Image default
Berita Utama Referensi Referensi Corona

Vaksin Covid-19 Tersedia Akhir 2021

Uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai, apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya, dan fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lama untuk memastikan mereka aman dan dapat diandalkan

Kontroversi.or.id – Penelitian pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan kini telah memasuki uji klinis.

Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.

Pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan Covid-19.

Pemerintah di seluruh dunia telah menggelontorkan dana untuk penelitian vaksin ketika perusahaan farmasi, universitas, dan lembaga penelitian saling berlomba dalam mengembangkan vaksin.

Uji klinis tahap pertama dilakukan oleh 3 (tiga) perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer dalam memulai pengembangan vaksin.

Lain halnya dengan para peneliti di Oxford University yang didukung oleh Pemerintah Inggris yang mengatakan bahwa mereka bertekad untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.

 

Pengumpulan data awal

Pejabat Senior WHO Dale Fisher menyebut bahwa vaksin untuk Covid-19 tidak akan siap hingga akhir tahun depan.

“Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal”, kata Dale Fisher dilansir dari CNBC, Senin (4/5/2020).

“Uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai, apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya? dan fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lama untuk memastikan mereka aman dan dapat diandalkan”, tambah Dale Fisher.

Fisher bahkan menyebut bahwa, “komentar Presiden Donald Trump yang meyakini bahwa vaksin virus corona akan dikembangkan pada akhir 2020 sebagai sesuatu yang prematur”.

 

Bahaya Nasionalisme Vaksin

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah memperingatkan dunia mengenai nasionalisme vaksin.

Adapun peringatan ini ditujukan kepada negara-negara kaya bahwa, “jika mereka menyimpan perawatan untuk diri mereka sendiri, mereka tidak dapat berharap untuk tetap aman jika negara-negara miskin tetap terpapar”.

The Guardian pada lansirannya tertanggal 7/8/2020 menyebutkan, ketika kasus infeksi Covid-19 melampaui 19 juta pada Jumat (7/8/2020), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan akan menjadi kepentingan negara-negara kaya untuk membantu setiap negara guna melindungi diri dari penyakit tersebut.

“Nasionalisme vaksin tidak baik, itu tidak akan membantu kami”, ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada Forum Keamanan Aspen di AS melalui tautan video dari markas besar WHO di Jenewa.

“Agar dunia pulih lebih cepat, ia harus pulih bersama, karena ini adalah dunia yang mengglobal di mana ekonomi saling terkait satu sama lain. Sebagian dunia atau beberapa negara tidak bisa menjadi tempat berlindung yang aman dan pulih”, lanjut Tedros Adhanom Ghebreyesus.

kerusakan akibat Covid-19 bisa berkurang jika negara-negara yang memiliki dana ikut berkomitmen untuk ini’

Menurut Tedros Adhanom Ghebreyesus, “kerusakan akibat Covid-19 bisa berkurang jika negara-negara yang memiliki dana ikut berkomitmen untuk ini’.

Sementara itu, beberapa negara berlomba untuk menemukan vaksin untuk virus corona, di mana penyakit ini telah menewaskan lebih dari 700.000 orang di seluruh dunia.

 

Prediksi ke depan

Sepatu putih dipajang dalam aksi yang dilakukan Perawat Teregistrasi dan Uni Perawat Nasional (NNU) untuk mengenang rekan mereka yang gugur karena Covid-19 di Gedung Capitol, Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada 21 Juli 2020.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 300.000 orang di Amerika bisa meninggal pada Desember 2020, jika para pemimpin kota besar gagal mempromosikan tindakan lebih lanjut seperti mengenakan masker.

Selain itu, sebuah team di Universitas Washington mengatakan 70.000 nyawa bisa diselamatkan jika lebih banyak orang memakai masker selama pandemi.

“Kami melihat rollercoaster di AS. Tampaknya orang-orang memakai masker dan menjaga jarak secara sosial lebih sering saat infeksi meningkat, kemudian setelah beberapa saat ketika infeksi menurun, orang-orang menjadi lengah”, ujar Direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME), Dr Christopher J.L Murray.

Sejauh ini, lebih dari 159.000 orang dilaporkan meninggal di AS akibat Covid-19, tetapi kasus harian baru telah menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Dr Christopher J.L Murray menyampaikan, “infeksi jatuh di bekas pusat gempa seperti Arizona, California, Florida, dan Texas, meskipun ada peningkatan di Colorado, Idaho, Kansas, Kentucky, Mississippi, Missouri, Ohio, Oklahoma, Oregon, dan Virginia”.

Tak hanya itu, lebih dari 1 juta orang Afrika telah terinfeksi dengan jutaan virus yang terus menyebar ke seluruh benua.

Di Afrika Selatan, infeksi yang dilaporkan telah melebihi 529.000 kasus.

 

Jumlah kematian tertinggi

Dalam foto file 20 Mei 2020 ini, orang-orang yang terkena dampak kemerosotan ekonomi virus corona untuk menerima paket makanan di Pretoria, Afrika Selatan. Respons pemerintah terhadap Covid-19 Afrika Selatan telah dinodai oleh dugaan korupsi seputar paket bantuan ekonomi 26 miliar dolar AS yang bersejarah, sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 nomor lima terbesar di dunia.

Angka tersebut merupakan 53 persen dari keseluruhan kasus infeksi di benua Afrika dan tertinggi kelima di dunia.

Selain itu, Afrika selatan memiliki jumlah kematian tertinggi di benua tersebt yakni 9.604 kasus, kemudian diikuti oleh Mesir dengan 4.951 kematian, dan Aljazair dengan 1.273 kematian.

Sementara, kematian akibat Covid-19 di Meksiko telah melewati 50.000 kasus.

Kementerian Kesehatan Meksiko melaporkan adanya penambahan 6.590 infeksi virus corona baru yang dikonfirmasi dan 818 kematian pada Kamis (6/8/2020).

Dari pertambahan angka itu, total kasus infeksi virus corona di Meksiko menjadi 462.690 kasus dan 50.517 kematian.

Di Brasil, negara yang telah bersiap untuk menandai tonggak Covid-19 tercatat sudah ada sebanyak 100.000 kematian lebih.

Otoritas Kesehatan China mencatat 37 kasus virus corona baru dalam 24 jam hingga tengah malam pada Kamis (6/8/2020)

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendesak warganya untuk tetap bertahan hidup.

Di samping itu, Otoritas Kesehatan China mencatat 37 kasus virus corona baru dalam 24 jam hingga tengah malam pada Kamis (6/8/2020).

Sejumlah negara di Eropa telah melaporkan peningkatan kasus yang jauh lebih tajam.

Jerman mencatat lebih dari 1.000 infeksi baru dalam 24 jam hingga tengah malam pada Kamis.

Irlandia telah mengalami peningkatan sejak Kamis lalu dan telah mengidentifikasi sejumlah kelompok infeksi di pabrik daging dan akomodasi bagi pencari suaka.

Sementara kasus di Yunani telah melewati 5.000 dalam apa yang oleh pihak berwenang disebut “wake-up week”.

 

Melongok Cara Kerja 8 Vaksin Covid-19 di Dunia

Pengembangan vaksin Covid-19 terus dilakukan para ilmuwan di seluruh dunia untuk melawan virus corona.

Beberapa kandidat vaksin Covid-19 telah mengumumkan efektivitasnya baru-baru ini.

Vaksin Pfizer dan Moderna mengklaim dapat melindungi 95 persen dari gejala infeksi.

Sementara itu AstraZeneca mengklaim efektif 62 persen ketika diberikan dalam dua dosis dan 90 persen jika diberikan setengah dosis lalu satu dosis penuh.

Vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan teknologi yang sangat mirip, sedangkan AstraZeneca menggunakan pendekatan yang berbeda.

 

Cara kerja vaksin-vaksin Covid-19

1. Pfizer dan BioNTech
Melansir CNN, Selasa (24/11/2020), vaksin Covid-19 ini menggunakan pendekatan baru untuk membuat vaksin yaitu menggunakan messenger RNA atau mRNA.

