Lamongan, Jelang Natal dan Tahun baru sejumlah kebutuhan pokok terus alami kenaikan terutama pada jenis telur ayam buras yang alami kenaikan harga hampir di setiap harinya.(26/11/2022).
Menurut mbak Nur(pedagang telur di pasar tradisional sukodadi) membenarkan terkait naiknya harga telur jenis ayam buras yang terjadi di setiap harinya.
Naik di setiap hari
“Harga telur di setiap harinya terus alami kenaikan”.
“Kenapa saya bisa bilang seperti itu lantaran di setiap harinya saya selalu beli, dan harganya terus alami kenaikan.”
“Di hari senin tanggal (21/11/2022)harga telur jenis ayam buras di tingkat grosir atau peternak Rp.25.500/kg, hari selasa Rp.25.800/kg, hari rabu Rp. 26.500, hari kamis Rp.27.200/kg dan hari ini sudah naik lagi menjadi Rp.27.800/kg.”ucapnya.
Tidak tahu penyebab yang pasti
Saat di tanya terkait penyebab naiknya harga telur jenis ayam buras mbak Nur tidak bisa menjawab lantaran tidak tahu penyebabnya.
“Terkait naiknya harga telur jenis ayam buras tersebut kita sebagai pedagang kecil tidak tahu secara pasti prihal penyebabnya, kemungkinan jelang Natal dan Tahun baru”.tegasnya.
Dalam menyikapi naiknya harga telur tersebut secara otomatis para pedagang telur jenis ayam buras juga menaikan harga jual.
Merasa kebingungan menentukan harga jual
“Jujur kami selaku pedagang kecil merasa kebingungan lantaran naiknya harga telur yang terjadi di setiap harinya.”
“Jangankan untung bisa jualan lagi sudah merasa senang”.
Hanya bisa berharap
“Kami hanya bisa berharap kepada pemerintah dan dinas terkait agar melakukan langkah serta upaya semaksimal mungkin agar hal semacam ini tidak berkepanjangan”.pungkasnya.
Sementara itu menurut Murni(penjual telur di tingkat rumahan)mengeluhkan terkait naiknya harga telur jenis ayam buras yang bisa di katakan terus meroket.
“Harga telur jenis ayam buras untuk saat ini bisa di katakan terus meroket mas.”
“Kami selaku pedagang kecil merasa bingung lantaran hampir semua kebutuhan pokok terus alami kenaikan harga terutama telur jenis ayam buras .”
Sudah tembus 30.000/kg
“Untuk saat ini telur jenis ayam buras di pasar tradisional sudah tembus Rp.30.000/kg.”
Hawatir pelanggan akan beralih ke jenis lauk ikan
“Kami selaku pedagang kecil hawatir kalau hal ini terus menerus terjadi bisa barang tentu pelanggan kami yang mayoritas ibu ibu rumah tangga akan beralih kelauk jenis ikan dari pada telur.”pungkasnya.
Di sisi lain menurut mbak wati(pedagang Nasi bungkus)menuturkan terkait naiknya harga telur jenis ayam buras membuat dirinya harus menambah modal.
Menambah modal
“Harga telur jenis ayam buras terus naik hampir di setiap harinya membuat kami selaku pelaku usaha makanan merasakan dampaknya yang cukup luar biasa besar, sebab sudah barang tentu dengan naiknya harga lauk jenis telur membuat kami harus menambah modal.”
Bak buah simalakama
“Untuk menaikkan harga saya rasa tidak memungkinkan satu sisi takutnya para pelanggan lari bahkan bisa berpindah ketempat lain, kalau tidak di naikkan sudah pasti kita rugi.”
Satu cara mensiasatinya
“Salah satu cara mensiasatinya hanya dengan mengurangi porsi nasi maupun lauknya”.
Menggantungkan harapannya
“Kami hanya berharap semoga pemerintah dan dinas terkait segera melakukan langkah bila perlu turun ke bawah.”tandasnya.
Sementara itu menurut H.Ain(Salah satu agen telur)juga merasa resah terkait naiknya harga telur jenis ayam buras yang sudah tembus di angka 27.800/kg di tingkat grosir.
Tidak wajar
“Saya rasa naiknya harga telur ini sudah bisa di katakan tidak wajar lantaran hampir terjadi di setiap harinya.”
“Saat ini harga jual telur jenis ayam buras di tingkat grosir sudah tembus 27.800/kg.”
Ke hawatiran para pedagang
“Saya hawatir di dua minggu menjelang hari H akan semakin melejit harganya.”ucapnya
H.Ain juga menambahkan ketidak tahuannya sebab naiknya harga telur jenis ayam buras.
“Terkait sebab naiknya harga telur kami tidak tahu apa penyebabnya, padahal pasarpun sepi bahkan jumlah permintaan sedikit berkurang.”pungkasnya.
Pantauan Harga jual
Dari pantauan harga jual di beberapa pasar tradisional kabupaten Lamongan harga telur di pasar tradisional Sukodadi Rp.30.000/kg, di pasar tradisional Turi Rp.30.500/kg, di pasar tradisional Plembon Rp.31.000/kg, di pasar tradisional Sugio Rp.31.000/kg, di pasar tradisional Moropelang Rp.30.000/kg, di pasar tradisional Babad Rp.30.000/kg, di pasar tradisional Sekaran Rp.30.000/kg, di pasar tradisional sungelebak Rp.30.000/kg, dan di pasar tradisional Karanggeneng Rp.31.000/kg.
There is no ads to display, Please add some