners-lee mengusulkan proyek hypertext global, dikenal sebagai World Wide Web. Berdasarkan sebelumnya “Enquire” bekerja, ia dirancang untuk memungkinkan orang untuk bekerja sama dengan menggabungkan pengetahuan mereka dalam web dokumen hypertext. Dia menulis World Wide Web server pertama, “httpd”, dan klien pertama, “WorldWideWeb” apa-kau-lihat-ini-apa-kau-mendapatkan peramban hypertext/Editor yang berlari di lingkungan NeXTStep. Pekerjaan ini dimulai pada bulan Oktober 1990, dan program “WorldWideWeb” pertama kali dibuat tersedia dalam CERN pada bulan Desember, dan di Internet pada umumnya pada musim panas 1991.
Melalui 1991 dan 1993, Tim terus bekerja pada desain Web, koordinasi umpan balik dari pengguna di Internet. Spesifikasi awalnya URI, HTTP dan HTML yang disempurnakan dan dibahas di kalangan yang lebih besar seperti penyebaran teknologi Web.
Tim Berners-Lee lulus dari Universitas Queen di Oxford University, Inggris, 1976 Sementara di sana ia membangun komputer pertama dengan solder besi, gerbang TTL, prosesor M6800 dan televisi tua.
Dia menghabiskan dua tahun dengan Plessey Telecommunications Ltd (Poole, Dorset, Inggris) produsen peralatan utama UK Telecom, bekerja pada sistem terdistribusi transaksi, relay pesan, dan teknologi bar code.
Pada tahun 1978 Tim meninggalkan Plessey untuk bergabung DG Nash Ltd (Ferndown, Dorset, Inggris), di mana ia menulis antara software hal-hal typesetting lainnya untuk printer cerdas, dan sistem operasi multitasking.
Setahun setengah dihabiskan sebagai konsultan independen termasuk tugas (Jun-Desember 1980) enam bulan sebagai insinyur perangkat lunak konsultan di CERN. Sementara di sana, ia menulis untuk penggunaan pribadi sendiri Program pertamanya untuk menyimpan informasi termasuk menggunakan asosiasi acak. Dinamakan “Enquire” dan tidak pernah dipublikasikan, program ini membentuk dasar konseptual untuk pengembangan masa depan dari World Wide Web.
Dari tahun 1981 sampai 1984, Tim bekerja di John Poole Citra Computer Systems Ltd, dengan tanggung jawab desain teknis. Bekerja di sini termasuk real time kontrol firmware, grafis dan perangkat lunak komunikasi, dan bahasa makro generik. Pada tahun 1984, ia mengambil sebuah persahabatan di CERN, untuk bekerja pada sistem terdistribusi real-time untuk akuisisi data ilmiah dan sistem kontrol. Antara lain, dia bekerja pada perangkat lunak sistem FASTBUS dan merancang sebuah sistem panggilan prosedur heterogen terpencil.
Pada tahun 1994, Tim mendirikan World Wide Web Consortium di kemudian Laboratorium Ilmu Komputer (LCS) yang bergabung dengan Artificial Intelligence Lab pada tahun 2003 untuk menjadi Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan Laboratorium (CSAIL) di Massachusetts Institute of Technology (MIT) . Sejak saat itu ia menjabat sebagai Direktur World Wide Web Consortium organisasi standar Web yang mengembangkan teknologi interoperable (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat-alat) untuk memimpin Web secara maksimal. Konsorsium memiliki situs tuan rumah yang terletak di MIT, di ERCIM di Eropa, dan di Universitas Keio di Jepang serta Kantor di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, ia menjadi pemegang pertama dari kursi 3Com Pendiri. Pada tahun 2008 ia diangkat 3COM Pendiri Profesor Teknik di Sekolah Teknik, dengan janji bersama di Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer di CSAIL di mana ia juga mengepalai Informasi Desentralisasi Group (DIG). Pada bulan Desember 2004 ia diangkat menjadi Profesor di Departemen Ilmu Komputer di University of Southampton, Inggris. Dia adalah co-Direktur Web Ilmu Trust, diluncurkan pada tahun 2006 sebagai Web Science Research Initiative, untuk membantu menciptakan tubuh penelitian multidisiplin pertama yang meneliti World Wide Web dan menawarkan solusi praktis yang diperlukan untuk membantu memandu penggunaan dan desain masa depan. Dia adalah Direktur World Wide Web Foundation, dimulai pada 2008 untuk mendanai dan mengkoordinasikan upaya-upaya untuk memajukan potensi Web untuk manfaat kemanusiaan.
Pada bulan Juni 2009 lalu Perdana Menteri Gordon Brown mengumumkan bahwa ia akan bekerja sama dengan Pemerintah Inggris untuk membantu membuat data lebih terbuka dan dapat diakses di Web, membangun karya Kekuatan Informasi Task Force. Sir Tim adalah anggota dari The Sektor Publik Transparansi Dewan bertugas untuk mendorong maju agenda transparansi Pemerintah Inggris. Dia telah mempromosikan data pemerintah terbuka secara global, adalah anggota Dewan Transparansi Inggris. Dia adalah Presiden Data Terbuka Institute di Inggris.
Dia adalah penulis, dengan Mark Fischetti, buku “Weaving the Web” pada masa sekarang masa lalu dan masa depan Web.
Pada 18 Maret 2013, Tim, bersama dengan Vinton Cerf, Robert Kahn, Louis Pouzin dan Marc Andreesen, dianugerahi Ratu Elizabeth Prize for Engineering untuk “tanah-melanggar inovasi dalam rekayasa yang telah memberikan manfaat global untuk kemanusiaan.”
Karya
- Spinning the Semantic Web: Bringing the World Wide Web to Its Full Potential Tim Berners-Lee (Foreword), Dieter Fensel (Editor), James Hendler (Editor), Henry Lieberman (Editor), Wolfgang Wahlster (Editor) (The MIT Press, 2005) ISBN 0-262-56212-X
- Weaving the Web: Origins and Future of the World Wide Web, Tim Berners-Lee (Texere Publishing, 1999) ISBN 0-7528-2090-7
- The World Wide Web (WWW) is so ubiquitous that it seems strange to think that it has only been around for a few years. Indeed, use of the WWW became widespread in the mid 1990’s, but its beginnings can actually be traced back to 1980 when Tim Berners-Lee, an Englishman who had recently graduated from Oxford, landed a temporary contract job as a software consultant at CERN ( the famous European Particle physics Laboratory in Geneva). He wrote a program, called Enquire, which he called a “memory substitute,” for his personal use to help him remember connections between various people and projects at the lab (Wright, 64). This was a very helpful tool since CERN was (and still is) a large international organization involving a multitude of researchers located around the world. (http://www.ibiblio.org/pioneers/lee.html)
Timothy “Tim” Burners-Lee merupakan sosok berjasa di balik perkembangan internet saat ini. Pria asal London, Inggris, ini merupakan penemu World Wide Web (WWW), sebuah software berbasis hypertext yang berjalan di atas internet.
Software yang kini lebih akrab disebut sebagai Web itu pertama kali diciptakan pada 1989. Mulanya, Tim hanya berniat untuk membuat sebuah perangkat lunak yang dapat memudahkan pertukaran dokumen atau informasi.
Ia berinisiatif untuk membangun sistem dokumentasi informasi yang besar, dengan harapan dapat mempermudah pekerjaannya di kemudian hari.
Tim kemudian membuat sebuah proposal proyek software tersebut yang kemudian diserahkan dan diterima oleh manajernya, Mike Sendall. Sendall mengatakan bahwa proyek yang diusulkan Tim sebagai proyek yang “meragukan, tapi menggairahkan”.
Namun, proyek “meragukan” itulah yang justru menjadi penemuan revolusioner. Dari situlah Tim mendapat segudang penghargaan.
