Konstruksi Media – Dalam upaya menjawab kompleksitas tantangan perkotaan yang terus berkembang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng kalangan akademisi untuk memperkuat langkah strategis menuju pembangunan kota yang berkelanjutan. Kemitraan ini diharapkan menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dan inovasi ilmiah, sehingga setiap program pembangunan di Ibu Kota memiliki dasar kajian yang kuat, solutif, dan berorientasi pada masa depan.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, mengungkapkan bahwa kolaborasi dengan dunia akademik menjadi kebutuhan mendesak, bukan sekadar pelengkap.

“Jakarta menghadapi tantangan yang multidimensi mulai dari banjir, pengelolaan air, hingga persoalan sampah dan infrastruktur. Untuk itu, sinergi dengan akademisi seperti dari Universitas Trisakti akan memperkaya perspektif dan memperkuat inovasi teknis maupun kebijakan,” ujar Afan dalam kegiatan yang mempertemukan Pemprov DKI dengan civitas akademika Universitas Trisakti, Jumat, (17/10/2025).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Trisakti, Dr. Ir. Fahmy Hermawan, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng, serta para dosen terkemuka di bidang teknik sipil, yaitu Dr. Ir. Aksan Kawanda, S.T., M.T., IPM dan Dr. Ir. Endah Kurniyaningrum, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng. Hadir pula General Manager PT Pondasi Karya Nusantara, Putu Rita Dahlia A., S.T., M.M., bersama jajaran teknis dari lingkungan Pemprov DKI.

Diskusi Pemprov DKI dengan Akademisi Trisakti
Diskusi Pemprov DKI dengan Akademisi Universitas Trisakti. DOk. Konstruksi Media

Dalam forum yang berlangsung hangat tersebut, berbagai isu prioritas Jakarta menjadi sorotan utama. Salah satunya adalah permasalahan banjir, yang selama ini menjadi tantangan klasik namun tetap aktual. Menurut Afan, DKI Jakarta memiliki 109 waduk yang belum seluruhnya termanfaatkan secara optimal.

“Kita perlu berpikir lebih progresif. Waduk tidak hanya berfungsi sebagai tampungan air hujan, tetapi juga bisa menjadi sumber air baku, bahkan mendukung ketahanan air kota,” jelasnya.

Para akademisi dari Universitas Trisakti menegaskan pentingnya pendekatan berbasis riset dalam mengoptimalkan waduk. Dr. Fahmy Hermawan menambahkan, “Perlu ada audit teknis dan perencanaan terpadu yang melibatkan multidisiplin. Waduk-waduk ini bisa diintegrasikan dengan sistem pengelolaan air hujan perkotaan dan menjadi bagian dari strategi adaptasi perubahan iklim Jakarta.”

Selain pengelolaan air, pembahasan juga mengarah pada pembangunan rumah susun dengan teknologi precast, yang dinilai lebih efisien dibanding metode konvensional. Penggunaan sistem beton pracetak memungkinkan percepatan waktu konstruksi, peningkatan mutu bangunan, dan penghematan biaya.

“Model ini sudah terbukti di banyak negara, dan kini saatnya diterapkan lebih luas di Jakarta untuk menjawab kebutuhan hunian vertikal yang cepat dan aman,” ujar Dr.Aksan.

Masalah lain yang mengemuka adalah pengelolaan sampah, di mana Pemprov DKI ingin mengubah paradigma dari “buang ke TPA” menjadi “olah di sumbernya.”

Sampah DKI
Ilustrasi Sampah DKI Jakarta yang dapat dimanfaatkan. Dok. Ist

Selama ini, sebagian besar sampah Ibu Kota berakhir di TPA Bantar Gebang, namun Afan menegaskan bahwa pola ini tidak dapat terus berlanjut.

“Kita ingin agar pengelolaan sampah dilakukan di tingkat RT/RW. Pemilahan sejak awal bisa menghasilkan nilai tambah baik berupa pupuk organik, bahan bakar RDF, maupun kompos untuk urban farming,” ujar Afan.

