Image default
Profile

Mengenal Sosok Nadiem Makarim








Dengan latar pendidikan tinggi dan lulusan Harvard University, Amerika Serikat, Nadiem berhasil mengembangkan bisnisnya, yang kini bisa disebut salah satu yang terbesar di bidangnya

Jakarta: Jajaran menteri dalam Kabinet Indonesia Maju telah diumumkan pada Rabu (23/10/2019).

Berbagai nama pun muncul mengisi jabatan-jabatan sebagai menteri dari Presiden Jokowi periode 2019-2024.

Beberapa nama baru pun cukup mencuri perhatian publik.

Salah satunya adalah pengusaha muda Nadiem Makarim.

Nadiem dikenal sebagai pendiri dan CEO Gojek, startup di bidang transportasi.

Kini Nadiem melepaskan jabatannya sebagai CEO Gojek karena terpilih sebagai salah seorang menteri di kabinet Jokowi.

Lulusan Harvard University
Nadiem ditujuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Pindidikan dan Kebudayaan.

Mengemban jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem pun kemudian banyak jadi perbincangan.

Pasalnya, Nadiem diketahui tidak berpengalaman dalam bidang pendidikan.

Baca Juga Alasan Jokowi dan tugas masing-masing menteri, silahkan klik masing-masing nama yang tercetak biru

Nadiem merupakan seorang pengusaha di bidang transportasi dan teknologi, yang basic pendidikannya di bidang ekonomi.

Selain itu, sosok istri Nadiem yang cantik jelita dan merupakan pengusaha perhiasan pun cukup mencuri perhatian.

Franka Franklin, istri Nadiem juga sempat jadi perbincangan.

Meski begitu, Nadiem adalah sosok yang patut untuk diperhitungkan.

Dengan latar pendidikan tinggi dan lulusan Harvard University, Amerika Serikat, Nadiem berhasil mengembangkan bisnisnya, yang kini bisa disebut salah satu yang terbesar di bidangnya.

Tak hanya itu, Nadiem juga bukan dari keturunan orang sembarangan.

Ayah Nadiem, Nono Anwar Makarim merupakan sosok yang disegani.

Nono bahkan pernah menjadi bos dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea saat masih berkantor di Australia.

Nono Anwar Makarim merupakan seorang pengacara kondang di Indonesia.

Ia juga merupakan lulusan Ivy Lague, Harvard University di Amerika Serikat.

Nono Makarim sempat bergabbung di sebuah kantor hukum di Indonesia yakni Kantor Hukum Adnan Buyung Nasution.

Kemudian, Nono Makarim mendirikan Law Firm sendiri yang bernama Makarim & Taira S pada 1980.

Makarim & Taira adalah kantor hukum yang didirikannya bersama Frank Taira Supit, kerabatnya ketika masih di Harvard.

Kantor Hukum tersebut tampaknya juga berada di Sydney, Australia.

Hingga kini di usia Nono Makarim yang telah menginjak 80 tahun, Makarim & Taira S memiliki segudang penghargaan.

Bahkan, Nano dulunya adalah bos sekaligus mentor bagi pengacara kondang Hotman Paris.

Hal ini diketahui dari unggahan Hotman yang membagikan sepak terjangnya menjadi pengacara di Sydney.

Hotman Paris saat bekerja di kantor pengacara di Sydney

“Ada orang ngaco ngarang katanya hotman maju karena dia tolong! Kasihan kau! Kalau seorang lawyer mampu bersidang lawan bule di luar negri pasti sesudah jam terbang tinggi dengan bule bule! Kemampuan bersidang bukan karena di tolong tapi krn jam terbang tinggi! Hotman 20 tahun di top law int firm Makarim Taira grup harvard Dr nono makarim cs! Hotman puluhan tahun membawahin puluhan lawyer bule ! Batak jadi Bosnya bule! Dan 4 tahun di sydney dgn lawyer 700 bule! Kamu bisanya laporin janda! Ngak malu ngarang!! Yg di belakangku anak sulung lulusan fak hukum London! Istriku Notaris PPAT dan 3 anak putri semua fak hukum London! Bahkan putriku pernah ke Harvard Law Faculty! Univ tersulit masuk di dunia! Hotman tahun 87 sudah gabung law firm di australia”, terang Hotman Paris.

Komite Etik KPK
Tak hanya merupakan pengacara kondang, ayah Nadiem ini juga aktif di berbagai organisasi sosial.

Ia bahkan juga menjabat sebagai salah satu anggota komite etik Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK.

Komite etik dibentuk untuk menelusuri dugaan pelanggaran kode etik oleh para anggota KPK.

Nono Makarim menjadi anggota komite etik KPK sejak tahun 2011 dan dikabarkan hingga sekarang.

Selain itu, Nano ternyata juga hobi menulis buku dan pernah menjadi seorang wartawan.

Sebelum ke Amerika Serikat, Nono Makarim kuliah di Universitas Indonesia.

Nono Makarim bergabung dengan Ikatan Mahasiswa Djakarta atau IMADA di tahun 1966.

Nono Makarim menjadi pimpinan redaksi Harian Kami sejak tahun 1958 hingga 1974.

Meski koran mahasiswa, Harian Kami sangat vokal memberitakan berita-berita politik.

Puncaknya, Harian Kami harus rela dibredel pada tahun 1974 setelah peristiwa Malari. (ngi/mkd)



































There is no ads to display, Please add some

Related posts

Melalui Sedekah Bumi, Bupati Gresik Ingatkan  Pentingya Menjaga Kerukunan

Penulis Kontroversi

Sambari Qosim lakukan penyegaran dengan merotasi pejabat eselon II

Penulis Kontroversi

HiPPA Tirto Joyo Dapatkan Bantuan Program Swakelola Pelaksanaan Kegiatan P3-TGAN di desa Babatan

Penulis Kontroversi

Leave a Comment