World Wide Web disebut-sebut menjadi salah satu penemuan paling penting di abad ke-20. Bahkan majalah Time pada 1999 menobatkan Tim sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 berkat penemuannya.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Kendati demikian, seperti Sarah Gilbert penemu AstraZeneca, Tim Berners Lee enggan mematenkan ciptaannya.
Karena keputusannya itu, dia tidak pernah mendapatkan keuntungan langsung dari web. Alih-alih mematenkannya, Tim justru lebih memilih merilis source code peramban World Wide Web ke domain publik.
Menurut dia, WWW harus bersifat open source. Tim betul bahwa Web dapat berkembang apabila tidak dibatasi dengan paten, biaya, royalti, atau kontrol lainnya. Dengan begitu, setiap pengguna internet dapat menciptakan produk atau jasa mereka sendiri di atas Web.
Berkat jasanya, Tim banyak mendapatkan pengakuan dari dunia. Bahkan pada 2004, Tim dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II. Dia pun mendapat gelar penghormatan “Sir” di depan namanya.
Ratu Elizabeth II juga menghadiahi Sir Tim Berners-Lee dengan Order of Merit pada 2007, yakni sebuah tanda kehormatan khusus yang diberikan oleh Ratu secara pribadi.
Order of Merit merupakan penghargaan yang terbilang langka. Sebab, penerimanya juga dibatasi hanya 24 orang yang masih hidup.
Selain itu, Tim juga dianugerahi ACM A.M. Turing Prize pada tahun 2017, atas penemuan World Wide Web, browser web pertama, serta protokol dan algoritma dasar yang memungkinkan Web untuk berkembang.
Penghargaan yang juga sering disebut sebagai Penghargaan Nobel di bidang Komputasi ini dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi dalam bidang Ilmu Komputer.
Meski tidak mematenkan WWW, bukan berarti Tim meninggalkan temuannya begitu saja. Tim justru menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjaga dan mengawal pertumbuhan web.
Ia turut mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) pada Oktober 1994 dan dilanjutkan dengan World Wide Web Foundation pada tahun 2009, sebagaimana dirangkum The Next Web, Minggu (8/8/2021).
W3C dibangun dengan tujuan mengembangkan teknologi (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat) untuk mengarahkan web ke potensi terbaiknya.
Sementara itu, WWWF didirikan untuk menjaga agar web tetap digunakan untuk kepentingan umat manusia. WWWF juga menetapkan web sebagai hak dasar dan barang publik global.
Harapan Bapak Internet pada Ulang Tahun Ke-32 www (World Wide Web)
Dalam sebuah surat yang dirilis di blog resmi, Tim mengutip riset dari International Telecommunication Union (ITU) yang mengatakan bahwa sepertiga anak muda yang berusia di bawah 25 tahun di seluruh dunia belum bisa mendapatkan akses internet.
Banyak yang tidak bisa
“Masih banyak anak muda yang tidak bisa mendapatkan akses data dan perangkat yang memadai untuk merasakan manfaat dari internet”, kata Tim pada WebFoundation. Senin (15/3/2021).
“Faktanya, menurut UNICEF, hanya sepertiga dari mereka yang berumur di bawah 25 tahun memiliki akses internet kabel rumahan. Artinya, 2,2 miliar anak muda di seluruh dunia belum bisa mendapatkan akses internet yang stabil”, imbuh Tim.
Tim melanjutkan, meski anak muda kini menjadi “sasaran empuk” atas berbagai ancaman di dunia maya, seperti hoaks, perundungan, dan lain sebagainya, mereka sejatinya sangat membutuhkan akses internet.
Apalagi, pandemi Covid-19 memaksa seluruh kegiatan belajar mengajar beralih ke ranah digital, sehingga internet yang stabil sangat diperlukan agar siswa tetap mendapatkan asupan pendidikan yang cukup.
Oleh karena itu, perlu upaya dari para pemerintah setempat untuk mempercepat akselerasi internet di wilayahnya masing-masing. Hal ini tentunya supaya mereka yang membutuhkan, dalam hal ini anak muda, bisa merasakan manfaat internet.
“Para pemimpin harus segera mengucurkan investasi untuk memastikan semua orang, di manapun mereka berada, memiliki akses internet dengan kecepatan dan perangkat yang memadai agar bisa merasakan manfaatnya,” tutur Tim.
Adapun perkiraan investasi yang dibutuhkan, menurut aliansi untuk internet terjangkau (The Alliance for Affordable Internet/A4AI), mencapai 428 miliar dolar AS atau sekitar Rp 6.159 triliun (nilai tukar 1 dolar AS = Rp 14.300).
Angka tersebut juga setara dengan uang 116 dollar AS (sekitar Rp 1,6 juta) yang dibagikan secara merata kepada 3,7 miliar orang di seluruh dunia yang saat ini belum mendapatkan akses internet.
“Dengan memberikan lebih dari miliaran orang akses internet untuk belajar dan berkreasi, investasi ini diprediksi bakal memberikan timbal balik yang positif pada pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan sosial,” pungkas Tim.
Menjual Source Code World Wide Web
Timothy “Tim” Berners-Lee sering disebut sebagai “Bapak Internet” karena telah merintis World Wide Web (WWW) pada 1989.
World Wide Web atau singkatnya Web yang kita kenal ini berbentuk software berbasis hypertext dan berjalan di atas internet.
Tak pernah dapat keuntungan
Sejak kelahiran WWW, Tim diketahui tak pernah mendapatkan keuntungan langsung dari ciptaannya itu. Karena memang tak pernah mematenkan kode sumber yang ia gunakan untuk menciptakan Web.
Namun kini, Bapak Internet itu berencana akan melelang sumber kode dari WWW itu sebagai token kriptografi atau Non-Fungible Token (NFT). Menurut Tim, melelang sumber kode WWW sebagai NFT adalah hal yang wajar dilakukan oleh ilmuwan komputer seperti dirinya.
Tim tak pernah mematenkan WWW karena khawatir Web tidak dapat berkembang bila dibatasi dengan paten, biaya, royalti, atau kontrol lainnya.
Nah, dengan adanya NFT ini, agaknya menjadi alternatif lain bagi Bapak Internet untuk bisa menegaskan “kepemilikan” atas ciptaannya itu.
“NFT, baik berupa karya seni atau artefak digital seperti sumber kode WWW ini, adalah kreasi terbaru di ranah ini. Dan merupakan sarana kepemilikan yang paling tepat yang ada”, kata Tim.
“Jadi rasanya tepat untuk menandatangani tanda tangan saya secara digital pada artefak yang sepenuhnya digital”, lanjut dia.
Rumah lelang Sotheby’s
Proses lelang sumber kode WWW itu akan ditangani oleh rumah lelang Sotheby’s. Dalam sesi lelang nanti, Sotheby’s akan melelang empat koleksi item berbeda yang berkaitan dengan kode sumber Web sebagai satu NFT.
Mewakili ± 10.000 baris kode tertulis
Adapun item yang dilelang ialah file bercap waktu asli dari kode sumber yang ditulis Tim untuk proyek WWW. Secara keseluruhan, file itu mewakili hampir 10.000 baris kode tertulis.
Lalu ada pula visualisasi animasi dari kode sumber tersebut, surat dari Tim tentang prosesnya, serta poster digital dari kode sumber yang dibuat sendiri oleh Tim.
Satu-satunya salinan source code
Sotheby’s mengatakan bahwa koleksi NFT kode sumber WWW ini akan menjadi “satu-satunya salinan kode sumber untuk web pertama yang telah ditandatangani, yang ada saat ini”.
Sesi lelang akan berlangsung dari tanggal 23-30 Juni mendatang, dengan penawaran pertama dimulai sebesar 1.000 dollar AS atau setara dengan Rp 14,2 juta, sebagaimana dilansir BBC. Rabu (16/6/2021).
NFT cara baru untuk jual karya
Lantas, bagaimana sebuah kode sumber WWW ini bisa dijual? Sekarang, setiap orang kini bisa menjual karyanya sebagai aset digital berkat kehadiran NFT tadi, termasuk kode sumber sekalipun.