Desain itu dipilih untuk vaksin pandemi, karena cocok untuk kondisi darurat, yang dibutuhkan untuk membuat vaksin hanya urutan genetik virus.

Pembuat vaksin bahkan tidak membutuhkan virus itu sendiri, hanya urutannya.

Messenger RNA adalah untai tunggal kode genetik yang dapat “dibaca” dan digunakan sel untuk membuat protein.

Dalam kasus vaksin ini, mRNA menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus.

Kemudian sistem kekebalan melihatnya, mengenalinya sebagai benda asing, dan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi.

MRNA sangat rapuh sehingga terbungkus dalam nanopartikel lipid (lapisan zat mentega yang dapat meleleh pada suhu kamar).

Itulah mengapa vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu ultra dingin sekitar minus 100 derajat F (minus 75 derajat Celcius).

Artinya, dibutuhkan peralatan khusus untuk mengangkut dan menyimpan vaksin ini.

2. Moderna
Tanda masuk ke kantor Moderna di Norwood, Massachussets, Amerika Serikat. Moderna telah melakukan uji coba vaksin corona ke manusia pada awal Maret. Foto diambil pada 25 Februari 2020.

Menurut Moderna, mRNA seperti software untuk sel.

Seperti vaksin Pfizer/BioNTech, vaksin ini mengodekan sel untuk membuat sepotong protein lonjakan.

Moderna telah menemukan formulasi berbeda nanopartikel lipid untuk melindungi mRNA dalam vaksinnya.

Formulasi ini adalah rahasia perusahaan, tetapi menurut Moderna pendekatannya lebih baik.

Selain itu vaksinnya dapat dikirim pada suhu minus 20 derajat Celcius (minus 4 derajat Fahrenheit) dan dapat disimpan stabil selama 30 hari pada 2-8 derajat Celcius (36 hingga 46 derajat Fahrenheit) yang merupakan suhu lemari es standar.

3. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca dibuat bersama dengan tim dari Universitas Oxford Inggris.

Vaksin ini disebut vaksin vektor.

Vaksin ini menggunakan virus flu biasa yang disebut adenovirus untuk membawa protein lonjakan dari virus corona ke dalam sel.

Ini juga bertujuan untuk membuat tubuh orang-orang pada dasarnya memproduksi vaksin mereka sendiri dengan mengeluarkan sedikit salinan protein lonjakan, tetapi metode pengirimannya berbeda.

Adenovirus ini menginfeksi simpanse tetapi tidak membuat orang sakit.

Itu dimodifikasi sehingga tidak mereplikasi dirinya sendiri, kemudian direkayasa secara genetik untuk menyuntikkan sel dengan pengodean DNA untuk protein lonjakan virus corona penuh.

Cara itu membuat vaksin yang lebih murah, tetapi lebih lambat daripada menggunakan RNA.

Perusahaan telah berjanji untuk membuat vaksinnya tersedia dengan harga murah ke negara-negara di seluruh dunia.

Vaksin dapat disimpan stabil selama enam bulan pada suhu lemari es standar.

4. Janssen Pharmaceuticals
Janssen Pharmaceuticals merupakan bagian dari Johnson & Johnson.

Vaksin virus corona Janssen termasuk vaksin vektor rekombinan.

Seperti AstraZeneca, ia menggunakan adenovirus. Tetapi yang satu ini memang menginfeksi manusia.

Ini adalah versi adenovirus 26 yang direkayasa secara genetik dan dapat menyebabkan flu biasa tetapi perubahan gen telah menonaktifkannya. Ini juga memberikan instruksi genetik untuk membuat protein lonjakan.

Ini adalah vaksin sekali pakai. Tetapi awal bulan ini, Johnson & Johnson memulai uji coba tahap 3 dengan dua dosis di Inggris, karena ada beberapa bukti bahwa dua dosis memberikan perlindungan yang lebih baik.

Relawan akan mendapatkan dua suntikan, dengan jarak 57 hari, atau placebo.

