Image default
  • Home
  • Budaya
  • Pesona Gunung Arjuna Malang Yang Eksotis
Budaya Hobby & Komunitas

Pesona Gunung Arjuna Malang Yang Eksotis

Bersama dengan Togog berdua mereka segera bersemedi dimasing-masing sisi gunung tempat Arjuna bertapa. Berkat kesaktian mereka tubuh mereka berubah menjadi tinggi besar hingga melampaui puncak gunung. Lalu mereka mengeruk bagian bawahnya dan memotongnya. Mereka melemparkan puncak gunung itu ketempat lain. Arjuna segera terbangun dari tapanya. Dan memperoleh nasehat dari Semar bahwa tindakannya itu tidak benar. Gunung tempat Arjuna bertapa itu diberi nama Gunung Arjuna. Potongan gunung yang di lempar diberi nama Gunung Wukir

Kontroversi Arjuna: Sejarah gunung arjuno di jaman kerajaan majapahit.
Pada suatu ketika Arjuna bertapa di puncak sebuah gunung dengan sangat tekunnya, hingga berbulan – bulan. Karena ketekunannya hingga tubuhnya mengeluarkan sinar yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Karena perbawanya yang hebat jika burung berani terbang di atasnya pastilah jatuh tersungkur. Makhluk apapun tak berani mengganggu.

Begitu khusuknya Arjuna bersemedi hingga menimbulkan goro-goro di Kahyangan Suralaya, Kahyangan geger. Kawah condrodimuko mendidih menyemburkan muntahan lahar. Bumi bergoncang, Petir menggelegar di siang bolong, terjadi hujan salah musim hingga menimbulkan banjir, menyebarkan penyakit, orang yang sore sakit pagi mati, pagi sakit sore mati. Bahkan gunung tempatnya bertapa menjadi terangkat menjulang ke langit.

Para Dewa sangat kuatir, mereka berkumpul mengadakan sidang dipimpin oleh Batara Guru. “Ada apa gerangan yang terjadi di Marcapada , kakang Narada. Hingga Kahyangan menjadi geger” sabda Batara Guru, sebagai kata pembuka meskipun sebenarnya dia sudah mengetahui jawabannya.

Akhir dari Sidang Paripurna Para Dewa memutuskan bahwa hanya Batara Narada lah yang bakal sanggup menyelesaikan masalah. Seperti biasanya Bidadari cantik pun tak akan sanggup membangunkan tapa Arjuna.

Batara Narada segera turun ke Marcapada, mencari titah yang menjadi sumber goro-goro. Sesaat ia terbang, ngiter-ngiter di angkasa. Dilihatnya Arjuna sedang bertapa di puncak gunung. Bersabdalah Batara Narada “Cucuku Arjuna bangunlah dari tapamu, semua orang bahkan para Dewa akan menjadi celaka bila kau tak mau menghentikan tapa mu”.

Arjuna mendengar panggilan tersebut, karena keangkuhannya jangankan bangun dari tapanya, justru dia malah semakin tekun. Dia berfikir bila dia tidak mau bangun pasti Dewa akan kebingungan dan akan menghadiahkan banyak senjata dan kesaktian.

Punden Mahkutoromo Gowa Naga Geni Tampuono Betara Narada gagal membangun kan tapa Arjuna, meskipun dia sudah menjanjikan berbagai kesaktian. Dengan bingung dan putus asa, segera terbang kembali ke Kahyangan. Sidang susulanpun segera di gelar untuk mencari cara bagaimana menggulingkan sang Arjuna dari tapanya. Candi Watu Kursi ,Patung Eyang Semar ,Lembah Kijang ( Lali Jiwo ) Akhirnya diutuslah Batara Ismaya yang sudah menjelma menjadi Semar untuk membangunkan tapa Arjuna.

Bersama dengan Togog berdua mereka segera bersemedi dimasing-masing sisi gunung tempat Arjuna bertapa. Berkat kesaktian mereka tubuh mereka berubah menjadi tinggi besar hingga melampaui puncak gunung. Lalu mereka mengeruk bagian bawahnya dan memotongnya. Mereka melemparkan puncak gunung itu ketempat lain. Arjuna segera terbangun dari tapanya. Dan memperoleh nasehat dari Semar bahwa tindakannya itu tidak benar. Gunung tempat Arjuna bertapa itu diberi nama Gunung Arjuna. Potongan gunung yang di lempar diberi nama Gunung Wukir.dan begitulah asal mulanya dan misteri gunung arjuno.

Berbagai mitos dan sejarah yang terdapat di gunung arjuno ini, namun bagi anda para pengunjung anda bisa menikmati peninggalan peninggalan sejarah dan juga bisa menikmati indahnya pemandangan alam gunung arjuno ini, gunung ini terletak di perbatasan kota Batu, kabupaten Malang dan kabupaten Pasuruan yang berada di badan pengelolahan taman hutan raya raden soeryo ,puncak gunung arjuno terletak satu punggung dengan yang sama dengan gunung welirang, inilqh yang di tuju para pengunjung atau pun pendaki gunung yang ingin mendaki ketinggian gunung arjuno dan melihat keindahan alamnya.

Selain menjadi salah satu pendakian ,gunung arjuno salah satu termasuk objek wisata di jawa timur yang sering di kunjungi wisatawan ,dan salah satunya adalah air terjun kakek Bodo, inilah yang di serbu pengunjung atau parawisatawan untuk menikmati air terjun kakek Bodo.

Selain air terjun Kakek Bodo, gunung arjuno angker menurut warga setempat namun di balik keangkeran gunung arjuno menyimpan beberapa keindahan air terjun yang perlu anda ketahui, dan tidak kalah menarik dengan keindahan air terjun kakek Bodo, di antaranya para pengunjung enggan memilih air terjun lainnya dan tak tahu mengapa kebanyakan sebagian wisatawan banyak mengunjungi air terjun kakek Bodo .

Gunung Arjuna yang termasuk wilayah Kabupaten Malang ini sangat terkenal dengan arca dan juga patung-patung pemujaan peninggalan Kerajaan Majapahit pada zaman dahulu. Gunung Arjuno ini adalah gunung tertinggi ke 3 di Propinsi Jawa Timur, setelah Gunung Semeru dan Gunung Raung.

Gunung Arjuno memiliki ketinggian mencapai 3.339 mdpl dari permukaan laut, dikawasan Gunung tersebut pada zaman majapahit dijadikan tempat pemujaan. Dilereng-lereng Gunung Arjuno, terdapat banyak arca maupun candi peninggalan Kerajaan Majapahit, yang banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai dipuncak Gunung Arjuno.

Gunung ini terletak diperbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan yang berada di badan pengelolahan Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Puncak Gunung Arjuna terletak satu punggung yang sama dengan puncak Gunung Welirang. Gunung tersebut juga dijadikan tempat petualangan para pendaki yang ingin mendaki puncak Gunung Arjuno tertinggi ke 3 di Propinsi Jawa Timur ini.

Selain menjadi tempat tujuan pendakian, gunung ini juga dijadikan objek wisata, pasalnya dikawasan Gunung Arjuno terdapat objek wisata yang patut diajungi jempol, salah satunya adalah wisata Air Terjun Kakek Bodo.

Padahal dikawasan Gunung Arjuno terdapat banyak air terjun lainnya dengan pemandangan yang sangat indah dan tidak kalah menariknya dengan air terjun Kakek Bodo. Namun entah mengapa banyak wisatawan jarang mengujungi air terjun yang lainnya tersebut. Bagi anda yang ingin melakukan pendakian ke Puncak Gunung Arjuno dan Gunung Welirang, ada empat jalur yang biasa dilalui oleh para pendaki yakni :

Jalur Tretes
Jalur Lawang
Jalur Purwosari
Jalur Batu

TRANSPORTASI
Jika naik kereta maka turun di stasiun Malang. Jika naik bus turun di terminal Arjosari. Jika kendaraan pribadi maka bisa langsung menuju Malang kota saja. Nah, selanjutnya pilihlah tujuan jalur pendakian.
Jalur Lawang, Tretes, Batu, Karangploso atau Purwosari yang lebih gamapang dilewati, karena hanya setengah jam dari jalan raya dan langsung sampai di Tambakwatu Malang.

TIPS PENDAKIAN
Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
Latihan fisik seminggu sebelum melakukan pendakian. persiapkan juga KTP dan surat sehat dari Dokter
Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
Untuk pendakian Arjuno kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung.

5 Penginapan Terbaik di Kawasan Wisata Lereng Gunung Arjuno – Welirang
Wisata Gunung Arjuno-Welirang merupakan wisata yang terletak di Kota batu, Kabupaten Pasuruan dan juga Mojokerto. Kedua gunung itu dapat dilalui dengan memalui jalur di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Untuk Gunung Arjuno dapat memilih melewati persimpangan di Pos Pondokan agar sampai di puncak yang memiliki ketinggian 2.250 meter di atas permukaan laut. Kedua pemandangan dari gunung ini sangatlah menawan dan bisa dinikmati hanya dengan melalui satu jalur saja, yakni jalur Tretes. Nah, jika kamu ingin mendaki Gunung Arjuno-Welirang atau hanya ingin menikmati keindahan di lereng Gunung Welirang, kamu dapat memilih beberapa alternative penginapan yang dapat kamu gunakan untuk bermalam. Kau dapat memilih mulai dari villa hingga hotel berbintang yang akan memanjakan kamu sembari menikmati eksotisme keindahan alam di gunung ini.

Artikel berikut akan mengulas tentang beberapa penginapan terbaik yang ada di kawasan wisata lereng Gunung Arjuno-Welirang. Dijamin, penginapan pilihan kami ini memiliki fasilitas lengkap dan sekaligus view pemandangan yang akan membuat kamu betah berlama-lama tinggal di sini. Berikut ulasannya.

Villa Andre
Penginapan dengan gaya arsitektur villa dua lantai ini memiliki khas dengan aroma rumah jaman dulu. Villa Andre terletak di jalan Surya. Di sini, kamu dapat menemukan lima kamar tidur dengan tiga kamar mandi lengkap dengan segala fasilitasnya seperti televise, kipas, AC, dan lain-lain. untuk sekali menginap Villa Andre dapat menampung setidaknya 10 sampai 15 orang. Pengelola membanderol harga 350 ribu per malam untuk hari biasa, sementara untuk hari-hari akhir pekan harga naik menjadi 400 ribu.

Surya Hotel & Cottages Prigen
Penginapan selanjutnya adalah Surya Hotel & Cottages Prigen yang berlokasi tidak jauh dari Villa Andre. Tepatnya penginapan ini terletak di pinggiran Jalan Taman Wisata, Trawas, Prigen. Penginapan ini merupakan hotel berbintang yang memiliki total kamar sebanyak 138 kamar hotel. Selain itu juga ada cottage dengan tipe dua lantai dan dilengkapi dengan tujuh tipe kamar. Harga yang dibanderol untuk menyewa kamar di penginapan ini bervariasi dan disesuaikan dengan kelasnya. Jadi kamu dapat menyesuaikan dengan buged kamu nih. Untuk tipe surya junior kamu dapat menyewa dengan harga 750 ribu per malam. Sementara untuk surya deluxe kamu dapat menyewa dengan harga 900 ribu, surya suite dengan harga 1 juta 500 ribu, signature dengan harga 1 juta 100 ribu, signature suite dengan harga 1 juta 400 ribu, dab executive dengan harga 1 juta 600 ribu serta president dengan harga 9 juta.

Villa Sasana Indah
Penginapan selanjutnya masih berada di kawasan lereng Gunung Welirang, kamu dapat menjadikan Villa Sasana Indah ini untuk menghabiskan malam kamu di wisata ini. penginapan ini dilengkapi dengan sembilan kamar. Kamu akan dikenakan harga cukup murah yaitu 150 ribu permalam, dan harga tersebut sudah termasuk dengan fasilitas air panas yang dapat kamu gunakan.

Hotel Tanjung Plaza
Penginapan selanjutnya adalah Hotel Tanjung Plaza yang berada persisi di depan pintu gerbang Pos Pendakian Gunung Arjuno-Welirang. Hotel ini memiliki lobi yang khas dengan gaya arsitektur klasik dan akan terlihat lampu menggantung serta dinding kayu berkelas. Penginapan ini memiliki 60 kamar dengan berbagai rincian kamar berdasarkan jenis dan ukuran yang akan disesuaikan dengan harga untuk menginap per malamnya. Kamu dapat menyewa kamar sesuai dengan buged kamu mulai dari 475 ribu untuk satu malam dengan tipe superior A. Atau bisa memilih superior B dengan harga 500 ribu. Ada juga tipe deluxe yang dibanderol dengan harga 550 ribu. Sementara untuk tipe executive dihargai 650 ribu.

Penginapan Pak Syukur
Penginapan terakhir ini terletak di sekitaran penginapan sebelumnya. Penginapan Pak Syukur menyediakan lima kamar yang dapat kamu sewa untuk menikmati keindahan malam di lereng Gunung Arjuno-Welirang. Untuk harganya sendiri sangat bersahabat yaitu hanya 100 ribu saja per malam. Jika kamu memang ingin menginap di sini, kamu bisa bertanya di Pos Pendakian Gunung Arjuno-Welirang.

7 Misteri Gunung Arjuno yang Angker
Misteri gunung Arjuno selalu saja menjadi bahan pembicaraan yang menarik bagi kalangan pendaki gunung dan masyarakat yang tinggal di lereng gunung tersebut, termasuk di dalamnya adalah pantangan saat kamu melakukan pendakian di sana, cerita legenda tentang gunung Arjuno, banyak tempat patilasan atau mitos-mitos lain yang lengket sekali ikatannya dengan dunia mistis.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kamu akan mengetahui tentang:
1. Asal-Muasal Nama Gunung Arjuna
Konon, pada jaman dahulu, Arjuna pernah melakukan pertapaan, dengan sangat lama, di sebuah gunung Jawa Timur. Di tengah-tengah pertapaannya, Arjuna mendapatkan kekuatan yang sangat besar, cahaya keluar dari dalam dirinya.
Saking besarnya, kekuatan itu mampu membuat bumi berguncang, halilintar menggelegar di siang bolong, Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, hujan turun dengan sangat deras hingga mengakibatkan banjir di tanah Jawa dan gunung tempat ia bertapa naik ke atas langit. Dunia kacau balau kala itu.

Kabar kekacauan itu sampai ke kahyangan. Merasa khawatir, akhirnya para dewa mengutus salah satu dari mereka, yaitu Batara Ismaya atau kita kenal dengan sebutan Semar. Dengan kekuatan saktinya, Semar memotong puncak gunung tempat pertapaan Arjuna dan membangunkan Arjuna dari pertapaannya.

Setelah terbangun dari pertapaannya, kemudian Semar memberikan nasihat kepada Arjuna untuk tidak meneruskan pertapaannya. Dunia kembali tentram, gunung yang dijadikan tempat pertapaan Arjuna diberi nama dengan serapan dari namanya, yaitu Arjuno dan puncaknya yang dipotong Semar diberi nama gunung Wukir.

Demikian adalah asal-muasal nama gunung Arjuno, diambil dari nama salah satu tokoh wayang yang melegenda, yaitu Arjuna.

2. 10 Tempat Keramat yang Terletak di Gunung Arjuno
Salah satu ciri khas gunung Arjuno adalah banyaknya tempat pemujaan atau ritual yang tercecer di sepanjang lerengnya. Berikut adalah 10 tempat tersebut.
Onto Boego: Masyarakat setempat meyakini bahwa tempat ini dijaga ketat oleh seekor ular naga. Hanya kalangan tertentu yang dapat bersemedi di tempat ini
Candi Madrim: Memiliki bentuk punden dengan 3 teras yang berbeda, dibungkus dengan kain putih, salah satu terasnya menjadi tempat pemujaan
Sendang Dewi Kunti: Terdapat sumber air dan tempat diadakan sebuah ritual
Situs Eyang Semar: Tempat moksanya (menghilang dari kehidupan) Eyang Semar, seorang dewa penasihat Arjuna. Di tempat ini terdapat patung Semar
Situs Eyang Sekutrem: Sebuah bangunan tempat orang-orang berkumpul untuk melakukan ziarah, bangunan ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan arca
Hyang Sakri: Sebuah tempat bersemedi atau pemujaan
Situs Eyang Abiyoso: Situs berbentuk punden yang berundak dan telah dipasang pagar di sisi-sisinya
Candi Sepilar: Sebuah situs arkeologi yang terletak di bagian yoni dan lingga
Mahkutoromo: Merupakan situs arkeologi terbesar yang bisa kita jumpai di jalur pendakian, letaknya tidak jauh di bawah Candi Sepilar
Pondok Rahayu: Sebuah bangunan kuno, nampak seperti gubuk hantu, berada di tengah hutan dan terdapat beberapa Aksara Jawa (tulisan Jawa)

3. Misteri Petilasan Para Petapa di Gunung Arjuno
Di kawasan gunung Arjuno, kita bisa melihat betapa banyaknya petilasan para petapa atau bekas tempat bertapa mereka. Dipercaya, para petapa itu hidup di jaman kerajaan Singosari dan Majapahit.

Masyarakat setempat percaya bahwa orang-orang yang telah melakukan moksa di jaman dahulu masih menempati tempat itu dan menjaganya sampai sekarang, termasuk putra Arjuna dan Bathari Dresnala yang bernama Bambang Wisanggeni.

4. Kehadiran Pasar Setan di Gunung Arjuno
Sebagian para pendaki pasti tidak aneh dengan istilah pasar Setan atau pasar Dieng. Yup, nyatanya ulasan tentang gunung Arjuno pun dihiasi dengan kehadiran pasar setan.

Pasar Setan ini terletak di area luas nan datar, sebelum puncak dan ditemukan beberapa makam di sana. Banyak pendaki yang mengaku pernah mendengarkan suara ramai, bak pasar, di area tersebut. Bahkan, saya pernah membaca bahwa, pada suatu malam hari, seorang pendaki pernah membeli jaket di pasar tersebut. Keesokan paginya jaketnya masih ada, namun uang yang didapat sebagai kembalian dari pedagang jaket berubah menjadi daun.

5. Keberadaan Alas Lali Jiwo
Bila melakukan pendakian gunung Arjuno via Tretes, maka kamu akan melewati Alas Lali Jiwo sebelum sampai di puncak. Alas Lali Jiwo sendiri bermakna hutan lupa diri, konon dapat membuat tersesat siapa saja yang melewatinya dengan niatan buruk. Menurut para aktifis spiritual, hutan itu dihuni banyak jin penunggu.

Menurut mitos yang beredar, bila tidak ingin tersesat di hutan Lali Jiwo, sebaiknya kamu menjauhi beberapa larangan yang menjadi pantrangan, di antaranya adalah tidak boleh mengenakan pakaian yang didominasi warna merah, tidak boleh membawa rombongan dengan jumlah ganjil dan tidak diperbolehkan merusak situs-situs petilasan yang sudah saya uraikan di atas tadi.

Dengan keberadaan hutan Lali Jiwo ini, maka pendakian gunung Arjuno masuk dalam tulisan yang berjudul 8 gunung dengan jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia.

6. Terdengarnya Suara Ritual Ngunduh Mantu
Masih berada di kawasan hutan Lali Jiwo. Konon, banyak pendaki yang mengaku pernah mendengarkan suara gamelan yang tiba-tiba datang dan pergi di kawasan tersebut. Masyarakat percaya bahwa suara gamelan tersebut merupakan suara dari ritual Ngunduh Mantu yang dimainkan oleh makhluk halus.

Masih menurut mitos yang berlaku, bila kamu mendengarkan suara ritual Ngunduh Mantu, sebaik tidak meneruskan pendakian, takut-takut, kamu dibawa ke dunia makhluk jin dan dinikahkan dengan jin yang berada di kawasan hutan Lali Jiwo.

7. Beberapa Pantangan Ketika Mendaki Gunung Arjuno
Biasanya pantang-pantangan di beberapa gunung dibuat untuk melindungi kelestarian situs-situs arkeolog dan kelestarian alam di gunung tersebut, serta menjaga keselamatan manusia yang berkunjung. Begitupun di gunung Arjuno, di bawah ini merupakan beberapa pantangan saat kamu mendaki gunung Arjuno.

Tidak boleh mendaki dengan rombongan berjumlah ganjil, bila berjumlah ganjil maka satu orang dari mereka harus membawa tongkat sebagai penggenap
Tidak boleh memakai pakaian yang didominasi oleh warna merah
Bagi wanita haid, tidak boleh melakukan pendakian sampai puncak
Tidak boleh merusak situs-situs petilasan

Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna

Situs-situs Candi dan patung pemujaan peninggalan Jaman Majapahit itu hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari desa Tambak watu kec. purwodadi, kab. pasuruan. Suasana angker dan penuh magis masih menaunginya, karena situs-situs tersebut masih sering didatangi para pejiarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para penganut kejawen, sehingga situs-situs kekunaan di gunung Arjuna ini terawat dan terjaga dengan baik.

Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Arjuna- Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

Ada empat jalur yang bias ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan gunung Welirang yakni sebagai berikut:
1. Jalur Tretes
2. Jalur Lawang
3. Jalur Purwosari
4. Jalur Batu
Peta Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Gunung Welirang

JALUR TRETES
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuno.

Setelah berjalan antara 4 – 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 — 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes.

Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuno. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak Welirang memakan waktu 7 – 8 jam.

Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuno maka setelah sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar Idan Gunung Kembar II. Setelah berjalan 6 – 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuno.

Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan ;
Pasar Dieng ; ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuno dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak Gunung Arjuno hanya memakan waktu ± 10 menit.

Untuk mencapai Gunung Arjuno dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5 sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5 – 10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota – kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu – lampu kapal. Puncak G. Arjuno disebut juga dengan Puncak Ogal – Agil atau Puncak Ringgit. Disekitar puncak bisa mendirikan tenda untuk bermalam.

Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan Cemara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang / Tretes. Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.

Namanya sendiri diambil dari salah satu tokoh pewayangan Mahabrata, yaitu Arjuna.

Untuk mencapai puncaknya, kamu bisa memilih di antara 3 jalur yang tersedia, yaitu jalur Batu, Lawang dan jalur Tretes. Di kalangan para pendaki gunung, jalur Tretes adalah yang paling populer dan sering dipilih. Karenanya, dalam artikel ini, kamu akan mengetahui informasi tentang;

Jalur Pendakian Gunung Arjuno Via Tretes
Jalur Tretes sendiri adalah jalur yang paling terjal dan panjang di antara ke-2 jalur lainnya. Namun, keuntungan bila memilih Tretes adalah, kamu bisa mencapai 4 puncak dalam satu kali pendakian. Yaitu puncak Arjuno, Kembar 1, Kembar 2 dan puncak gunung Welirang.

Tracknya didominasi oleh batuan. Sedangkan untuk kebutuhan perbekalan air, sepertinya kamu tidak perlu merasa khawatir karna di sana terdapat banyak sumber air.

Informasi Transportasi Menuju Gunung Arjuno Via Tretes
Bila kamu naik bus, baik dari Semarang, Kudus atau Demak, kamu bisa menggunakan bus jurusan Pasuruan, Malang. Kemudian, turunlah di terminal Pandaan, Pasuruan. Setelah sampai di terminal tersebut, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojeg atau angkot menuju basecamp Tretes.

Bila naik kereta, kamu bisa turun di statsiun Gubeng, Surabaya. Kemudian naiklah angkot jurusan terminal, naik bus ke terminal Pandaan Pasuruan. Selanjutnya, sama percis bila kamu naik bus.

Pendakian Gunung Arjuno Lewat Tretes
Setibanya di basecamp Tretes, kamu diwajibkan untuk membayar biaya simaksi, sebesar 5 ribu per orang dan menyerahkan satu KTP untuk perwakilan rombongan. Cukup mudah dan murah, kan?. Di basecamp ini pun, kamu masih bisa menemukan warung dan penjual nasi keliling.

Basecamp Tretes – Pos 1 (Pet Bocor)
Perjalanan ini cukup dekat, kurang lebih, membutuhkan waktu 25 menit. Track berupa bebatuan dan sedikit menanjak. Jalur yang cocok untuk melakukan pemanasan, banyak bonusnya.

Sesampainya di pos 1, kamu bisa menemukan area tanah datar yang luas, sumber air dan warung yang menjual berbagai makanan. Sehingga, apabila berada di pos 1, disarankan sekali untuk melengkapi kebutuhan logistikmu.

Pos 1 – Pos 2 (Kokopan)
Selepas beristirahat di pos 1, perjalanan berlanjut dengan track yang masih berupa bebatuan. Tapi batu-batu di sini lebih tertata rapi karena sering digunakan oleh pengangkut belerang. Setengah perjalanan akan terasa ringan dan banyak bonus. Selepasnya track akan menanjak terus. Meskipun tidak terlalu miring, namun panjangnya tanjakan bisa mengukur ketahanan dengkulmu.

Pos 2 atau pos Popokan merupakan area tanah datar yang cukup luas, kamu bisa beristirahat terlebih dahulu di sana. Serta, di sini kamu bisa menemukan sumber air.

Pos 2 – Pos 3 (Pondokan)
Perjalanan menuju pos 3. Mula-mula track tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Namun, lama-kelamaan, track akan memperlihatkan wajah garangnya. Beberapa tanjakan panjang dengan kemiringan yang meningkat harus kamu hadapi. Mulai dari tanjakan Aras-Arasan, tanjakan Asu dan tanjakan Naga. Mendekati pos 3, track mulai imut, tidak terlalu garang.

Sesampainya di pos 3, kamu bisa melihat sekumpulan rumah-rumah kecil yang difungsikan untuk penyimpanan belerang. Tempatnya cukup luas, sehingga menjadikannya tempat paling ideal untuk mendirikan tenda, beristirahat sebelum summit, memburu sunrise pada keesokan paginya.

Dengan memperhatikannya, kita bisa tahu bahwa pos 3 ini merupakan persimpangan jalan antara puncak Arjuno di sebelah kiri, sekitar 4 jam perjalanan, dan puncak Welirang di sebelah kanan, sekitar 2 jam perjalanan. Jika puncak Arjuno yang dituju, maka kita akan melewati Lembah Kidang terlebih dahulu.

Pos 3 – Lembah Kidang
Dari pos 3, pilihlah jalur sempit di sebelah kiri. Sekitar 15 menit, setelah melewati track yang cukup datar berupa tanah dengan pemandangan rerumputan di pinggiran track. Kita sudah sampai di Lembah Kidang. Meskipun terlihat nyaman dijadikan tempat mendirikan tenda. Namun, lahan yang terbatas dan areanya yang sangat terbuka, sehingga memungkinkan angin kencang meniup tendamu, Lembah Kidang bukanlah tempat ideal untuk mendirikan tenda dan tidur.

Lembah Kidang – Puncak Gunung Arjuno
Selepas Lembah Kidang, jalur akan semakin buas. Sebab, kita harus melipir ke arah kanan terlebih dahulu, melewati 2 puncak kembar. Di antara Lembah Kidang dan puncak, terdapat dua tempat yang cukup kental akan mistis. Yaitu hutan Lali Jiwo (lupa diri) dan pasar setan dieng.

Hutan Lali Jiwo merupakan sebuah hutan yang dipenuhi oleh pohon cemara. Konon, hutan ini bisa menimbulkan lupa diri, berhalusinasi, tak terkendali atau tersesat. Berhati-hatilah dengan selalu memegang teguh keyakinan kepada tuhan YME.

Sedangkan, pasar setan merupakan sebuah kawasan luas yang dipenuhi oleh bebatuan. Konon, di tempat ini, banyak pendaki yang mendengar kebisingan, seperti sedang berada di sebuah pasar.

Setelah melewati pasar setan, sekitar 20 menit, kamu sudah sampai di puncak Arjuno.

Puncak Gunung Arjuno
Berada pada ketinggian 3.339 mdpl, puncak Arjuno lebih dikenal dengan nama puncak Ogal-Agil. Di sana terdapat tumpukan batu-batu besar sambil menikmati pemandangan yang sangat indah, berupa puncak Mahameru dan gunung Welirang.

Perkiraan Waktu Dalam Pendakian Gunung Arjuno
Basecamp Tretes – Pos 1 : 20 menit
Pos 1 – Pos 2 : 3 jam
Pos 2 – Pos 3 : 3 jam
Pos 3 – Lembah Kidang : 20 menit
Lembah Kidang – Puncak Ogal-Agil : 1 jam

Bila bermaksud juga menjamahi puncak gunung Welirang, kamu bisa kembali turun dan menemukan persimpangan, setelah melewati puncak kembar 1 dan kembar 2, sampailah kamu di puncak Welirang.

JALUR LAWANG
Mendaki Gunung Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung kita tuju dan arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang ( kira – kira 76 Km ) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dan Lawang kita naik kendaraan umum ( angkutan desa ) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km.

Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh Wonosari serta terus naik selama 3 – 4 jam perjalanan kita akan sampai di Oro -Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.

Dari Oro – oro Ombo menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6 – 7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan Lali Jiwo untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak ( curam ) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu – batu yang sangat banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak Gunung Arjuno.

Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atauMalang untuk menuju Batu kita dapat naik bus / Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu menuju Selecta menggunakan Colt ( angkutan pedesaan ). Selecta salah satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa Kebonsari.

Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang sayur – sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar – samar akan terlihat puncak Arjuno. Mendaki selama 5 – 6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1 – 2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 – 5 jam.

JALUR PURWOSARI
Transport Surabaya – Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam Pasar Purwosari Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-Perijinan Ijin bisa diurus Di desa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos. Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung Dusun Tambak Watu.

Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak menuju puncak Arjuno. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela – sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa macadam sampai menemui bak air / tendon air.

Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam Gua yang bernama Gua Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.

Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit Petilasan Eyang Abiyasa Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen dan dikiri kanan jalan dibentuk taman – taman yang sangat rapi dan bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa.

Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah. Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs Eyang Sekutrem. Petilasan ini dinaungi oleh pohon – pohon besar sehingga dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker.

Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum.

Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit Situs Eyang Sakri Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak Arjuno dijalur pendakian.

Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit Situs Eyang Semar ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini, meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para pejiarah.

Situs Eyang Semar-Wahyu Makutarama: +/- 30 menit Wahyu Makutarama Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air.

Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit Puncak Sepilar Bila dari Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar.

Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air yang disebut sendang drajad.

Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam Candi Manunggale Suci Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti ( Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan ). Dan di bawah tulisan ini tersebutlah namaMaha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah pengikut setia Bung Karno.

Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuno +/- 5 jam Puncak Gn.Arjuno. Disekitar puncak gunung Arjuno banyak terdapat batu – batu besar yang berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu yang sangat indah. Sangat disayangkan batu – batu besar di puncak gunung Arjuno ini telah dicemari oleh coretan – coretan tangan – tangan mereka yang mengaku “Pecinta Alam”.

Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru yang sangat menawan.

Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di puncak gunung Arjuno terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana ( kursi ) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuno, Jangan coba – coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar dari celaka.

JALUR BATU
Jalur pendakian dari arah batu, yang terletak di sebelah barat Gunung Welirang juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu, keadannya tidak berbeda jauh dengan jalur tretes, batu merupakan kota wisata memiliki panorama yang menarik. Batu disebut juga Kota Apel, dan mendapatkan julukan Swissnya Jawa, terletak dilembah Gunung Panderman dan lereng Gunung Arjuno. Memiliki kawasan wisata dengan sumber air hangat di Songgoriti.

Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik Bus atau kolt, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju Desa Sumber Brantas lewar Selecta. Kita bias berhenti di Selecta, yang juga merupakan kawasan wisata yang ternama, terletak pada ketinggian 1.200 mdpl, udara yang sejuk dan tersediasarana wisata yang menyenangkan, kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur yang segar. Di Selecta banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita sapat bermalam.

Di Desa Sumber Brantas (1.600 mdpl) terdapat mata air yang merupakan sumber dari Sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer, yang merupakan daerah lahan perhutani di Jawa Timur. Mata air ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan kepuncak. Dari Sumber Brantas mengikuti jalan aspal kearah Pacet-Mojokerto sejauh 8 Km, dan kita akan sampai di Cagar Alam yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo yang sedang dikembangkan fasilitasnya, untuk menikmati mandi air panas alami dari kaki Gunung Welirang.

Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum bias menurunkan kita di pos KSDA tetapi kita bisa minta turun dengan perjanjian di ujung desa. Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa kita memulai pendakian selama dua jam denngan melewati jalan berbatu yang menanjak dan lading sayur kea rah timur laut, sampai ke tepi Hutan Lali Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat puncak arjuno. Untuk menyingkat waktu perjalanan kita bias juga menyewa sebuah Jeep di desa Sumber brantas ini untuk mengantarkan kita sampai akhir kebun sayur di tepi hutan.

Setelah pendakian selama empat jam melintasi hutan tropis yang lebat, kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak gunung welirang dan gunung arjuno, tepatnya sebelah tenggara gunung kembar I. disini terdapat persimpangan kearah kiri untuk menuju gunung welirang perjalanan selama 2-3 jam dan kearah kanan menuju gunung arjuno perjalanan selama 4-5 jam. Perjalanan mendekati puncak Gunung welirang di lereng sebelah barat, kita akan dimanjakan dengan padang edelweiss, di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang, Tupai, Lutung

Nah semoga informasi diatas bisa bermanfaat untuk anda yang ingin melakukan perjalanan mendaki gunung arjuno tersebut.


There is no ads to display, Please add some

Related posts

Meriahkan HUT RI ke 74 desa Pucung sabet juara lomba nasi Tumpeng

Penulis Kontroversi

Kemkominfo-MPN Gelar Pameran Foto Refleksi Pemilu

Penulis Kontroversi

Kades Wahas Remajakan Makam Melalui TPT dan PJU

Penulis Kontroversi

Leave a Comment