NFT dapat diartikan sebagai sebuah token kriptografi yang mewakili suatu barang yang dianggap unik. Dengan memiliki aset NFT, pemilik seperti memiliki karya seni atau barang antik.
Tidak bisa diperdagangkan
Sebenarnya NFT ini mirip dengan aset digital lainnya, seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Namun perbedaan mendasarnya ialah NFT ini tidak bisa diperdagangkan.
Belakangan ini, NFT menjadi booming karena digunakan oleh sejumlah musisi dan seniman sebagai cara alternatif untuk menjual karya mereka. Diantaranya :
- Elon Musk
Istri Elon Musk yang juga seorang musisi, Grimes, diketahui telah menjual karyanya melalui NFT seharga 5,8 juta dollar AS (sekitar Rp 82,9 miliar).
- Chris Torres
Selain itu, Chris Torres juga menjual versi unik dari meme viralnya, Nyan Cat, seharga 300 ethereum (Rp 6,6 miliar) melalui NFT, sebagaimana dihimpun dari Live Mint.
- Jack Dorsey
Bahkan, pendiri Twitter, Jack Dorsey pun tak ingin ketinggalan melelang twit pertamanya sebagai NFT. Twit yang diunggah pada 22 Mei 2006 tersebut kini telah laku terjual seharga 2,9 juta dollar AS atau setara dengan Rp 41,7 miliar.
Memudahkan berbagi informasi
Dahulu kala, seorang pemuda asal London, Inggris, berniat membuat sebuah proyek untuk memudahkan proses berbagi informasi antar ilmuwan di universitas maupun institut yang tersebar di seluruh dunia.
Proyek itu berbentuk software berbasis hypertext dan berjalan di atas internet. Dia menyebutnya sebagai World Wide Web (WWW) atau singkatnya Web yang kita kenal hingga saat ini.
Sang pemuda itu pun, Timothy “Tim” Berners-Lee, kemudian sering disebut sebagai “Bapak Internet”.
Membuka pintu berbagai aktivitas
Proyek ciptaan Tim membuka pintu untuk berbagai macam aktivitas yang kini lazim dilakukan lewat internet, mulai dari mencari informasi dan hiburan, berkomunikasi dan bersosialisasi, hingga mengisi pundi-pundi.
Source code untuk publik
Web telah mengubah kehidupan banyak orang, termasuk penciptanya sendiri. Setelah merilis sumber kode Web untuk publik, hidup Tim juga ikut berubah 180 derajat. Ia menjadi pria tersohor di dunia yang dianugerahi sederet penghargaan bergengsi.
Penghargaan Nobel
Dia mendapat penghargaan Nobel di bidang komputer, didaulat sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 oleh majalah Time, dan menerima Order of Merit dari Ratu Inggris Elizabeth II.
Kendati ciptaannya diapresiasi oleh orang banyak, ada satu waktu di mana Tim merasa sedih melihat bagaimana ciptaannya digunakan.
Didorong rasa putus asa
Tim dilahirkan dan tumbuh di keluarga yang dekat dengan teknologi. Kedua orangtuanya diketahui bekerja sebagai ilmuwan komputer untuk mengembangkan Ferranti Mark 1, komputer elektronik pertama di dunia.
Dia mengenyam pendidikan di Queen’s College jurusan Fisika. Pada tahun 1976, Tim lulus dan mendapatkan gelar Bachelor of Arts Hons (I) Physics. Gelar kehormatan tersebut menunjukkan bahwa Tim memiliki prestasi akademik yang mengesankan.
Beberapa tahun setelah lulus, ia kemudian bekerja di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN). Di sinilah semua bermula.
Ketika itu, saat tengah bekerja sebagai rekanan peneliti di CERN pada 1984, Tim ingin membuat sebuah software yang mampu memfasilitasi dan memudahkan pertukaran dokumen atau informasi menjadi lebih mudah antar peneliti di seluruh dunia.
Karena internet tengah berkembang pesat saat itu, ia melihat pekerjaannya akan lebih sulit jika ia tidak menciptakan software ini di kemudian hari.
Lantas munculah gagasan dari Tim untuk menyatukan teknologi yang ada demi membangun sistem dokumentasi informasi yang besar.
Akhirnya pada 1989, Tim membuat sebuah proposal proyek software sesuai visinya. Proposal itu diserahkan kepada manajernya, Mike Sendall, dan diterima. Sendall mengatakan bahwa proyek yang diusulkan Tim sebagai proyek yang “meragukan, tapi menggairahkan”.
Belakangan proposal Tim itu diberi nama Web atau lengkapnya World Wide Web (WWW) yang dikenal hingga sekarang.
Sebenarnya tahun 1980, Tim juga pernah mencoba membuat prototipe software dengan konsep serupa bernama “Enquire”. Namun, proposal itu ditolak dan tidak pernah dipublikasi.
Peramban dan situs pertama dunia
Singkat cerita, Tim berhasil mewujudkan proyek World Wide Web dalam bentuk peramban web pertama di dunia. Peramban itu diberi nama WorldWideWeb dengan format penulisan tanpa spasi.
Pada Desember 1990, Tim juga membuat situs web pertama di dunia yang beralamat di info.cern.ch. Unggahan pertama dalam situs itu didedikasikan untuk menjelaskan proyek World Wide Web.
Pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang hypertext, detail teknis untuk membuat halaman web mereka sendiri, dan bahkan penjelasan tentang cara mencari informasi di Web. Sampai hari ini situs pertama di dunia itu masih bisa dikunjungi di tautan berikut.
Drama pemilihan nama WWW
Sebelum memantapkan hati menggunakan nama WWW, Tim sempat ingin menamai proyeknya dengan tiga nama lain, yaitu “The Information Mine”, “Mine of Information” dan “The Information Mesh”.
Namun tiga nama itu akhirnya tidak jadi digunakan karena beberapa alasan personal. Di dalam buku Weaving the Web yang ditulis oleh Tim, pria berusia 65 tahun itu mengungkapkan alasan mengapa ketiga nama tersebut tak dipilih.
Arti TIM
“The Mine of Information” dinilai terlalu persis seperti panggilannya sendiri apabila disingkat “TIM”, (T)he (I)nformation (M)ine. Lalu, Mine of Information juga gagal digunakan karena membentuk singkatan “MOI”. Dalam bahasa Prancis, “MOI” berarti “me” atau saya.
Dua nama itu agaknya terdengar terlalu posesif bagi Tim, yang satu merujuk pada nama panggilannya dan yang satunya merupakan kata ganti orang pertama tunggal.
Padahal, Tim memiliki visi bahwa proyek software tersebut bisa digunakan orang banyak di seluruh dunia.
The Information Mesh juga gagal digunakan karena kata “mesh” pada nama tersebut memiliki pengucapan yang sama dengan kata “mess” yang berarti “kekacauan” dalam bahasa Inggris.
Seolah percaya bahwa nama adalah doa, Tim benar-benar ingin memberikan nama yang sesuai dengan visi proyek yang ia buat. Akhirnya, World Wide Web dipilih sebagai nama proyek tersebut.
Tim mengungkapkan, nama World Wide Web paling cocok disematkan untuk menekankan bentuk desentralisasi dari WWW. Dia ingin web menjadi tempat di mana segala sesuatu dapat dihubungkan dengan apapun dan bersifat global.
Yang tak kalah menarik, Tim juga bersikeras ingin WWW dituliskan dalam format “World Wide Web” bukan “Worldwide Web”. Padahal “worldwide” sebenarnya juga merupakan kata benda yang valid dalam bahasa Inggris.
“Saya juga tahu worldwide ada di kamus. Tetapi, WWW harus dieja sebagai tiga kata terpisah, sehingga akronimnya adalah tiga “W” yang terpisah tanpa tanda hubung,” kata Bapak WWW itu, psda The Next Web, Senin (22/2/2021).
Dalam bahasa Indonesia, World Wide Web dapat diartikan sebagai Waring Wera Wanua.
