Sistem pemilihan Kades PAW (pergantian antar waktu) di Desa Metatu tersebut terbilang baru kali pertama di Gresik. Yakni, menggunakan sistem musyawarah mufakat yang diikuti perwakilan masyarakat. Mereka terdiri atas unsur di setiap RT, RW, BPD, tokoh masyarakat, pemuda, dan perangkat desa. Tidak menggunakan pemilihan langsung seperti pilkades pada umumnya.
Oleh : Arto
Editor: Imam Ahmad Bashori
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Kontroversi 2021... DAFTARKAN
Gresik – Kontroversi.or.id: Usai mengikuti pemilihan kepala desa antar waktu melalui musyawarah mufakat dibalai desa Metatu, kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik, yang dilaksanakan Hari Minggu (13/6/2021) kemarin.
Dalam pemilihan tersebut Diana Eviana terpilih menjadi kepala desa Metatu mendapatkan 104 suara. Sedangkan kedua rivalnya yaitu Abdul Fatah 11 suara dan M.Lutfi Khambali memperoleh 70 suara.
Tanggung jawab, Amanah dan kepercayaan
Saat dikonfirmasi awak media ini di kediamannya, Diana Eviana akrab dipanggil Deviana menyampaikan, “dirinya bersyukur diberikan amanah dan kepercayaan oleh masyarakat terpilih menjadi kepala desa Metatu”. Senen (14/6/2021).
Meski dirinya termuda usianya dari kedua kandidat yaitu Abdul Fatah dan M.Lutfi Khambali yang keduanya dari dusun Purworejo.
Menurutnya, “menjadi pemimpin ini tanggung jawabnya besar apalagi Metatu”,, ucapnya.
Sementara Desa Mentatu ini membawahi 3 dusun, diantaranya dusun Medangan, dusun Purworejo dan dusun Metatu
“Harapan kedapan bisa membawa perubahan desa Metatu bisa lebih baik”, pungkasnya.
Karena Metatu punya potensi yang sangat besar, disamping letaknya yang strategis.
Kita butuh mengoptimalkan, baik segi pembangunan, pemberdayaan sumber manusia, biar bisa lebih baik lagi
Sedangkan motivasi dirinya menjadi kepala desa, selain mengabdi kepada masyarakat, dan menjadi pelayan masyarakat yang baik
Lantas kata Diana Eviana S1 lulusan Unej Jember dan S2 dari Unair kembali menceritakan, bahwa masyarakat Metatu sudah mandiri.
Rata rata masyarakat usaha perdagangan dan jasa, jadi tidak bergantung jadi buruh pabrik.
Ada yang usaha dagang mebel, pande besi, bengkel las, usaha kuliner dan berjualan jajanan serta warung kopi.
Oleh karana itu, “dirinya ingin memberdayakan potensi yang ada ini, supaya ada perubahan, sehingga perekonomian masyarakat semakin lebih baik lagi:, kata Diana.
Menunggu petunjuk dan arahan PMD
Ditempat terpisah ketua panitia Pilkades antar waktu Hadi setiawan menambahkan pelantikan kepala desa masih menunggu petunjuk dan arahan dinas PMD Gresik.
“Saat ini berkas secepatnya disiapkan dan dilaporkan ke BPD lalu dibawah ke dinas PMD Gresik melalui Camat”, ujarnya
Sementara Camat Benjeng Suryo Wibowo saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa, “dirinya belum menerima berkas dari panitia”, imbuhnya.
Mengenal Sosok Kades Metatu
Terpilihnya Diana Eviana sebagai Kades Desa Metatu, Benjeng, menggantikan Nur Asikin, Kades sebelumnya yang meninggal dunia pada September 2020.
Diana merupakan lulusan S-1 Jurusan Televisi dan Film Universitas Negeri Jember. Lalu, dia melanjutkan ke jenjang pascasarjana (S-2) di Universitas Airlangga dengan jurusan media dan komunikasi. Sosok Diana yang bergelar magister dari kampus ternama dan menjabat Kades itu pun menjadi perbincangan.
’’Sebetulnya ayah yang maju jadi calon Kades, tapi tidak lolos. Akhirnya saya yang disuruh ikut seleksi. Itu pun tidak langsung saya iyakan. Sebab, saya tidak memiliki background di pemerintahan. Selain itu, saya kan baru saja lulus kuliah (pascasarjana, Red)”, ujar Diana.
Diana baru menamatkan S-2 di Unair pada Maret 2020. Sebetulnya, setelah lulus, Diana ingin menjadi dosen. Beberapa kali dia melamar. Namun, belum juga ada panggilan untuk mengajar di perguruan tinggi. Diana tetap memilih hidup di desa. Nah, mulai Agustus 2020, dia ikut menerjuni bisnis keluarganya. Yakni, usaha furniture. Dia tidak ikut campur bisnis yang sudah dipegang ayahnya, tapi memilih jalan sendiri.
Berbisnis Furniture
Keluarga Diana memang memiliki bisnis furniture yang cukup sukses di Desa Metatu. Wilayah pasarnya meliputi Kecamatan Benjeng dan Cerme. Sebagai generasi milenial dan berlatar belakang pendidikan yang baik, tentu Diana memiliki ide dan inovasi dalam pengembangan bisnisnya tersebut.
Di antaranya, menggandeng vendor. Wilayah bisnisnya bukan lagi di Gresik, melainkan di ibu kota. Pemasaran produk-produknya itu dikemas lebih modern dengan sentuhan digital.
Amanah baru
’’Kini dapat tambahan amanat baru, sebagai Kades,’’ ujarnya.
Pada hari pertama setelah dilantik sebagai Kades kemarin, Diana mengaku masih cukup kikuk. Maklum, selama masa belajar dan kuliah, praktis waktu Diana banyak dihabiskan di luar desa. Namun, hal itu tidak lantas membuat perempuan yang masih single tersebut minder. Apalagi, dia berlatar belakang jurusan komunikasi.
’’Hari pertama, saya manfaatkan keliling ke rumah-rumah warga. Kulo nuwun dan mohon doa restu,” katanya.
Mengembangkan Metatu Lebih Maju
Sama dengan Kades lain, Diana juga memiliki keinginan yang tinggi untuk mengembangkan desanya lebih maju. Menurut dia, Metatu memiliki potensi yang cukup besar. Mayoritas warganya sudah mandiri dari segi pekerjaan. Dari sisi letak geografis, Metatu juga terbilang strategis karena penghubung antar kecamatan.
’’Sebagian besar warga adalah pedagang dan pekerja industri jasa. Saya berharap ke depan Metatu menjadi salah satu desa percontohan”, ungkapnya.
There is no ads to display, Please add some