Image default
Redaksi Kontroversi

Jurnalis Negara-Negara ASEAN Memerangi Hoaks

Hoaks tidak dipatahkan bakal mengganggu kehidupan berdemokrasi

Kontroversi hoaks: Berita bohong atau yang lebih dikenal dengan hoaks menjadi fenomena dan di beberapa negara isu yang sengaja disebar di internet, demi keuntungan tertentu, baik secara politis maupun ekonomi berbeda-beda.

Selama dua hari dimulai hari Kamis, 21 Maret 2019 jurnalis dari negara negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pun berkumpul untuk semakin memperkuat bagaimana memerangi berita hoaks.

“Di ASEAN, berita hoaks adalah problem yang penting untuk segera diambil langkah untuk dipatahkan”, kata Dr James Gomes, Chair, Board of Director Asia center. Jum’at(22/3/2019)

Ahli komunikasi yang menjadi salah satu pembicara dalam acara Lokakarya bertajuk Maintaining Credibility and Trust in Journalism: A Collaborative Workshop for Addressing Fake News in ASEAN di Hotel Amari Watergate Bangkok, Thailand itu berpendapat untuk mendapatkan kembali kepercayaan terhadap media, wartawan harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan mereka tidak terjebak hoaks.

“Keberimbangan dan mengecek kebenaran berita menjadi kunci utama sebelum mereka menerbitkan berita tersebut”, tambah James Gomes.

Baik James Gomes maupun Katrin Bannach, yang di lembaganya, Friedrich Naumman Foundation Thailand sebagai ketua berpendapat jika berita hoaks tidak dipatahkan bakal mengganggu kehidupan berdemokrasi.

Selain membahas tantangan disinformasi di wilayah ASEAN, peserta lokakarya yang diinisiasi oleh Public Relations Department (PRD), UNESCO Bangkok dan Yayasan Friedrich Naumman ini juga mendapatkan peningkatan kesadaran dalam literasi digital untuk membuat Internet aman bagi semua pengguna.

Delegasi berpartisipasi dalam diskusi panel tentang cara-cara untuk menangani disinformasi dan juga akan berbagi pengalaman, pengetahuan dan ide-ide mereka tentang pencegahan dan bagaimana mengatasi berita palsu.

Sebelumnya dalam pidato pembukaan acara, Dr. Charoon Chaisorn, selaku Wakil Direktur Jenderal Departemen Hubungan Masyarakat Pemerintah, The Thai Government’s Public Relations Department (PRD) Thailand, meminta para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menyikapi penyebaran berita palsu.

“Dengan smartphone, Anda dapat dengan mudah mengakses informasi dengan sentuhan ujung jari Anda. Namun, informasi yang salah dan berita palsu dapat muncul dalam berbagai bentuk kapan saja. Dalam situasi ini, saya percaya bahwa jika kita menyatukan pikiran dan hati kita untuk mengatasi masalah ini, kita akan dapat mengatasi penyebaran berita palsu dan disinformasi serta menangani efek negatifnya secara lebih efektif”, kata Chaisorn.

Di Thailand menurut Chaisorn, salah satu tugas lembaganya adalah menyediakan berita dan informasi yang akurat dan bekerja mereka sama dengan 20 kementerian yang ada untuk pengecekan fakta.

Secara khusus, Chaisorn mengatakan PRD telah membuat halaman Facebook, akun Line dan situs web dengan nama “RealNewsThailand” untuk memperbaiki informasi yang salah dan memastikan bahwa hanya informasi yang dapat dipercaya yang disebarluaskan kepada publik

Selain tuan rumah, Thailand, para delegasi yang ikut ambil bagian dalam lokakarya ini adalah Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Vietnam.

Selain Direktur Executive Asia Center James Gomes, pembicara yang lain adalah, Kavi Chongkittavorn (Media Profesional Spesialist), Dr. Masato Kajimoto (Former Journalist Researcher from Hongkong University), Dr. John Hery (Colomnist, Philippines Daily Inquirer) dengan moderator Asst. Prof. Pijitra Tsukamoto dari Chulalongkorn University. (bp/ri)


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Wartawan TV Dan Media Nasional Dikorbankan, Pidana Penyiaran Dan UU Pers Terabaikan

admin

Dewan Pers Akui Organisasi Wartawan Penyusun Peraturan Pers

admin

UKW Bukan Syarat Jadi Wartawan

admin

Leave a Comment