Penemuan penting
World Wide Web disebut-sebut menjadi salah satu penemuan paling penting di abad ke-20. Bahkan majalah Time pada 1999 menobatkan Tim sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 berkat penemuannya.
Kendati demikian, Tim enggan mematenkan ciptaannya. Karena keputusannya itu, dia tidak pernah mendapatkan keuntungan langsung dari web.
Alih-alih mematenkannya, Tim justru lebih memilih merilis source code peramban WorldWideWeb ke domain publik. Menurut dia, WWW harus bersifat open source.
Tim betul bahwa Web dapat berkembang apabila tidak dibatasi dengan paten, biaya, royalti, atau kontrol lainnya. Dengan begitu, dia setiap pengguna internet dapat menciptakan produk atau jasa mereka sendiri di atas Web.
Selang 30 tahun
Benar saja, selang 30 tahun sejak diciptakan, web kini dihuni oleh situs blog, pemerintahan, portal berita, hingga tempat bernaung perusahaan teknologi raksasa seperti Facebook, Amazon, Google, dan lain sebagainya.
Mendirikan W3C dan WWWF
Setelah merilis sumber kode Web ke publik, Tim menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjaga dan mengawal pertumbuhan web, yakni dengan mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) dan World Wide Web Foundation.
Sebab, dia tahu kekuatan dari Web yang secara radikal dapat mengubah pemerintah, bisnis, masyarakat. Dia juga pernah membayangkan, WWW yang ia ciptakan bisa justru bisa menjadi penghancur dunia jika jatuh di tangan yang salah.
Melayani kemanusiaan
“Untuk orang yang ingin memastikan web melayani kemanusiaan, kita harus memperhatikan apa yang dibangun orang di atasnya,” kata Tim kepada Vanity Fair.
Oleh karena itu, Tim mendirikan W3C pada Oktober 1994. Konsorsium ini didirikan untuk mengembangkan teknologi (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat) untuk mengarahkan web ke potensi terbaiknya.
Tim juga mendirikan World Wide Web Foundation pada 2009. WWWF didirikan untuk memastikan bahwa web digunakan untuk kepentingan umat manusia dengan menetapkannya sebagai hak dasar dan barang publik global.
Tim pun kerap mendorong keterbukaan data pemerintah secara global dan memperjuangkan hak-hak seperti netralitas jaringan, privasi, serta keterbukaan web.
Sedih melihat WWW
Sejak 30 tahun lalu diciptakan, WWW telah berkembang pesat. Pada mulanya, web yang dibuat oleh Tim hanya berfungsi sebagai teknologi pasif, sekadar bisa dibaca dan minim interaksi antar pengguna.
Dari tahun 1990 hingga 2005, kebanyakan pengguna internet hanya berperan sebagai penerima informasi. Lalu datanglah era Web 2.0, di mana web menjelma menjadi wadah membaca dan menulis pengguna internet yang didorong dengan adanya jejaring sosial.
Alhasil, pengguna internet dapat membuat dan membagikan konten buatan mereka sendiri. Di era Web 2.0 ini juga Tim melihat bagaimana teknologi ciptaannya disalahgunakan.
Ia juga melihat langsung bagaimana perusahaan teknologi raksasa menyalahi pemakaian data penggunanya yang didirikan di atas ciptaan Tim. Misalnya, seperti skandal Cambridge Analytica oleh Facebook.
Skandal ini merupakan salah satu kasus di atas jaringan web yang membuat Tim bersedih.
Facebook mengakui telah mengekspos lebih dari 80 juta data pengguna ke perusahaan riset politik Cambridge Analytica, untuk dipakai dalam upaya pemenangan Donald Trump di Pemilu Amerika Serikat tahun 2016.
Selain itu, pada 2012, Facebook juga menggulirkan eksperimen kepada hampir 700.000 penggunanya melalui news feed untuk mengetahui apakah Facebook dapat memengaruhi keadaan emosional mereka. Eksperimen ini dilakukan tanpa sepengetahuan para pengguna.