Perwakilan Trisakti, Dr. Endah menyampaikan bahwa pentingnya edukasi masyarakat dan penerapan teknologi sederhana yang bisa diadaptasi oleh warga. Dia menjelaskan bahwa universitas siap memberikan dukungan riset dan pendampingan lapangan dalam pilot project pengolahan sampah berbasis komunitas.

“Kunci keberhasilan ada pada integrasi antara edukasi, kebijakan, dan partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Tak kalah penting, Pemprov DKI juga berencana melakukan pembongkaran tiang-tiang beton eks proyek monorel yang terbengkalai selama bertahun-tahun. Pekerjaan tersebut membutuhkan teknologi khusus agar tidak menghambat mobilitas warga Jakarta.

“Kami sedang menelaah teknologi pembongkaran (tiang monorel) yang efisien dan aman, tanpa mengganggu lalu lintas maupun struktur bawah tanah yang sudah ada,” jelasnya.

Rencana Bangun MUT

Selain itu, penataan kabel udara juga menjadi perhatian serius. Pemprov DKI berencana menurunkan kabel-kabel yang menjuntai di berbagai ruas jalan ke bawah tanah dengan memanfaatkan sistem MUT (Multi Utility Tunnel). Afan menyebut, langkah ini bukan hanya untuk estetika kota, tetapi juga untuk keamanan dan efisiensi ruang infrastruktur.

“Jakarta menuju wajah baru yang tertata, modern, dan aman. Penataan kabel ini bagian dari itu,” ujar Afan.

Dr. Fahmy Hermawan menilai bahwa kemitraan ini adalah contoh konkret sinergi triple helix antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha. Diskusi antara Pemprov DKI dan Universitas Trisakti ini, memberikan pengarahan teknis dan rekomendasi solusi jangka panjang terhadap isu-isu strategis yang dibahas.

“Kota tidak bisa dibangun hanya dengan kebijakan, tetapi juga dengan ilmu, inovasi, dan kolaborasi,” pungkasnya.

Kembali, Dr. Aksan menyampaikan bahwa semua itu tidak akan terlaksana jika KBB (Kebijakan, Biaya, Budaya) tidak saling bersinergi. “Misalnya kita butuh kebijakan saling menguntungkan. Lalu biaya pun demikian, dan terkait budaya ini harus benahi dulu. Percuma kalau fasilitas sudah bagus, penataan sudah bagus, namun budaya membuang sampah sembarang masih melekat dari masyarakat sama saja bohong,” imbuhnya.

Untuk itu, Aksan menekankan bahwa komunikasi dan koordinasi antar dinas menjadi kunci utama dalam menjaga kelancaran kegiatan pembangunan kota. Menurutnya, pembangunan yang kompleks dan melibatkan banyak pihak memerlukan mekanisme komunikasi yang efektif agar setiap program dapat berjalan sesuai target.

Tiang Monorel
ilustrasi Taing Monorel DKI Jakarta. Dok. Ist

“Sangat dibutuhkan ainergi antarlembaga di lingkungan Pemprov DKI akan menciptakan efisiensi kerja, baik dari segi waktu maupun sumber daya. Dengan koordinasi yang baik, potensi tumpang tindih proyek dapat diminimalkan dan hasil pembangunan dapat lebih optimal serta tepat sasaran bagi masyarakat,” paparnya.

Afan Adriansyah Idris menutup pertemuan dengan harapan besar bahwa kemitraan semacam ini dapat menjadi model kolaborasi berkelanjutan.

“Jakarta harus menjadi laboratorium hidup bagi inovasi perkotaan. Dengan dukungan akademisi dan sektor swasta, kita bisa menjawab setiap tantangan dengan solusi yang cerdas dan berkelanjutan,” katanya penuh optimisme.

Baca Juga :

HUT DKI 498, Gubernur Pramono Rebranding Bank DKI menjadi Bank Jakarta 

Kementerian PKP Gencarkan Sosialisasi KUR Perumahan di DKI Jakarta

 

The post Sinergi Pemprov DKI dan Akademisi Trisakti, Membangun Jakarta Lebih Tangguh appeared first on KONSTRUKSIMEDIA.COM.

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://konstruksimedia.com/sinergi-pemprov-dki-dan-akademisi-trisakti-membangun-jakarta-lebih-tangguh/

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *