Real Estate Komersial Asia Pasifik

Konstruksi Media – Aktivitas investasi real estate komersial (Commercial Real Estate/CRE) di Asia Pasifik mencatat rebound kuat. Berdasarkan analisis JLL (NYSE: JLL), total investasi pada kuartal II 2025 mencapai US$31,2 miliar, naik 15% secara tahunan (YoY). Secara kumulatif, nilai transaksi sepanjang semester pertama 2025 mencapai US$67,6 miliar atau tumbuh 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu—meski pasar global masih diliputi ketidakpastian dan proses due diligence berjalan lebih panjang.

Korea Selatan Jadi Bintang Utama

Korea Selatan mencatat lonjakan investasi tertinggi di kawasan, dengan pertumbuhan 72% YoY pada Q2 2025 menjadi US$6,0 miliar. Total investasi semester pertama mencapai US$12,8 miliar, naik 64% YoY. Sektor perkantoran menjadi penopang utama, menyumbang 77% dari total transaksi, didorong aksi pelepasan aset oleh pemilik sebelum potensi oversupply di kawasan pusat bisnis. Aktivitas transaksi hotel juga meningkat karena pemilik memanfaatkan kinerja operasional yang membaik untuk menjual pada valuasi premium.

Jepang Tetap Dominan

Jepang mempertahankan posisinya sebagai pasar CRE terbesar di Asia Pasifik dengan volume investasi US$7,6 miliar pada Q2 2025 (+31% YoY). Total investasi semester pertama mencapai US$21,3 miliar (+23% YoY), didukung investor domestik di sektor perkantoran. Sementara itu, sektor hunian multifamily mencatat aktivitas tertinggi sejak awal 2022, berkat minat dari J-REITs serta investor global seperti Warburg Pincus, Aberdeen, dan CapitaLand.

Minat pada Sektor Tahan Banting Meningkat

Dalam survei yang melibatkan 75 investor Asia Pasifik, sektor industri & logistik, energi & infrastruktur, serta ritel dinilai paling rentan terhadap risiko geopolitik. Sebaliknya, sektor hunian, life sciences, dan kesehatan dianggap lebih defensif karena ditopang permintaan domestik.

“Meski ekonomi global penuh ketidakpastian, minat terhadap sektor real estate Asia Pasifik tetap kuat. Momentum positif Korea Selatan dan Jepang menjadi indikator solidnya fundamental pasar,” ujar Stuart Crow, CEO Asia Pacific Capital Markets, JLL.

Indonesia Tetap Menarik

Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia, menegaskan bahwa pasar CRE Indonesia juga mencatat minat investasi stabil pada Q2 2025, terutama pada sektor manufaktur dan industri. “Permintaan domestik yang solid, ditambah penempatan modal global yang selektif, menjadikan Indonesia tetap sebagai destinasi utama di Asia Tenggara.”

Kantor Masih Jadi Primadona

Sektor perkantoran memimpin dengan nilai transaksi US$13,3 miliar (+24% YoY), diikuti sektor industri & logistik US$6,3 miliar (+12%) dan ritel US$5,0 miliar (+4%). Sektor hunian menunjukkan lonjakan terbesar dengan transaksi US$3,6 miliar (+92% YoY), terutama dari Jepang.

Investasi dari investor private wealth juga melonjak 32% menjadi US$4,7 miliar, dengan perkantoran menjadi kelas aset favorit (45% dari total transaksi), meningkat tajam dibanding 28% di Q2 2024.

“Penurunan suku bunga oleh bank sentral di kawasan menciptakan iklim transaksi lebih kondusif, meski proses negosiasi kini lebih panjang karena investor memasukkan skenario risiko dalam perhitungan,” kata Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence Asia Pacific, JLL. (***)

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://konstruksimedia.com/investasi-real-estate-komersial-asia-pasifik-tembus-us312-miliar-pada-q2-2025-indonesia-tetap-stabil/

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *