Konstruksi Media — Pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional yang berperan penting dalam memperkuat logistik maritim Indonesia. Pelabuhan ini diharapkan menjadi pusat distribusi barang untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, sekaligus mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Untuk mendukung realisasinya, proyek ini mendapatkan dukungan pendanaan dari negara Jepang melalui (Japan International Cooperation Agency / JICA). Pinjaman diberikan dalam bentuk yen (¥) dengan total hingga ¥83,408 miliar (sekitar Rp8,6 triliun).
Mengutip laman Kedutan Besar Jepang di Indonesia, pinjaman tersebut disepakati akan dikembalikan dalam waktu 40 tahun, dengan masa tenggang 10 tahun. Sebelumnya, pemerintah Indonesia dan JICA menandatangani pinjaman tahap pertama pada 2017, disusul pinjaman tahap kedua pada tahun 2022.

“Dengan pinjaman tahap ketiga ini, jumlah totalnya diperkirakan mencapai sekitar ¥272,5 miliar,” tulis perwakilan JICA, sambil menyebut nilai yang setara sekitar Rp28,1 triliun itu.
Pendanaan ini merupakan bagian dari komitmen Jepang dalam mendukung pengembangan infrastruktur Indonesia, dengan suku bunga rendah dan jangka waktu pengembalian yang panjang. Pelabuhan Patimban dirancang untuk memiliki kapasitas besar, khususnya untuk ekspor otomotif dan barang kontainer, dengan target awal mencapai 7,5 juta TEUs per tahun.
Infrastruktur modern ini meliputi terminal kendaraan, terminal peti kemas, serta fasilitas pendukung lainnya, sehingga diharapkan mampu mendorong efisiensi perdagangan internasional.
Kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Jepang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada transfer teknologi dan peningkatan sumber daya manusia.
Proyek ini mengintegrasikan teknologi mutakhir dari Jepang dengan tenaga kerja lokal, menciptakan peluang ekonomi baru di kawasan Patimban. Dengan proyeksi operasional penuh pada 2028, Pelabuhan Patimban diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di sektor maritim dan industri ekspor.
“Proyek ini bertujuan memperkuat fungsi logistik di wilayah metropolitan dengan membangun pelabuhan di Patimban, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lebih lanjut melalui peningkatan lingkungan investasi di Indonesia,” kata JICA dalam rilisnya.
Dalam pembangunannya proses konstruksi dinding dermaga, reklamasi, perbaikan tanah, dan konstruksi lain yang diterapkan pada tanah yang sangat lunak, sehingga Teknologi konstruksi dari Jepang nantinya dapat digunakan ke depan untuk perluasan terminal peti kemas dan proyek-proyek lainnya.
JICA menyebut, ketentuan ini diterapkan mengingat proyek berada di atas tanah lempung yang sangat lunak, dengan permeabilitas rendah.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) bakal mengelola keseluruhan proyek serta mengatur jalannnya konstruksi (pembangunan Pelabuhan Patimban).
Sementara, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga (Ditjen Bina Marga) akan mengawasi konstruksi jalan akses pelabuhan.
Baca Juga :
Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://konstruksimedia.com/jepang-beri-pinjaman-rp-86-t-di-proyek-pengembangan-pelabuhan-patimban/