Image default
Pojok Opini Imam Ahmad Bashori Referensi Kematian

Kontroversi Proses dan Tanda Kematian Manusia

Kontroversi Proses dan Tanda Kematian Manusia
Oleh: Imam Sadiduddin

Kematian adalah suatu proses akhir kehidupan yang dialami semua makhluk hidup hanya saja waktunya berbeda-beda. Seperti apa proses kematian yang nantinya akan dialami oleh setiap makhluk hidup?

Tidak mudah memang memprediksikan secara tepat kapan seseorang akan meninggal. Kematian itu sendiri bisa disebabkan sakit, kecelakaan atau sebab lainnya.

Pada kondisi normal seperti orang sakit biasanya seseorang akan menunjukkan gejala yang mengindikasikan bahwa hidupnya akan segera berakhir beberapa minggu lagi.

  1. Merasa gelisah. Seseorang akan merasa tidak tenang serta sulit tidur, selain itu dia akan seringkali mengganti posisi saat tidur karena perasaan gelisah.
  2. Menarik diri. Seseorang tidak ingin lagi terlibat dalam aktifitas sosial ataupun melakukan kegiatan favoritnya.
  3. Sering mengantuk. Seseorang akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.
  4. Kehilangan nafsu makan. Seseorang hanya akan makan dan minum dalam jumlah sedikit dan berbeda dari biasanya.
  5. Mengalami jeda saat bernapas. Hal ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga.
  6. Luka yang sulit sembuh. Luka atau infeksi yang dialami mengalami kesulitan untuk disembuhkan.
  7. Pembengkakan. Pada beberapa orang terjadi pembengkakan di daerah tangan, kaki atau bagian tubuh lain.

Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.

Sedangkan otak memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar dan hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Sehingga jika asupan oksigen berkurang maka akan mengakibatkan kematian sel dalam waktu 3-7 menit saja.

Beberapa tanda yang ditunjukkan oleh orang yang sekarat adalah lebih banyak tidur, hal ini untuk menghemat energi yang tinggal tersisa sedikit di tubuh. Ketika energi tersebut hilang, maka seseorang akan kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum. Proses menelan pun menjadi sulit dan mulut akan sangat kering, sehingga memaksa orang yang sekarat untuk minum akan membuatnya tersedak.

Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol. Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena tidak dapat bernapas dengan teratur. Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan, maka akan mengalami kejang otot.

Kematian akan semakin mendekat jika kaki dan tangan terasa dingin dan mulai sedikit membiru akibat terhentinya aliran darah ke daerah tersebut. Tapi lama-kelamaan akan semakin menyebar ke bagian tubuh atas seperti lengan, bibir dan kuku. Selain itu orang menjadi tidak responsif, meskipun matanya terbuka tapi memiliki tatapan mata kosong atau tidak melihat sekelilingnya.

Setelah itu pernapasan akan terhenti sama sekali dan diikuti oleh berhentinya kerja jantung, maka secara klinis orang tersebut sudah mati karena tidak ada sirkulasi dan cadangan oksigen untuk bisa mencapai sel-sel di tubuh. Namun kematian klinis bisa dikembalikan melalui proses CPR (napas bantuan), transfusi atau ventilator. Tapi jika 4-6 menit setelah kematian klinis tidak ada perubahan, maka itu artinya jantung sudah tidak bisa bekerja lagi.

Karena jantung sudah tidak bekerja, maka secara otomatis aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh dan otak juga akan terhenti. Akibat tidak adanya asupan oksigen dan darah ke otak, maka dalam hitungan beberapa detik otak juga akan mati dan disitulah akhir dari perjalanan hidup seorang manusia.

Proses Kematian & Hancurnya Tubuh Kita

Sesaat sebelum mati, Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin ditelinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi..

0 Menit …
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.

1 Menit …
Darah berubah warna n otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.

3 Menit …
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.

4 – 5 Menit …
Pupil mata membesar n berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.

7 – 9 Menit …
Penghubung ke otak mulai mati.

1 – 4 Jam …
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.

4 – 6 Jam …
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.

6 Jam …
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.

8 Jam …
Suhu tubuh langsung menurun drastis.

24 – 72 Jam …
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.

36 – 48 Jam …
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.

3 – 5 Hari …
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.

8 – 10 Hari …
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.

Beberapa Pekan ..
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.

Satu Bulan …
Kulit Anda mulai mencair.

Satu Tahun …
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan. Jadi, apa yg mau disombongkan org sebenarnya?….

Sekaya, semewah, setinggi apa jabatanmu, kelak tiba masanya kau akan ditimbun tanah dan tak sedikitpun bisa kau bawa. Hanya amal ibadahmu sebagai bekalmu.

Secantik…Seseksi dan segagah apa dirimu kelak akan tiba saatnya masuk rumah masa depan, berukuran lebih kurang 2×1 m dengan kedalam 2 m terhimpit bumi membusuk dimakan belatung.

Siapapun itu… kamu, saya, dan dia kelak nama kita sama “ALMARHUM/ALMARHUMAH”

Apa yang kita sombongkan. Kematian tidak dapat diduga…Tidak bisa dihindari…Tidak pula bisa ditunda.

INGATLAH…!!! Bahwa kita semua CALON JENAZAH
“Kullu Nafsin zaa’iqotul maut” (Setiap yang bernyawa akan merasakan mati) [QS. Ali imran: Ayat 185]

Bahkan sudah Allâh Subhaanahu wa ta’ala atur jadwal ajalnya. Jangan lalai persiapkan bekal amal ibadahmu. Jangan sampai menjadi manusia paling merugi.

UNTUK DIRENUNGKAN 

Kita tak membawa apapun juga saat kita meninggalkan dunia yg fana ini…
Jadilah manusia yg banyak manfa’at bagi orang lain. Janganlah karena kamu, hidup orang lain jadi sulit.
Semoga bermanfa’at bagi yang membacanya …

Yā Allâh wafatkanlah aku, kedua ibu bapak ku, keluargaku, dan semua orang yg membaca dan membagikan ini, dalam keadaan husnul khatimah..

Yā Allâh janganlah cabut nyawa kami sebelum kami pantas berada di surga-Mu…
Sobat sekarang anda punya kesempatan membagikan pengetahuan ini kesemua temanmu , insya Allâh bermanfa’at dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin yā Robbal’alamiin

Proses Kematian Versi Lainnya

Banyak orang yang takut akan kematian. Mereka ingin hidup selamanya. Bahkan, mereka berdalih jika mereka akan meninggal ketika urusan mereka telah selesai di dunia. Akan tetapi, nyatanya urusan mereka tidak pernah usai. Jika ada kelahiran, maka ada kematian juga. Ini adalah hukum alam yang tidak bisa kita lawan.

Pernahkah kita membayangkan betapa mengerikannya dunia ini jika tidak ada yang meninggal? Mungkin dunia akan penuh sesak dengan makhluk hidup.

Saya akan membahas proses kematian menurut Agama Buddha. Proses kematian dapat terjadi dalam 4 cara, yang diumpamakan seperti 4 sebab padamnya pelita, yaitu :

Kammakkhaya
Habisnya tenaga Janaka kamma (kamma penghasil), meninggal sebelum batas usia. Ini seperti pelita yang padam karena sumbunya habis. Contohnya balita yang meninggal karena sakit.

Ayukkhaya
Habisnya jangka waktu usia, meninggal karena sudah tua, seperti pelita yang padam karena minyaknya habis terbakar.

Ubhayakkhaya
Habisnya tenaga Janaka kamma dan jangka waktu usia, seperti pelita yang padam karena sumbu dan minyaknya telah habis terbakar.

Upacchedakkhaya
Terpotongnya tenaga Janaka kamma sebelum jangka waktu habis, artinya usia dan kammanya belum habis. Ini seperti pelita yang padam karena tertiup angin. Contohnya meninggal karena kecelakaan.

Tiga Tanda Menjelang Kematian

Ada 3 tanda yang menjadi objek dalam alur kematian bagi makhluk yang belum terbebas dari kotoran batin (keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin). Hanya salah satu dari objek ini yang muncul, yakni :

Objek berupa perbuatan (kamma-ārammaṇa)
Kebajikan atau kejahatan yang diperbuat sepanjang hidup. Jika kebajikan yang direnungkan, terlahir kembali di alam bahagia, dan sebaliknya jika kejahatan yang direnungkan, terlahir kembali di alam menderita.

Objek berupa tanda perbuatan (kammanimitta-ārammaṇa)
Peralatan/sarana berkenaan dengan perbuatan yang dilakukan sepanjang hidup, yaitu 6 objek meliputi bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan, dan objek batiniah.

Objek berupa tanda tujuan (gatinimitta-ārammaṇa)
Menandakan alam kehidupan sebagai tempat makhluk akan terlahir kembali. Misal : alam yang indah, nyala api, hutan dan lain-lain.

Demikianlah pembahasan singkat mengenai proses kematian menurut Agama Buddha. Kematian bukanlah hal yang harus ditakuti, melainkan harus dipersiapkan selagi kita masih hidup. Persiapan yang dibutuhkan adalah dengan menjalankan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu praktik Dhamma adalah dengan melaksanakan pancasila Buddhist (bertekad melatih diri menghindari : pembunuhan, pencurian, perbuatan asusila, berbohong, dan mengonsumsi minuman keras).

Semoga semua makhluk berbahagia.

“Dalam kehidupan ini ia berbahagia, dalam kehidupan yang akan datang juga ia akan berbahagia, dalam kedua alam kehidupan si pembuat jasa kebaikan berbahagia, ia bergembira dan berbahagia menyaksikan buah dari perbuatan baiknya”

Tahap Atman Meninggalkan Badan¹

Di dalam proses kematian ada beberapa tahap yang akan dialami oleh semua orang. Yaitu sebagai berikut ini.

TAHAP MELEMAHNYA IKATAN JEJARING UNSUR-UNSUR PANCA MAHA BHUTA PEMBENTUK BADAN FISIK

Mulai melemahnya ikatan jejaring unsur-unsur panca maha bhuta pembentuk badan akan diawali dengan beberapa ciri-ciri fisik, yaitu :
1. Badan kita kehilangan kekuatan geraknya. Kita sulit bergerak dan badan terasa seperti ditindih benda berat.
2. Yang berikutnya akan terjadi adalah mata, mulut dan tenggorokan kita terasa seret dan tersumbat. Kita menjadi merasa kehausan. Lalu mata, mulut dan tenggorokan kita terasa kering. Saluran kencing dan kotoran kita tidak lagi bisa kita kendalikan. Mungkin dari saluran pembuangan kita akan keluar kencing dan kotoran tanpa terkendali. Nafas kita terasa dingin. Ini adalah ciri-ciri fisik kedua
atau berikutnya bahwa dalam badan fisik kita terjadi semakin melemahnya ikatan jejaring unsur-unsur panca maha bhuta pembentuk badan.

Disini sebagai reaksi dari pikiran umumnya muncul berbagai gejolak pikiran, emosi dan perasaan yang berkecamuk. Bagi kita yang sudah mempelajari ajaran dharma, kita tahu apa yang harus kita lakukan. Kita harus menyambut moment ini dengan penuh ketenangan dan keseimbangan bathin. Jangan terseret dengan berbagai rasa sakit fisik, arus pikiran, emosi dan perasaan yang berkecamuk. Harus tetap tenang dan penuh kerelaan melepas kehidupan ini. Kecemasan, rasa takut, rasa sengsara dan ketidakrelaan di dalam menyambut kematian akan memperparah rasa sakit fisik dan mental. Kita harus ingat bahwa semua orang pasti akan mati dan semua orang tidak terhindarkan pasti akan mengalami hal yang sama seperti ini. Kita tidak punya pilihan lain selain bersikap damai di moment ini.

Apapun yang terjadi di moment menjelang saat-saat kematian tiba, rasa sakit apapun yang muncul pada badan dan pikiran kita, sambut dengan damai dan penuh kasih sayang. Mengalir dan menjadi jadi satu dengan pengalaman ini dalam senyum damai. Dengan demikian kita membiarkan kesadaran bathin kita tetap tenang-seimbang dan damai menuju ke tahap berikutnya. Kalau dalam moment ini kita mengadakan “perlawanan”, kematian akan menjadi proses yang pasti lebih menyakitkan, mungkin rasanya seperti kita diaduk-aduk. Badan fisik, pikiran dan perasaan kita berkecamuk liar.

Dan pada moment ini, apapun yang terjadi semasa hidup kita, penting bagi kita untuk melepaskan semua keterikatan-keterikatan kita dalam kehidupan. Ketidakrelaan untuk mati berpisah dengan kehidupan [karena berbagai keterikatan] dan perlawanan akan membuat kematian menjadi peristiwa buruk, mengerikan dan menyakitkan.

Ingatlah bahwa ini bukanlah pengalaman kehilangan segala-galanya, melainkan pengalaman memasuki lembaran kehidupan yang baru yang penuh dengan harapan yang terang-benderang. Jadi hadapi moment ini dengan sukacita, damai, penuh kerelaan untuk melepaskan segalanya, serta penuh harapan akan pengalaman baru yang terang-benderang.

Sekali lagi bahwa di dalam ajaran Hindu Dharma jelas sekali disebutkan bahwa untuk dapat mengalami proses kematian dan perjalanan kematian yang terang dan indah kuncinya adalah selalu terserap ke dalam atman, selalu terserap dalam samadhi. Atau dalam bahasa yang sederhana, selalu terserap dalam samadhi adalah bathin yang damai, jernih dan tenang-seimbang.

Kalau bersikap dengan penuh kesadaran sulit untuk kita lakukan, cara yang disarankan adalah di moment ini kita melakukan meditasi. Kejernihan pikiran yang muncul dari meditasi akan membantu kita melewati moment ini. Kalau kita tidak bisa meditasi, pejamkan mata dan lakukan dhyanawidhi atau memvisualkan Satguru, atau Ista Dewata pengayom dan pelindung pribadi kita, atau Ista Dewata yang paling sering kita puja, ada dihadapan kita. Dengan memvisualkan Satguru atau Ista Dewata akan menghadirkan Beliau. Lalu visualkan dari kedua telapak tangan Beliau memancar cahaya suci berwarna putih yang menyelimuti seluruh tubuh kita dan membuat kita merasa sangat nyaman. Kalau visual kita kuat, ini akan tidak saja membuat kita tenang karena ada dalam naungan perlindungan Beliau, tapi juga akan membuat perjalanan kita selanjutnya lebiah baik.

3. Ciri-ciri fisik ketiga adalah kita merasa makin lama makin sulit bernafas. Nafas menjadi semakin pendek dan sangat sulit untuk bernafas. Ini adalah pertanda fisik terakhir dari melemahnya ikatan jejaring unsur-unsur panca maha bhuta pembentuk badan.

4. Ciri-ciri bahwa kematian sudah di depan mata adalah melemahnya ingatan dan kesadaran. Karena badan fisik yang terbentuk dari unsur-unsur panca maha bhuta semakin melemah ikatan-ikatannya, maka kita akan mulai sulit mengingat nama keluarga atau teman-teman yang menunggui di sekeliling kita, bahkan kemudian kita akan makin sulit ingat atau mengenali mereka.

5. Kemudian dalam tahap berikutnya segalanya menjadi kabur. Kita akan tidak lagi menyadari dunia luar. Perasaan terakhir kita dari berhubungan dengan alam marcapada [alam fisik] mulai perlahan-lahan lenyap. Setiap mahluk [hewan, manusia dan termasuk janin dan bayi] yang mati pasti mengalami proses ini. Akan tetapi durasi atau jangka waktu terjadinya proses ini sangatlah berbeda-beda pada masing-masing mahluk.

Perbedaan durasi ini disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti kekuatan atau kesehatan badan fisik masing-masing, perasaan tidak rela untuk meninggal, cara-cara mengalami kematian, dsb-nya. Misalnya orang yang meninggal seketika dalam kecelakaan juga tetap sama mengalami proses ini, tapi terjadinya dengan sangat cepat.

