Image default
Dinamika Jatim

MEMUTUS MATA RANTAI, BUKAN MEMUTUS MATA PENCAHARIAN

MEMUTUS MATA RANTAI, BUKAN MEMUTUS MATA PENCAHARIAN
Oleh Andhika Tiara, S.Hum

Saya yakin masyarakat bisa diberikan pemahaman usaha preventif dan mitigasi dengan cara kepala dingin tanpa harus dibentak-bentak baik dengan cara diajak duduk melingkar saling mendengarkan aspirasi dan solusi masing-masing

Pagi itu Minggu, 12 Juli 2020 Ibu pulang dengan perasaan iba setelah melihat para pedagang di pasar dadakan depan gapuro desa Bungah ribut dengan pihak satpol PP, berdasarkan surat edaran yg berlaku Pak Kepala Desa terpaksa harus menutup pasar tersebut hingga pekan depan, alasannya karena lonjakan pasien positif COVID-19 selama 3 hari terakhir semakin meningkat, khususnya di desa Bungah Kabupaten Gresik, Jatim. Sampai-sampai ada salah satu pedagang berteriak “Endi pak kepala desa e? Kongkon rene!” (re: mana pak kepala desanya? Suruh ke sini!)

Bukannya saya tidak setuju dengan keputusan pihak desa, alangkah baiknya sebelum memutuskan hal tersebut mengkaji dan mempertimbangkannya terlebih dahulu, alih-alih ada 2 pasar yg ditutup mulai hari itu, maksud saya memberikan solusi jauh lebih efektif dari pada menutupnya secara langsung.

Di beberapa wilayah misalnya Jawa Tengah, mereka tetap membuka pasar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan memberikan jarak masing-masing penjual, bukankah ini artinya ada saling kerja sama antara pihak penjual, pembeli dan perangkat desa.

Saya yakin masyarakat bisa diberikan pemahaman usaha preventif dan mitigasi dengan cara kepala dingin tanpa harus dibentak-bentak baik dengan cara diajak duduk melingkar saling mendengarkan aspirasi dan solusi masing-masing.

Karena di tengah situasi pandemi yg tidak pasti ini, para pedagang harus mencari uang dari mana? Lalu para warga harus memenuhi kebutuhan makanannya ke mana? Memutus mata rantai penularan COVID-19 boleh, tapi jangan memutus mata pencaharian masyarakatnya juga.

Ada sebagian masyarakat yg hidupnya sekarang hanya bergantung dengan berjualan, tak sedikit dari mereka juga bagian dari korban PHK, pemotongan gaji di perusahaannya, dan masih banyak problematika dampak pandemi, mereka memilih banting setir berjualan guna bisa mengembalikan roda perekonomiannya.

Jangan sampai kebijakan demi kebijakan yang diberikan aparat pemerintah, khususnya desa malah membuat masyarakat semakin menderita.


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Curi HP Di Puskesmas Seorang Pelaku Berhasil Diamankan Polsek Driyorejo

Penulis Kontroversi

Pelaku Curanmor diamankan Polisi

Penulis Kontroversi

Mayat Perempuan Berhijab, Ditemukan Tak Bernyawa Di Hutan Mojokerto

Penulis Kontroversi

Leave a Comment