Untuk mencegah agar net generation tidak kebablasan makin tergantung, atau bahkan kecanduan untuk terus bermedia sosial, momen tumbangnya Facebook, Whatsapp, dan Instagram seyogianya menjadi masa untuk menakar kembali eksistensi sosial net generation agar tidak digilas perkembangan teknologi informasi dan internet
Oleh Rahma Sugihartati
Dosen isu masyarakat digital Prodi S-3 FISIP Unair
Tidak hanya Facebook, Whatsapp dan Instagram dilaporkan juga tumbang. Media sosial paling populer yang digunakan para netizen ini, Selasa, 5 Oktober 2021 kolaps dan tidak bisa dimanfaatkan sekitar 6-7 jam.
Media sosial lain masih bisa dimanfaatkan, tetapi karena pengguna media sosial milik Mark Zuckerberg itu digunakan sekitar 2,8 miliar orang di berbagai negara, akibatnya pun banyak netizen kelabakan.
Semula banyak orang mengira kesulitan untuk bermedia sosial ialah dampak dari gangguan yang dialami jaringan internet Telkom yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Para netizen yang sudah merasa lega karena koneksi internet belakangan ini kembali pulih tiba-tiba dihadapkan pada situasi yang tidak dibayangkan.
Media sosial yang biasa mereka pergunakan tiba-tiba down. Keresahan pun seketika muncul di berbagai tempat.
Terutama, pada kelompok anak muda yang masuk kelompok net generation.
Net generation Vs Babybooomers
Di antara para pengguna media sosial, memang salah satu kelompok yang paling merasakan dampak tumbangnya tiga media sosial paling populer, tak pelak, ialah para net generation.
Berbeda dengan generasi baby boomers yang dibesarkan ketika kehidupan mereka sehari-hari lebih banyak didominasi tayangan dan berbagai acara televisi.
Net generation ialah generasi yang tumbuh besar dalam konteks akselerasi perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat dan memiliki ketergantungan yang kuat pada media sosial.
Para netizen, terutama kelompok anak muda di era abad ke-21, pada dasarnya ialah bagian dari generasi virtual, yang sering kali lebih banyak menghabiskan untuk menggunakan handphone, berhadapan dengan komputer, memakai Ipod dan Ipad, dan berinternet daripada kegiatan sehari-hari yang lain.
Berkomunikasi dengan handphone atau smartphone, dan berinternet dengan jejaring Facebook, Whatsapp, atau yang lain sering kali menjadi aktivitas yang menarik, serta menghabiskan waktu berjam-jam.
Bahkan melebihi waktu yang mereka habiskan untuk menonton televisi, tidur, atau bermain dengan peer-group mereka.
Bagi net generation yang benar-benar kecanduan untuk bermedia sosial, ketika Facebook, Whatsapp, dan Instagram tumbang, bisa dipahami, mereka merasa kehilangan besar.
Berselancar di dunia maya ialah kehidupan dan aktivitas rutin yang biasa dilakukan net generation, baik ketika mereka berada di sekolah, belajar di rumah, atau ketika jalan-jalan ke mal.
Menyapa teman melalui media sosial dan memberikan informasi lain yang perlu ialah aktivitas yang menyenangkan bagi net generation karena di mana pun mereka berada, mereka tidak akan pernah kesepian sepanjang dalam genggaman tangan mereka ada handphone, atau di hadapan mereka ada laptop yang bisa dimanfaatkan untuk chatting dan berselancar di dunia maya.
Alch (2000) yang secara khusus pernah mengkaji net generation menyatakan kebutuhan dari net generation ini ialah untuk mengatur lingkungan mereka, mendapatkan informasi secepat dan semudah mungkin, meluangkan banyak waktu untuk diri sendiri, dan tidak ingin dikekang dalam kehidupan mereka.
Poindexter (1999) menemukan anggota generasi X sangat mirip dengan baby boomer dalam penggunaan web, untuk kebutuhan hiburan/entertainment, dan secara signifikan menggunakan web tersebut untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan entertainment atau untuk bersenang-senang.