Skandal Facebook tersebut melenceng dari visi Tim ketika menciptakan WWW sebagai platform terbuka dan demokratis untuk semua. Sebagai orang yang memulai semua ini, dia dilanda rasa sedih.
“Saya sangat terpukul,” kata Tim menggambarkan perasaannya menyaksikan teknologi ciptaannya disalahgunakan.
Saat ini, dunia daring didominasi oleh segelintir perusahaan teknologi raksasa yang mengembangkan sistem “pengawasan kapitalisme” dengan memanfaatkan data pengguna untuk tujuan iklan.
Melihat fenomena ini, Tim tak bergeming. Ia menyiapkan serangan balik untuk mengembalikan masa kejayaan web, yakni dengan mempromosikan konsep “kedaulatan data” bagi tiap-tiap pengguna internet.
Tim juga telah mendirikan startup “Inrupt.com“, sebuah perusahaan yang memiliki visi menciptakan sistem baru bernama “pods”, yakni tempat penyimpanan data online pribadi.
Tim berkeinginan agar kuasa penuh atas data para pengguna internet berada di tangan mereka sendiri, bukan perusahaan teknologi raksasa.
Menerima penghargaan dari Ratu Elizabeth II
Atas jasanya menciptakan web, Tim dianugerahi berbagai macam penghargaan dan gelar kehormatan.
Misalnya, pada 2004, Tim dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II. Dia pun kerap dipanggil dengan embel-embel “Sir” pada namanya.
Ratu Elizabeth II juga menghadiahi Sir Tim Berners-Lee dengan Order of Merit pada 2007. Order of Merit adalah sebuah tanda kehormatan khusus yang diberikan oleh Ratu secara pribadi. Penerimanya juga dibatasi hanya 24 orang yang masih hidup.
Selain itu, Sir Tim juga dianugerahi ACM A.M. Turing Prize pada 2017, atas penemuan World Wide Web, browser web pertama, serta protokol dan algoritme dasar yang memungkinkan Web untuk berkembang.
Penghargaan Turing, yang disebut juga sebagai Pengahargaan Nobel di bidang Komputasi, dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi dalam bidang Ilmu Komputer.
- Nama lengkap: Timothy John Berners-Lee
- Nama panggilan: Tim, TimBL, Sir Tim
- Tempat dan tanggal lahir: London, 8 Juni 1955
- Usia: 65 Tahun
- Orang tua: Conway Berners-Lee (ayah) dan Mary Lee Woods (ibu)
Pendidikan:
- Sekolah Emanuel, London (1969-1973)
- The Queen’s College, Universitas Oxford, Inggris, BA Hons (I) Fisika (1973-1976).
Organisasi yang didirikan:
- Ketua sekaligus pendiri World Wide Web Consortium (W3C)
- Pendiri World Wide Web Foundation (WWWF)
Penghargaan lain:
- Kilby Foundation’s “Young Innovator of the Year” Award (1995)
- Electronic Freedom Foundation’s Pioneer Award (2000)
- Japan Prize, the Science and Technology Foundation of Japan (2002)
- Millennium Technology Prize (2004)
- UNESCO Niels Bohr Gold Medal Award (2010)
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
- Manfaat Secondment, Knowledge Management dan Sinergi di Kementerian Keuangan
- Efisiensi Perencanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Melalui Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
- 9 Aspek Keuangan Negara dalam UU Cipta Kerja Terkait Peningkatan Investasi
Attachment | Size |
---|---|
210710-Laporan Kajian Tata Kelola Alat Kesehatan Dalam Kondisi Covid-19_FINAL.pdf | 582.03 KB |
Baca juga :
- Lamongan Bisa Jadi Inspirasi untuk Melawan Covid-19
- SKK Migas Memulai Eksplorasi Diwilayah Beru Lamongan
- Menko PMK RI Kunjungi Gudang Farmasi Dinkes Gresik
- Lima Pejabat Resmi Daftarkan Diri sebagai Sekda Lamongan, Ini Penjelasannya
There is no ads to display, Please add some