Image default
Kajian

Kriteria Orang Paling Cerdas

Oleh Silmi Adawiya

Ketika terucap kata cerdas, mungkin asumsi banyak orang adalah mereka yang memiliki IQ tinggi, bijak mengambil keputusan, dan mendapatkan penghargaan internasional.

Memang tak ada yang salah dengan mereka yang memandang cerdas dengan kacamata seperti itu, namun alangkah bijaknya jika kita mengartikan cerdas tidak hanya urusan dunia, namun juga urusan akhirat. Tersurat dalam Q.S. An Nisa ayat 78:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”

Lantas apa hubungannya orang yang cerdas dengan ayat kematian tersebut?.

Rupanya cerdas menurut Rasulullah adalah mereka tidak hanya mengingat dunia, melainkan juga harus tentang kematian, yang begitu disebabkan mereka mengerti bahwa banyak yang harus dipersiapkan untuk kematian.

Berkiblat pada hadis Nabi yang dikisahkan dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:
أَفْضَلُ الْمُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاس

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal”.

Orang cerdas memikirkan dan mempersiapkan kematian seakan-akan ia meninggal pada esok hari. Karena itu mereka bersungguh-sungguh melakukan kebaikan dan ketakwaan.

Ketika kematian disebutkan, mereka terdiam seakan-akan mereka sedang menghadapinya, mereka mengeluhkan betapa kurangnya persiapan untuk berjumpa dengan kematian.

Dengan begitu, orang cerdas yang macam ini akan terus berada di jalan-Nya. Sekali saja ia melanggar aturan Allah, ia akan teringat kembali akan bayang-bayang kematian yang siap menjemputnya. Sebab itulah ia tidak terlalu sering berada dalam puncak kebahagiaan, sebab yang seting diingatnya adalah kematian. Hal tersebut senada dengan hadis Nabi yang berbunyi:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian”


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Rupanya Manusia Punya Lebih dari 5 Indra

Penulis Kontroversi

PEMBANGUNAN VS REHABILITASI DANA BK 2022 JADI PERHATIAN PUBLIK, SIMAK!!!!

admin

Kontroversi Indra Ke-enam (intuisi)

Penulis Kontroversi

Leave a Comment