TAHAP TRANSENDEN PERTAMA : MUNCULNYA SEMUA INGATAN KEHIDUPAN DARI KARANA SARIRA

Ketika kesadaran terakhir kita dari berhubungan dengan alam fisik telah lenyap, tahap berikutnya adalah kesadaran atma akan “melompat” berpindah dari sthula sarira [badan fisik] ke lapisan badan karana sarira. Salah satu aspek dari karana sarira adalah lapisan badan ini merupakan “gudang” tempat penyimpanan rekaman dan ingatan atau memory seluruh kehidupan-kehidupan kita dan karma-karma kita.

Artinya beberapa saat setelah ikatan jejaring unsur-unsur panca maha bhuta pembentuk badan telah sepenuhnya kehilangan kekuatannya, seseorang akan mengalami tahap transenden pertama, yaitu kesadaran atma akan “melompat” berpindah ke lapisan badan karana sarira dan diikuti munculnya
rekaman atau memori dari seluruh masa kehidupan kita yang tersimpan di karana sarira.

Seluruh akumulasi pengalaman kehidupan akan muncul dari segala sudut pikiran, kejadian demi kejadian. Seperti film yang diputar cepat. Semua kejadian dan pengalaman hidup kita akan terlihat sangat jelas dan detail layaknya kita menonton film layar lebar.

Bila dalam masa kehidupan kita hidup dengan banyak mementingkan diri sendiri dan banyak melakukan pelanggaran dharma, angkuh, sombong, serakah, ingin menang sendiri, pemarah, tidak jujur, banyak iri hati-nya, pikirannya dualistik, dsb-nya, tahap transenden pertama ini akan menjadi pengalaman yang mengerikan. Setiap orang dan setiap mahluk yang pernah kita hina, kita jelek-26 jelekkan, kita tipu, kita sakiti, dsb-nya, dalam masa kehidupan akan muncul dengan penuh amarah dan mungkin dengan wujud mengerikan. Moment kehidupan kita yang penuh kesalahan dan gejolak emosi akan diputar kembali, yang akan membuat seluruh perasaan kita kacau-balau, mengerikan, dipenuhi rasa kengerian, rasa ketakutan dan rasa kesedihan mendalam.

Kita juga akan mendengar berbagai suara-suara mengerikan. Suara-suara seolah-olah kita akan dicincang, disiksa, dibunuh dan berbagai suara-suara mengerikan lainnya. Harus dipahami bahwa suara-suara ini bukanlah suara setan, juga bukan suara Tuhan yang marah dan menghukum, melainkan suara yang merupakan bayangan atau pantulan dari samskara atau kondisi pikiran kita sendiri. Terutama rasa bersalah dan pantulan sifat-sifat jahat yang sama sekali tidak akan bisa lagi disembunyikan, ditipu-daya atau dimanipulasi disini.

Seluruh kejahatan langsung maupun tidak langsung yang kita lakukan semasa kehidupan, yang menyakiti, menyiksa atau menyengsarakan mahluk lain, dampak kesengsaraannya akan menghujam kita bagai hujan pisau yang sangat menyakitkan pikiran kita di moment ini.

Sebaliknya bila dalam masa kehidupan kita hidup dengan bathin bersih, penuh welas asih, banyak melakukan kebaikan-kebaikan dan jarang melakukan pelanggaran dharma, tahap transenden pertama ini akan menjadi pengalamanyang damai dan indah. Setiap orang dan setiap mahluk yang kita sayangi, atau yang pernah kita bantu atau kita bahagiakan dalam masa kehidupan akan menyambut kita dengan senyuman hangat, rasa sayang dan penuh rasa terimakasih. Dengan kualitas kehidupan yang demikian mulia, kita juga bisa mengalami pengalaman surgawi bertemu mahluk-mahluk suci atau bertemu dewa-dewi. Disana akan muncul kedamaian di dalam menyambut kematian.