5. Novavax
Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Maryland, Novavax, mengkhususkan diri pada vaksin “subunit protein”.

Mereka menggunakan nanopartikel mirip virus sebagai basis dan menutupinya dengan potongan protein lonjakan virus corona yang direkayasa secara genetik.

Novavax menggunakan virus serangga yang disebut baculovirus untuk memasukkan protein lonjakan virus corona ke dalam sel ngengat, yang kemudian menghasilkan protein tersebut.

Ini dipanen dan dicampur dengan adjuvan (penguat kekebalan) berdasarkan saponin, ditemukan di pohon kulit kayu sabun.

6. Sanofi and GlaxoSmithKline
Vaksin ini juga merupakan vaksin subunit protein, menggunakan teknologi FluBlok Sanofi dengan adjuvan GlaxoSmithKline.

Vaksin ini jugamenggunakan baculovirus untuk menumbuhkan sedikit protein lonjakan.

7. Sinovac and Sinopharm
Perusahaan China Sinovac’s CoronaVac menggunakan virus yang tidak aktif.

Itu adalah salah satu metode tertua untuk memvaksinasi orang.

Untuk membuat vaksin ini, kumpulan virus corona dibudidayakan, “dibunuh”, dan kemudian dibuat menjadi vaksin.

Begitu juga yang terjadi pada vaksin Sinopharm.

8. Sputnik
Vaksin virus corona Sputnik Rusia juga adalah vaksin vektor adenoviral.

Vaksin itu menggunakan virus flu biasa yang disebut adenovirus 5 untuk membawa materi genetik untuk protein lonjakan ke dalam tubuh.

 

Hindari Agar Sistem Imun Kuat

Saat pandemi seperti ini sangat penting untuk menjaga imun atau kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit.

Jika kekebalan tubuh lemah, maka sistem kekebalan akan kesulitan melakukan tugasnya dan akibatnya Anda rentan tertular virus corona, flu, pilek, atau infeksi lainnya.

Ada makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk meningkatkan imun. Namun, ada juga makanan yang sebaiknya dihindari.

Eat This melansir makanan yang sebaiknya dihindari agar sistem imun kuat. (19/6/2020)

1. Roti tawar
Menurut Dr Josh Axe, DNM, CNS, DC, pendiri Ancient Nutrition dan DrAxe.com, Roti tawar adalah penyebab utama untuk menekan sistem kekebalan.

“Roti tawar, biskuit, kue, roti gulung, dan lain-lain. Yang dibuat dengan tepung terigu cenderung tinggi kalori dan rendah nutrisi. Sehingga dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan risiko yang terkait dengan obesitas/resistensi insulin,” kata Dr Josh Axe.

Josh Axe mengatakan, “produk yang dibuat dari biji-bijian olahan seperti roti tawar juga cenderung mengandung aditif yang dapat menganggu sistem kekebalan tubuh”.

“Bagi orang yang tidak dapat mentolerir gluten, itu bisa menjadi tekanan bagi seluruh sistem kekebalan”, tegas Josh Axe.

Pelatih Bersertifikat XPS, FMT, dan NASM, CJ Hammond menyebut roti tawar juga dapat menyebabkan peradangan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melindungi atau menyembuhkan dirinya sendiri

“Ketika sistem kekebalan hanya sedikit menyebar untuk mengatur dan mencegah peradangan atau melawan penyakit, itu tidak akan memungkinkan tubuh untuk menggunakan sistem kekebalan secara maksimal”, kata Hammond.

2. Permen
Bukan rahasia lagi bahwa permen belum tentu yang paling sehat untuk Anda, tetapi sebenarnya tidak ada yang lebih buruk bagi sistem kekebalan Anda selain permen.

“Gula merusak sistem kekebalan Anda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang”, kata pakar nutrisi dan penulis Beating Sugar Addiction For Dummies, Dan DeFigio.

Dan DeFigio mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi gula dapat menghambat kemampuan sel untuk menyerang bakteri asing.