Net generation sebenarnya bukanlah sekelompok anak muda yang muncul begitu saja. Kemunculan mereka sangat terkait dengan inovasi dan perkembangan mutakhir teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Kehadiran net generation didahului generasi-generasi yang juga mempunyai karakteristik yang khas–yang berbeda dengan net generation, tetapi tetap berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi.Karena net generation tumbuh dalam perkembangan dan kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi, bagi mereka bisa dikatakan ‘technology is like the air’.
Ungkapan itu tidak berlebihan sebab bagi generasi muda, yang namanya komputer, laptop, handphone, internet, dan bahkan Ipod atau Ipad sudah tidak lagi merupakan hal yang asing.
Di abad ke-21, meluasnya penggunaan perangkat gadget dan internet tidak hanya menjadi monopoli anak muda di berbagai negara maju, tetapi boleh dikata telah meluas ke berbagai negara–tak terkecuali di Indonesia.
Ketergantungan, Freedom dan Karakteristik Baru
Di Indonesia, jumlah pengguna gawai dan internet diperkirakan telah mencapai 180 juta lebih netizen. Sebagian besar pengguna dan pengakses internet ialah anak muda, yang disebut sebagai kelompok net generation.
Menurut Tapscott (2009), beberapa ciri atau karakteristik yang menandai net generation, selain scrutiny dan collaboration, ialah freedom.
Freedom ialah karakteristik atau tipikal pertama dari net generation yang berkaitan dengan suatu pemahaman bahwa internet telah memberikan mereka kebebasan untuk memilih apa yang hendak dilakukan, apa yang dibeli, di mana hendak bekerja, atau ketika mereka melakukan hal-hal seperti membeli buku atau berbicara dengan teman, dan bahkan mereka hendak menjadi siapa.
Mereka dikatakan sebagai kelompok yang mempunyai kebebasan lebih jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena dapat melakukan aktivitas yang mereka gemari dengan bantuan teknologi informasi tanpa harus dipertanyakan mereka layak atau tidak.
Sementara itu, scrutiny ialah karakteristik yang berkaitan dengan sikap kritis. Net generation mempunyai sikap kritis yang baru. Berbeda dengan generasi sebelumnya, yang terbiasa terhegemoni dan tidak memiliki pandangan alternatif, di kalangan net generation akses mereka pada berbagai sumber informasi sangat terbuka.
Terutama, hal itu mereka peroleh dari sejumlah besar sumber informasi pada web, tidak termasuk informasi yang tidak reliable, sehingga menjadikan kelompok anak muda yang akrab dengan Teknologi Informasi (TI) ini, umumnya memiliki kemampuan membedakan antara fakta dan fiksi, antara nyata dan yang semu.
Collaboration merupakan karakteristik yang memberi pemahaman bahwa net generation umumnya memiliki insting alami untuk terus berkolaborasi dan berinovasi karena interaksi online yang mereka kembangkan.
Meski ada kekhawatiran sebagian pihak bahwa seseorang yang membenamkan diri ke dalam dunia maya cenderung bersikap soliter dan meninggalkan arti penting kolaborasi dengan pihak lain, justru di kalangan net generation hal itu tidak terjadi.
Mereka ialah generasi yang terus mengembangkan jejaring sosial (seperti melalui Facebook, Twitter) sehingga membuka peluang berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan tertentu saat ini dan masa depan.
Kerugian besar, jika kehilangan medsos
Dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka, net generation yang hidup di era digital seperti sekarang harus diakui menjadi sangat bergantung pada media sosial dan internet. Kehilangan media sosial, bagi net generation, jelas merupakan kerugian besar.
Akan tetapi, untuk mencegah agar net generation tidak kebablasan makin tergantung, atau bahkan kecanduan untuk terus bermedia sosial, momen tumbangnya Facebook, Whatsapp, dan Instagram seyogianya menjadi masa untuk menakar kembali eksistensi sosial net generation agar tidak digilas perkembangan teknologi informasi dan internet.
Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
Independensi adalah Ruh Kontroversi. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Kontroversi selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.
Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.
Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontroversi akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.
Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.