Orang yang semasa hidupnya bathinnya bersih, sangat jarang melakukan pelanggaran dharma dan benar-benar baik hatinya, cenderung akan melewati alam ini dengan lebih lancar dan tenang. Seluruh kebaikan langsung maupun tidak langsung yang kita lakukan semasa kehidupan, yang membahagiakan, melegakan atau menyenangkan mahluk lain, di moment ini dampak kebahagiaannya akan mengguyur kita laksana mata air yang segar dan jernih yang menyejukkan pikiran kita.

Durasi atau jangka waktu terjadinya proses ini bagi mereka yang akan mati adalah selama sekitar 20 menit sampai dengan 60 menit. Setiap orang durasinya berbeda. Tapi bagi mereka yang hanya mengalami mati suri durasinya bisa lebih panjang. Inilah pengetahuan dharma yang sangat penting untuk diketahui dalam proses kematian : apapun yang terjadi tahap transenden pertama ini, sangat
penting di tahap ini untuk tidak terseret oleh arus emosi dan perasaan seperti rasa bersalah, rasa sedih, rasa takut, rasa marah, rasa tidak rela, dsb-nya. Bathin kita harus tetap tenang-seimbang dan memandang semua pengalaman tersebut dengan damai dan penuh welas asih. Karena sekali lagi, kondisi bathin kita pada setiap tahap-tahap kematian yang akan menjadi penentu ke alam mana atma kita selanjutnya akan pergi.

Dan tentu saja bagi mereka yang dalam masa kehidupan banyak mementingkan diri sendiri, banyak melakukan pelanggaran dharma, angkuh, sombong, serakah, ingin menang sendiri, pemarah, tidak jujur, banyak iri hati-nya, pikirannya dualistik, dsb-nya, upaya menjaga keseimbangan bathin di tahap transenden pertama ini mungkin akan amat sangat berat dan sulit untuk dilakukan.

Jadi penulis akan memberi sebuah pertanyaan yang harus dijawab sendiri oleh masing-masing pembaca, “adakah gunanya dalam masa kehidupan ini kita tekun melaksanakan sadhana dharma : tidak mementingkan diri sendiri, mengendalikan diri, selalu bersikap penuh welas asih, banyak melakukan kebaikan, tidak menyakiti, melaksanakan tri kaya parisudha, rajin sembahyang [atau japa mantra] dan berlatih meditasi ?”

Setelah berakhirnya tahap transenden pertama yang dijelaskan diatas, maka artinya kematian sudah benar-benar di depan mata. Pada saat akan terjadinya kematian, energi prana dari pranamaya kosha [lapisan badan prana atau energI kehidupan], bergerak mengalir dari seluruh chakra [dalam tubuh manusia ada ribuan chakra], dari seluruh ujung-ujung badan, ujung-ujung tangan dan ujung-ujung kaki dan semuanya berkumpul di chakra jantung [chakra anahata]. Lalu dari jantung prana bergerak menuju ubun-ubun.

Tepat saat prana mencapai ubun-ubun, atma berpindah “melompat” dari karana sarira ke badan halus [linga sarira]. Linga sarira ini akan melayang beberapa senti di atas sthula sarira. Tapi pada saat itu, antara sthula sarira dan linga sarira masih terhubung melalui tali sutratman [tali energi berwarna keperakan] dari chakra mahkota [ubun-ubun] sthula sarira ke chakra mahkota linga sarira. Selama tali sutratman ini tidak putus, maka selama itu pula orang yang walaupun nafasnya sudah tidak ada, jantungnya sudah berhenti berdetak atau secara medis dinyatakan sudah mati, dia dapat hidup kembali.

Kadang disebut ada “keajaiban” dimana orang yang sudah mati bisa hidup kembali, atau dengan kata lain orang yang mengalami mati suri. Kata “keajaiban” digunakan mungkin karena ketidakpahaman tentang hukum yang bekerja di balik layar. Sebenarnya selama tali sutratman ini tidak putus, walaupun seseorang secara medis telah dinyatakan mati, selama itu pula sesorang masih dapat kembali ke badan fisiknya, walaupun dia telah melakukan berbagai perjalanan di alam kematian. Ini yang dialami orang yang mati suri dan hidup kembali. Mungkin orang itu akan bercerita tentang pengalaman bertemu kerabat atau kenalan yang sudah lebih dahulu mati, melihat cahaya terang, dsb-nya.

Pada detik terputusnya tali sutratman inilah seseorang benar-benar pasti akan mati dan tidak mungkin untuk dapat hidup kembali. Bersamaan dengan putusnya tali sutratman tadi, prana di ubun-ubun juga buyar, kembali kepada samudera besar energi prana alam semesta. Dan sekali lagi penulis jelaskan bahwa setiap mahluk [hewan, manusia, dan termasuk janin dan bayi] yang mati pasti juga sama mengalami keseluruhan proses ini.

Obat-Obatan yang Bisa Membunuhmu Dalam Beberapa Menit Saja

Pemerintah kita begitu concern dengan obat-obatan terlarang. Sampai-sampai, mereka memberlakukan hukuman yang sangat berat bahkan kematian untuk siapa pun yang terlibat dengan barang haram ini. Kenapa demikian? Tidak ada alasan lain selain karena obat-obatan ini berpotensi besar membunuh manusia, membuat penggunanya jadi orang tidak waras dan sederet efek negatif lainnya.

Ada begitu banyak macam obat-obatan terlarang yang beredar di luar sana. Hampir semuanya sangat berbahaya dan berdampak besar bagi penggunanya baik secara fisik dan mental. Kita sangat perlu untuk mengetahui masing-masing jenisnya agar bisa terhindar dari pengaruh buruknya. Nah, jenis obat-obatan apa saja sih yang paling berbahaya di dunia? Berikut daftarnya.

1. Crystal Meth
Dikenal juga dengan nama methamphetamine. Crystal Meth adalah obat-obatan yang sangat mudah menyebabkan ketergantungan dan juga berdampak buruk terhadap sistem syaraf pusat si penggunanya. Biasanya Crystal Meth berwarna sebening kristal, biru terang atau berbentuk kristal putih tulang dengan penggunaannya biasanya dihisap atau disuntikkan.Crystal Meth pertama kali dikenal lewat sebuah serial televisi Amerika berjudul Breaking Bad.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Crystal Meth akan membuat penggunanya terganggu sistem syaraf pusatnya. Si pengguna akan merasa melayang gara-gara mereka sudah tidak bisa merasakan kesadaran. Penggunaan yang berlebihan akan membuat si pengguna mati dalam hitungan menit.

2. MDMA
MDMA adalah sejenis ekstasi tapi lebih murni. Obat-obatan ini biasanya ditemukan di pesta-pesta anak muda atau di diskotik. Menurut penggunanya, obat ini akan membuat mereka nyaman dan tenang. Mereka juga lebih bisa dekat dengan sekitar dan entah kenapa jadi tiba-tiba punya tenaga yang tidak ada habisnya. Ini dibuktikan dengan betapa para pengguna ini tidak akan pernah lelah menari sampai pagi.

MDMA ini membuat jantung penggunanya berdetak lebih cepat sehingga membuat aliran darahnya mengalir sangat deras. Penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan gagal jantung dengan cepat. Meskipun demikian, banyak kasus kematian overdosis MDMA disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh secara drastis.

3. Ketamine
Obat ini biasanya digunakan para dokter untuk membius manusia atau hewan sebelum melakukan treatment lebih lanjut. Sayangnya, peredarannya cukup mudah ditemui di toko-toko obat. Ketamine biasanya ditemukan dalam bentuk cair atau bubuk dengan penggunaan disuntik atau dihirup langsung.

Penggunaan obat ini tanpa prosedur akan membuat seseorang mudah berhalusinasi. Sedangkan ketika dipakai dalam dosis berlebih akan membuat si pengguna mati dalam hitungan menit. Hal ini dikarenakan Ketamine jumlah besar tersebut mengganggu sistem pernafasan dan juga peredaran darah ke jantung.

4. Opiate
Opiate memiliki kecenderungan dengan beberapa obat-obatan lain semisal, codeine, morphine dan vicodin. Opiate digunakan oleh dokter sebagai obat untuk treatment terhadap luka. Meskipun demikian, sifatnya super adiktif alias ketergantungan tinggi. Penggunaan obat ini secara ilegal akan menyebabkan si pengguna merasakan sensasi euforia, merasa terbang tinggi dan semakin tinggi ketika mereka makin banyak mengonsumsinya.

Cukup banyak kematian yang disebabkan oleh obat ini di Amerika. Mayoritas dikarenakan penggunanya sambil mengendarai kendaraan dan berakibat kecelakaan. Ketika digunakan sekaligus dalam jumlah yang banyak akan membuat si penggunanya mati mendadak lantaran gagal jantung dan gangguan sistem pernafasan.

5. Krokodil
Krokodil adalah obat-obatan yang cukup terkenal namanya di kalangan gangster dan biasanya digunakan sebagai alternatif pengganti morfin dan sebagainya. Harganya dibanderol lebih murah bahkan bisa dibuat di rumah, meskipun begitu efeknya jauh lebih mematikan dari morfin. Penggunaannya biasanya disuntikkan.

Selain memicu halusinasi, merasakan sensasi terbang, penggunaan Krokodil sangat berbahaya untuk kulit. Selain akan positif terkena infeksi kulit, penggunanya juga akan dihantui luka luar seperti borok parah. Sekali digunakan Krokodil akan bersemayam bersama darah dan jadi racun. Obat ini juga bisa membunuh si pengguna dalam hitungan menit jika digunakan cukup banyak sekaligus.

6. LSD
LSD dibuat dari bahan-bahan alami tapi mematikan yakni jamur yang tumbuh di biji-bijian, mulai beras sampai gandum. Bentuknya bisa dikemas dengan sangat beragam, bisa kristal, bubuk, tablet, atau likuid. Penggunaan LSD ini akan memicu seseorang untuk berhalusinasi hebat dan mood tiba-tiba berubah. Efek sampingnya, si pengguna akan mudah cemas, emosi, dan tiba-tiba panik.

Penggunaan berlebihan akan membuat si pemakai akan merasa dikungkung dalam sebuah ruangan sempit sebelum akhirnya mati. Lagi-lagi, kematiannya dipicu oleh gagal jantung dan terganggunya sistem pernafasan.

7. Scopolamine
Dikenal juga dengan nama ‘The Devil’s Breath’, obat-obatan ini jadi yang paling mematikan di dunia. Scopolamine berasal dari tumbuhan dan banyak ditanam di kebun-kebun orang Kolombia. Penggunaan bahan ini akan membuat si pemakai akan kehilangan sebagian memorinya. Bahkan ia bisa langsung tidur lelap dalam beberapa jam atau hari sekaligus.

Pengaruh paling mengerikan dari tumbuhan ini adalah ia bisa membuat seseorang lupa diri dan mudah menuruti perintah yang tidak logis. Seumpama si pengguna disuruh melompat dari atas tebing, maka tanpa ragu ia akan melakukannya.
Sudah mengetahui bentuk dan akibatnya, maka jangan sekalipun penasaran. Sangat sulit untuk terlepas dari pengaruh obat-obatan ini begitu bergumul dengannya. Rehabilitasi dalam jangka waktu yang lama hingga prosedur medis menyakitkan jadi hal yang pasti akan dialami jika si pemakai ingin terlepas dari pengaruhnya.

¹Sumber: Buku Samsara, Perjalanan Sang Atma, Karya I Nyoman Kurniawan (Bab 4)

Unduh Pedoman Pembelajaran pada Semester Genap TA 2020/2021 di sini.

Unduh FAQ Panduan Pembelajaran Semester Genap 2020-2021 di sini.

Unduh Salinan SKB PTM di sini.


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Pajak dalam Laporan Keuangan Yayasan

Penulis Kontroversi

Wajib Lapor LHKPN: Sarang Tikus, Kegaduhan, Versi, Menghapus Penikmat Gaji Buta Pasca Flexing

admin

Mengapa Kita Bisa Mirip Dengan Orang Tua Kita?

Penulis Kontroversi

Leave a Comment