DeFigio mengatakan efek ini terjadi dengan cepat setelah makan gula dan berlangsung selama beberapa jam setelahnya.

“Jika Anda makan makanan manis beberapa kali sehari, Anda menjaga sistem kekebalan Anda dalam keadaan tertekan hampir terus-menerus”, tandas DeFigio.

Jika dipertahankan dalam jangka panjang, kata Pelatih Kesehatan Holistik Kerri Axelrod itu, diet tinggi gula juga dapat menghancurkan flora usus yang semakin menekan sistem kekebalan.

“Flora bakteri yang tidak seimbang dengan, misalnya, terlalu banyak patogen oportunistik, dapat menggeser sistem kekebalan ke keadaan peradangan yang meningkat”, tutup DeFigio.

3. Kismis
Kismis dan buah kering lainnya dapat meningkatkan kadar gula.

“Bahkan jika Anda tidak makan makanan penutup atau makanan super manis, kemungkinan Anda melebihi enam sendok teh gula tambahan yang disarankan per hari untuk wanita dan sembilan sendok teh untuk pria”, ujar Samantha Cassetty, MS, RD, nutrisi dan ahli kesehatan.

4. Jus buah
Menurut Axe jus buah adalah penyebab lain dari tambahan gula yang bisa sangat bermasalah.

“Minuman seperti soda, jus, teh manis, atau minuman berenergi telah dikaitkan dengan dampak negatif pada kesehatan kardiometabolik, risiko diabetes, berat badan, dan obesitas menurut penelitian terbaru, bahkan risiko kanker”, kata Axe.

5. Pisang mentah
Bahkan gula alami dalam buah-buahan dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan dan kesehatan usus Anda. Apalagi pada buah-buahan yang masih mentah.

Ahli Kesehatan & CEO di Eu Natural Vinay Amin menjelaskan, “pisang serta buah dan sayuran mentah lainnya, dapat mengandung protein dalam jumlah tinggi yang disebut lektin”.

“Studi menunjukkan bahwa lektin dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menghambat produksi flora usus”, kata Amin.

Lalu, lanjutnya, ini melemahkan penghalang usus Anda, dinding usus yang melindungi tubuh dari racun dan bakteri berbahaya.

6. Soda
Meskipun semua bentuk gula dapat menimbulkan masalah pada sistem kekebalan, soda mungkin penyebab terburuknya.

Selain sarat dengan gula, soda juga diisi dengan pewarna buatan yang menurut seorang ahli diet untuk Sovereign Laboratories Alicia Galvin, RD, dapat berdampak negatif pada lapisan pencernaan.

Hammond menambahkan bahwa minuman berkarbonasi sering kali mengandung fosfor.

Fosfor dapat menyebabkan penipisan kalsium dari sel melalui ginjal. Karena kalsium memainkan peran penting dalam aktivasi sel dalam sistem kekebalan, kalsium yang rendah berarti kekebalannya rendah.

7. Tahu
Meskipun banyak yang menganggap tahu sebagai makanan yang sehat, ini bisa menjadi masalah karena sejumlah alasan, termasuk konsentrasi asam lemak omega-6 yang tinggi.

Lemak ini telah dikaitkan dengan peningkatan respons peradangan dalam tubuh, terutama bila tidak seimbang dengan asam lemak omega-3 yang ditemukan pada ikan dan beberapa kacang-kacangan serta biji-bijian.

“Anda sama sekali tidak perlu menghilangkan tahu, tetapi Anda harus berpikir dua kali sebelum menjadikannya makanan pokok setiap kali makan,” kata Amin.

Axe menambahkan kedelai juga merupakan alergen yang umum. Meskipun mungkin tidak menjadi masalah bagi semua orang, hal itu dapat membebani orang yang rentan terhadap masalah usus dan autoimun.

“Ketika seseorang makan alergen, sistem kekebalannya mungkin bereaksi berlebihan dengan memproduksi antibodi yang dimaksudkan untuk ‘menyerang’ alergen tersebut”, kata Axe.