ARTIKEL TERKAIT (bisa di-klik)
- Kepala Desa Baru, Muda dan Energik, Cetuskan Solusi Pemberdayaan Masyarakat Desa
- UU HPP: NIK Pengganti NPWP, Skema Pajak, Pajak UMKM Terbaru
- Serapan OPD Tak Maksimal, Silpa APBD Gresik Capai Rp 177 Miliar
- Pantura Tenggelam: Diskursus dan Mitigasinya
- Kuatkan Pengelolaan Digital Payment, DJPb Adakan Sharing Session dengan Department of Treasury AS
- Mengurai Kebocoran Data Aplikasi e-Hac dan PeduliLindungi
- Mempersempit Ruang Inefisiensi Anggaran Lewat RUU HKPD
- Cara Murah Mencegah Stroke
- Mengurai 23 Indikator/Indikator yang Melekat Keluarga Sejahtera
- PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM MENJAMIN HAK PRIVASI
- Amandemen: Kilas Balik, Paradoks, GBHN, Membunuh Demokrasi dan Kepentingan Siapa ?
- Diskursus Inflasi: Pengendalian, Dampak, Hitungan, Faktor, Komponen, Indikator dan Cara Pemerintah Mengatasinya
- Infodemi dan Pandemi Demi Siapa?
- Menghabiskan Uang: Tanda berbenah, Tipe kepribadian ataukah Hedonisme murni ?
- Menilik Kesiapan Indonesia Siap Ber-Crypto Currency
- Bedah Rasa Ke-5 Dalam Sejarah Manusia
- Debu: Kenali, Identifikasi, Kendalkan, Waspadai Penyakitnya, Mikro Organisme Sebelum Manusia
- Gosip dan Kontrol Sosial
- Resmi Tunda Pilkades ~ Pilkades PAW Hingga Potensinya
- Perubahan Hari Libur Nasional 2021
- Kontroversi Sir Timothy John “Tim” Berners-Lee Yang Tidak Memantenkan WWW atau World Wide Web
- Ditambah Minus Rekening Bersama
- Puree: Buah Lokal untuk Pemenuhan Gizi Masyarakat
- Telemedicine dan Obat Gratis Pasien Isoman Diperluas ke Berbagai Wilayah
- Obat dan Makanan yang Harus Dihindari Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri di Rumah
- Penambang Bitcoin di China Ramai-ramai Jual GPU dengan Harga Murah
- 4 Fokus Utama Indonesia Digital
- 4 Kepentingan Orang Lain
- Izin Usaha Bisnis Online
- Gerakan Merdeka Belaja r
- Teknik Membuat Business Plan Lengkap Plus Contoh Beberapa Versi
Kampus Bitcoin (bisa diklik)
- Penerima Subsidi Gaji 2021: Calon, Tahapan, Syarat, Cara Cek Lewat WhatsApp, Siapa yang lolos?
- Fenomena gelombang Panas Indonesia
- RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) Keniscayaan Melawan Ancaman Kekerasan Seksual
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
- Serba-Serbi Hybrid Gairah Baru Usai Pandemi
- Peristiwa korban penganiayaan Jurnalis oleh oknum LSM LRM-GAK telah memasuki tahapan penyidikan
Independensi adalah Ruh Kontroversi. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Kontroversi selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.
Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.
Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontroversi akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.
Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.
- Mengurai Persoalan Pelaksanaan Vaksinasi Di Daerah
- Gotong Royong, Kunci Suksesnya PPKM Level 4
- Manfaat Secondment, Knowledge Management dan Sinergi di Kementerian Keuangan
- Efisiensi Perencanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Melalui Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
- 9 Aspek Keuangan Negara dalam UU Cipta Kerja Terkait Peningkatan Investasi
Attachment | Size |
---|---|
210710-Laporan Kajian Tata Kelola Alat Kesehatan Dalam Kondisi Covid-19_FINAL.pdf | 582.03 KB |
Baca juga :
- Bupati Lamongan Yuhronur Bakal Melantik Sekda Baru Hari Ini
- Bangkitkan Potensi Desa wisata, Desa sumberejo Sajikan Wisata Petik Buah Semangka
- Renungan muharram dalam acara detik pergantian tahun baru Hijriyah
- Lamongan Bisa Jadi Inspirasi untuk Melawan Covid-19
- SKK Migas Memulai Eksplorasi Diwilayah Beru Lamongan
- Menko PMK RI Kunjungi Gudang Farmasi Dinkes Gresik
- Lima Pejabat Resmi Daftarkan Diri sebagai Sekda Lamongan, Ini Penjelasannya
There is no ads to display, Please add some