Namun antibodi ini dapat merusak organ orang itu sendiri, menyebabkan berbagai gejala.

8. Keripik kentang
Keripik kentang juga merupakan mimpi buruk sistem kekebalan. Tidak hanya karena digoreng dengan minyak sayur, tetapi juga tinggi garam.

Menurut penelitian terbaru dari University of Bonn makanan yang tinggi garam dapat menyebabkan penurunan kekebalan.

9. Makanan cepat saji
Studi yang dilakukan oleh Universitas Bonn pada tikus lalu pada beberapa relawan manusia meneliti hal ini.

Para sukarelawan mengonsumsi enak gram garam tambahan per hari (kandungan garam dari dua makanan cepat saji) dan menunjukkan penurunan kekebalan yang nyata.

10. Bir
Alkohol seperti bir dan anggur dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, menurut Dr. Branin.

“Penggunaan alkohol kronis sebenarnya mengganggu fungsi normal dari semua aspek respons imun adaptif”, kata Branin.

Branin menjelaskan, alkohol juga meningkatkan hormon stres kortisol, gula darah, dan insulin. Ketiganya dapat berdampak negatif pada fungsi kekebalan ketika meningkat.

11. Keju yang dipasteurisasi
Produk susu merupakan pembentuk lendir bagi kebanyakan orang, menurut Dr Branin. Itu dapat membuat Anda lebih rentan terhadap flu atau pilek.

Produk susu juga dapat menyebabkan peningkatan peradangan dan menghambat respons kekebalan.

12. Keju susu mentah
Ahli gizi di Truism Fitness Jamie Hickey menjelaskan bahwa produk susu mentah pun mengandung hormon bermasalah seperti estrogen dan progesteron.

“Proses pasteurisasi membunuh semua hormon apakah itu sintetis atau alami”, kata Hickey.

Dia juga mencatat bahwa dalam produk susu mentah, hormon-hormon ini berada pada konsentrasi tertinggi, karena belum melalui proses pembuatan apa pun.

13. Daging merah
Menurut Dr. Cabeca makanan tinggi asam seperti daging merah dapat melemahkan sistem kekebalan Anda.

“Ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak makanan asam, beban pH tubuh Anda secara keseluruhan akan menjadi asam”, kata Cabeca.

Cabeca juga mengatakan ketika kandungan asam itu tetap tinggi, mineral seperti magnesium, kalsium, kalium, dan bikarbonat menjadi rendah. Itu berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

Daging merah juga kaya akan asam lemak omega-6 dan karena itu menimbulkan peradangan ganda.

14. Hotdog
Menurut Axe hotdog atau sosis panggang tinggi asam, tinggi garam, dan melalui pemrosesan. Hal itu merupakan masalah besar bagi sistem imun.

“Konsumsi tinggi daging yang diawetkan dan diproses seperti bacon, salami, cold cuts, dan hot dog telah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang negatif seperti risiko lebih tinggi untuk beberapa jenis kanker,” kata Axe.

Axe menjelaskan daging olahan dapat mengandung bahan kimia berbahaya seperti polisiklik aromatik hidrokarbon yang terbentuk selama proses memasak dan pembuatan.

Biasanya itu tinggi garam, nitrat, dan zat aditif lainnya yang dapat menyebabkan stres oksidatif.

15. Sarapan sereal
“Sebagian besar sereal sarapan tinggi gula dan rendah serat, kombinasi bermasalah untuk sistem kekebalan tubuh”, menurut Axelrod.

“Serat larut meningkatkan produksi protein interleukin-4, yang merangsang sel-T tubuh yang melawan infeksi,” kata Axelrod.

Axelrod mengungkapkan, serat juga menyediakan makanan utama bagi bakteri menguntungkan di usus Anda untuk berkembang. (Isa/Imam Ahmad Bashori/Ardi)


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Pengantar Ilmu kesejahteraan sosial

Penulis Kontroversi

Kelembagaan Ideal: LPNK Vs LNS

admin

G20 : Pemulihan, Mismatch Pajak Multinasional, Hybrid

admin

Leave a Comment